Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

18 - We Just Want To Hear 'Please' From You

Catherine mengerutkan alis saat melihat Aaron mendekati Number Zero alias Asgall tanpa peringatan. Dia sudah bisa menebaknya, Aaron akan bertindak gegabah seperti biasanya. Namun, menghadapi Asgall tidak boleh main-main atau tidak, nyawa akan menjadi konsekuensinya.

Tinggal sedikit lagi, Aaron mencapai Asgall. Tujuannya adalah menjadikan Asgall sebagai objek penyerap domain-nya sendiri. Kemungkinan berhasilnya kurang dari lima puluh persen karena Asgall sebagai pemilik domain bisa mengendalikan seberapa besar kutukan yang akan dibutuhkan dan dikorbankan. Jika gagal, kutukan akan memakan Aaron dan keberadaannya akan dilupakan dari dunia.

Tentu saja, Catherine tidak bisa membiarkan jasa penyelamat hidupnya terbuang sia-sia. Dia pun memberi tahu ke Day dan Neil tentang rencana Aaron, kemudian mereka menyetujuinya untuk membantu Aaron.

Sejak awal pertemuan Aaron dan Catherine dengan Asgall, Cain sudah menganalisis kekuatan mereka berdua. Aaron lah orang yang paling diantisipasinya. Keberadaan Aaron bisa menggagalkan rencana yang dibuatnya lebih dari seratus tahun. Maka itu, ketika Aaron hendak mencapai pergelangan tangan Asgall, Cain bertindak cepat dengan menendangnya amat keras hingga Aaron terdorong jauh.

Untungnya, Day dan Neil sudah bersiaga di tempat yang sekiranya Aaron terdorong karena tendangan dan menahan tekanan tubuh Aaron agar tidak tertabrak dinding gedung.

"Terima kasih, kalian berdua. Tapi, bisakah kalian menjauh dari tempat ini? Ini bukan tempat untuk kalian. Aku tidak bisa membiarkan kalian berdua mati karena misi yang terlalu berbahaya ini," perintah Aaron setelah dirinya bisa berdiri tegak lagi.

Neil yang merasa diremehkan oleh komandannya sendiri pun jengkel dan memberi pukulan ke perut Aaron. Sayangnya, Aaron berhasil menahannya meski harus bersusah payah. Tenaga di dalam dirinya sudah terkuras habis setelah ditendang Asgall.

"Bodoh! Nyawamu terancam di sini dan masih bisa berbicara begitu? Kami bawahanmu dan berkatmu, kami hidup hanya untuk membayar kebaikanmu. Setidaknya, kami hanya ingin mendengar kata 'tolong' darimu, Komandan."

Hampir semua anggota unit yang dipimpin Aaron pernah diselamatkan olehnya dari kematian. Meski para anggotanya membenci Aaron yang selalu bersikap seenaknya, mereka selalu menghormatinya dari lubuk hati yang paling terdalam.

Aaron sangat menghargai mereka yang menghormatinya. Namun, di situasi ini, dia hanya ingin bawahannya yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri tetap hidup untuk masa depan Kekaisaran Northoriale yang cerah.

Selanjutnya, Day yang bersuara. "Komandan, sekarang Wakil Komandan akan memancing perhatian Number Zero. Jadi—"

Aaron sama sekali tidak bisa menyembunyikan keterkejutan sekaligus kekhawatirannya. "Catherine? Jangan bercanda, aku takkan mengizinkannya." Terlambat. Catherine sudah mencabut pedangnya yang tertancap di tanah dan menghunuskannya ke depan.

Aaron segera mengambil tindakan dengan mengambil langkah. Namun, tangan seseorang menahan pundak Aaron dari belakang. Tak terduga, orang itu adalah Jay.

Jay mengamati Aaron cukup lama, bahkan Aaron sendiri merasa tidak nyaman dengan tatapannya. Sejak dulu, Aaron tidak ingin terlibat dengan Jay.

"Anda benar-benar komandan yang sangat menarik ya, Komandan Aaron Norris. Aku tidak pernah melihat komandan yang berani mempertaruhkan nyawa demi bawahannya. Sudah sejak lama, ada yang ingin kutanyakan kepadamu." Dengan seringai lebarnya, dia bertanya, "Untuk apa Anda melindungi mereka mati-matian, padahal mereka tidak selamanya menjadi bawahanmu? Ataukah Anda menyelamatkan mereka semua dengan sengaja karena punya motif lain yang tidak boleh diketahui siapa pun?"

Jay sengaja memprovokasinya. Namun, Aaron tetap mempertahankan ketenangannya meski Catherine mulai berhadapan dengan Asgall. Tak ada yang tahu apakah yang diucapkan Jay merupakan fakta atau bukan.

Dua pisau kecil dihunuskan ke leher Jay, depan dan belakang dengan jarak tidak sampai sesenti. Tanpa segan-segan, Day dan Neil mengacungkan senjata kepada orang yang berani menghina Aaron yang sangat mereka hormati.

"Jaga mulutmu, bedebah." Neil memandang Jay dengan penuh intimidasi.

Namun, Jay tidak takut dengan ancaman di sekitarnya. Justru dia hanya mengangkat tangan, pertanda tidak akan berbicara lebih lanjut lagi. Tak lama, Day dan Neil menurunkan senjata dan membiarkan Aaron yang berbicara.

"Ah, aku baru ingat." Aaron mengambil satu langkah lebih dekat ke Jay. "Aku ingat suaramu sekarang, suara yang pernah memprovokasi Anya. Apa aku salah?" bisiknya, sengaja agar Day dan Neil tidak perlu mengetahui sesuatu yang akan membuat mereka terlibat ke situasi berbahaya.

Hanya Aaron seorang yang mengetahui jawabannya. Jawaban yang tidak meyakinkan, namun pasti. Jay perlu diwaspadai. Seorang informan mustahil tidak mengetahui segalanya. Mereka juga pintar dalam menyamar ataupun berbohong. Meski pun nantinya Aaron menginterogasinya, jawaban yang dicarinya tidak akan keluar dari mulut Jay.

Kembali lagi ke Asgall. Baru sebentar saja mereka mengalihkan pandangan dari pertarungan antar Catherine dengan Asgall, Asgall mulai tampak kewalahan. Inilah kutukan Catherine yang sesungguhnya. Dia menduplikasi kutukan Neil dan menambahkan esensi keunggulan ke dalam kutukan tersebut. Selama dia memberi serta menangkis serangan, matanya terpejam. Jika sudah terlatih, Catherine bisa melihat Asgall dari sudut pandangan orang lain.

Berkat kutukannya yang berguna, Aaron mempercayakan posisi wakil komandan kepadanya. Keberadaannya membuat Aaron sealu merasa aman.

"Untuk saat ini, mempercayakan ke Wakil Komandan hanya satu-satunya yang bisa kita lakukan sekarang. Sebentar lagi Number Zero mulai melemah dan jika Wakil Komandan memberikan kode kepadamu, luncurlah ke sana," ucap Day kepada Aaron.

Aaron mengepalkan tangan lebih erat, tidak tahan dengan pemandangan di depannya. Tugas Catherine sebagai Wakil Komandan hanya semata untuk melindungi Aaron, tak ada yang lain. Kenapa Catherine sampai mempertaruhkan nyawa demi dirinya?

Hanya dalam beberapa detik, Aaron telah membulatkan tekad. Meski rencana para bawahan tidak berjalan lancar sesuai ekspektasi, keselamatan mereka merupakan prioritas. Saat Aaron hendak mengambil langkah, Day dan Neil berusaha mencegatnya dengan susah payah. Aaron tetap tidak berubah pikiran.

"Catherine takkan bertahan lama juga tanpa ada yang membantunya. Jika aku yang akan ikut turun tangan, ini bakal cepat selesai." Kalimat selanjutnya, suara Aaron berbisik, "Aku tidak ingin terjadi lagi kedua kalinya..."

"Hei," Mendengar suaranya, Aaron mulai berwaspada dengan ekspresi yang masih tenang. Jay tak pernah berhenti menyeringai, apakah dia dalam suasana hati yang baik atau ada niat tersembunyi?

"Itu bakal merepotkanmu, Komandan. Jika boleh, bagaimana aku saja yang membantu Wakil Komandan Catherine?"

Meski Aaron masih mencurigainya, mendengarkan permintaan seorang elite termasuk salah satu tugas komandan. Di dalam rencananya, Jay akan menerjang ke medan pertarungan mereka sebagai umpan dan di waktu itulah Aaron akan mendapatkan kesempatan menyentuh Asgall secara diam-diam dari belakang punggung.

Rencana seorang informan memang menarik, tetapi apa Jay bisa dipercaya seratus persen?

Aaron sangat menyesal dengan keputusannya sendiri. Memercayai Jay merupakan suatu kesalahan besar. Entah itu disengaja ataupun tidak menunjukkan aksinya yang sulit dipercaya.

Ketika Jay berlari ke tempat Asgall dan Catherine berada, Aaron mengikutinya dari belakang dengan jarak satu meter. Agar bisa mengganggu sebentar pertarungan mereka, Jay melompat tinggi yang nantinya akan mendarat di tengah-tengah mereka. Namun, itu hanya ilusi. Hanya Aaron dan Catherine yang menyaksikannya.

Jay mengarahkan moncong senjata ke tenggorokan Catherine. Aksi tersebut gagal karena Catherine cepat-cepat menghindar dan melompat mundur ke tempat Day dan Neil berada.

Menyampingkan maksud dari tindakan Jay barusan, Aaron mengambil kesempatan ini untuk mendekati Asgall selagi Jay mengalihkan perhatian Asgall. Akhirnya Aaron berhasil melakukannya, menyentuh punggung tangan Asgall dan Last Blessing pun aktif. Tanah bergetar hebat, kutukan domain milik Cain terserap ke tubuh Asgall tanpa cacat. Namun...

Operasi ini terbilang tidak berhasil. Cain sudah memperkirakan ini akan terjadi, maka itu dia membalikkan kekuatan dari Last Blessing dengan kutukan milik sendiri. Dengan kata lain, Last Blessing justru menambahkan kutukan cadangan, tetapi domain sudah tidak aktif lagi.

Tak ada harapan lagi untuk menang. Melawan Cain menguras banyak tenaga dan di antara mereka sudah mengeluarkan seluruh kutukannya. Mundur. Kata mundur hanya satu-satunya kata yang terlintas di kepala Aaron.

Aaron pun berlutut karena sudah kehabisan tenaga. Kemudian, Jay mendatanginya untuk membantunya kabur dari tempat tersebut. Jay sendiri sudah menduga dari awal, mengalahkan Cain Schwarzene sangat mustahil.

Saat Jay hendak mengangkat lengan kiri Aaron untuk dilingkarkan di lehernya, tanah bergetar lagi. Terlambat mereka menyadarinya. Jay pun terburu-buru bangkit, lalu melompat ke atap gedung terdekat sembari merangkul Aaron. Dan...

"Matilah, para manusia bodoh."

Dua laser yang mengandung kutukan artifisial Snowstorm melaju dengan cepat ke Jay. Jay terpaksa melempar Aaron ke atas agar mereka berdua sama-sama bisa menghindar serangan tersebut. Hasilnya, Jay menghancurkan dinding sebuah gedung yang terakhir dia injak, sedangkan Aaron terjun ke atap gedung yang sama dan hancur juga.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro