REVIEW JUNI: TITIAN TAKDIR
Judul: Titian Takdir
Penulis : Bintang_Senja_
Jumlah bab dibaca: 15 bab
Status: On Going
Genre: Young adult
Hasil investigasi:
Saya pilih cerita ini karena ngiranya ini fiksi remaja dan pengennya baca yang ringan-ringan, tapi selama membacanya saya rasa cerita ini kurang cocok ditempatkan pada genre itu.
Genre fiksi remaja ditujukan pada pembaca berusia 12-18 tahun yang membahas masalah seputar dunia remaja, tapi di sini karakternya sudah bekerja dan dewasa.
Oke, untuk pembahasan satu ini biarlah berlalu, mari masuk ke ceritanya.
Saya sudah lama tidak baca cerita angst karena bacaan jenis ini sering menguras emosi dan topiknya cenderung berat. Jadi saya review sekadarnya saja ya hehe.
Sekilas pendapat tentang cerita :
Waktu memilih judul, selain karena pengen baca genre fiksi remaja, saya penasaran setelah membaca judulnya. Titian takdir? Soal apa ini? Pas nengok blurb nya, tentang teman suka teman. Oke, juga lah. Eh ternyata kejebak cerita angst.
Setelah baca lebih jauh, cerita ini ternyata lebih rumit dari sekadar teman suka teman. Mengisahkan tentang Rizhan yang memendam trauma masa lalu atas tragedi keluarganya. Ibunya meninggal dibunuh ayahnya dan ayahnya mendekam di penjara karena perbuatannya itu. Selama cerita saya melihat pergolakan batin Rizhan dalam menghadapi traumanya. Beruntung di dalam keterpurukannya, dia tidak sendiri. Dia punya support system-nya, Nabila dan Agam.
Agam di sini kalau kayak pedal mobil, dia kebagian gasnya. Dia selalu mengajak Rizhan buat menghadapi traumanya, mulai menyembunyikan ayahnya yang sudah bebas dan perlahan mempertemukan mereka, atau membawa Rizhan membuka kenangan masa lalu di rumah yang sudah dia tinggalkan. Sedangkan, Nabila kebagian pedal rem (meski karakternya suka ngegas). Dia selalu ada buat Rizhan mendukungnya. Saya suka harmoni tiga karakter ini.
Sayangnya, ini yang membuat mereka jadi kena cinta segitiga.
Kritikan :
Ide ceritanya sudah cukup bagus, tetapi sepertinya harus dieksekusi lebih rapi.
Dari awal sampai bab 15, penulis memang menunjukkan secara perlahan perkenalan hidupnya Rizhan seperti apa, ketemu sama teman dan diajak ke tempat yang membuatnya menghadapi masa lalu dan bertemu ayahnya, semua terkesan berhubungan. Namun, saya kurang menemukan faktor pendorong kuat kenapa Rizhan harus menghadapi traumanya.
Dia sudah trauma selama sepuluh tahun, sulit tidur karena terbayang masa lalunya, lalu semua berubah ketika Agam datang, mengingatkan tentang masa lalunya dan hanya secara verbal menyuruhnya menghadapi trauma? Akan lebih baik ada bumbu dramatis yang menghimpit Rizhan supaya mau membenahi hidupnya, seperti mungkin datangkan ayahnya lebih awal dan tinggalkan dia di rumah Rizhan, dan mau tidak mau Rizhan harus menghadapi tinggal sama ayahnya yang sedang mencoba bertobat.
Himpit karaktermu dalam masalah yang membuat mereka berpikir, "Kalau saya tidak bergerak saya bisa tidak mencapai tujuan saya". Dalam hal ini mungkin tujuan Rizhan adalah memaafkan ayahnya dan tujuan lainnya adalah bahagia sama dirinya sendiri dan pacaran sama Nabila. Buat cerita lebih bergejolak supaya pembaca bisa menikmati proses karaktermu dalam memaafkan dalam pengalamannya. Oh iya, bagian masalah pacaran sama Nabila sudah cukup bagus.
Saya juga masih merasa selama cerita semua-semuanya diberitahukan penulis meski penulis sudah mencoba untuk menampilkannya secara visual. Saya sering menemukan percakapan diri sendiri ditulis dengan dialog, ini terasa janggal karena tidak banyak orang yang bicara seperti ini di dunia nyata, kecuali para pemain sinetron. Lebih baik dinarasikan saja.
Untuk penggunaan diksinya sudah cukup beragam dan mendayu-dayu ala angst. Cocok, tetapi belajar lagi lebih deskriptif mendeskripsikan suatu tempat atau perasaan.
Saran :
Perkuat premis dan outline agar cerita lebih terarah. Pelajari juga kapan harus menceritakan lebih detail tentang satu bagian, kapan hanya perlu sekelewat saja. Baca lebih banyak buku agar mengetahui cara membuat dialog lebih luwes dan narasi tidak terkesan tell.
Terakhir, maaf kalau ada kalimat yang kurang pantas di hati, semangat terus belajar dan berkarya, dan terima kasih sudah menuliskan cerita ini!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro