Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

12 - The Real Document

Aaron termangu di tempat. Catherine sampai menyebut namanya tanpa panggilan hormat mengartikan bahwa dia sudah muak dengan pekerjaan milik Aaron seharusnya. Masalah pertama Catherine memang tidak salah, Aaron mengakuinya. Aaron pun berniat kalau suasana hati Catherine sudah membaik, dia akan meminta maaf atas semua kesalahan sekaligus berterima kasih atas kerja kerasnya.

Namun, Aaron sangat menyangkal tentang masalah kedua Catherine. Alasan kabur dari pekerjaan kali ini berbeda dari sebelumnya. Dia juga tidak mungkin memanfaatkan Greum yang sudah seperti adiknya sendiri demi kepuasan diri.

Ketika Aaron hendak membuka mulut, Catherine langsung menyorot tajam. Aaron bingung. Dia takut salah bicara dan malah membuat suasana hati Catherine semakin buruk. Masalah yang dihadapi Aaron terlalu rumit, terutama saat ini dia tidak bisa menemui Supervisor Divisi Pengawas.

"Umm... Catherine. Aku ke sini bukan untuk bermain-main. Aku meminta bantuan Greum karena hanya dia yang bisa melakukannya. Lagi pula, saat ini aku dicurigai Supervisor," jelas Aaron dengan nada membujuk.

"Dicurigai karena apa? Apa karena kau sering menghilang tanpa pemberitahuan?" Catherine menyilangkan tangan seolah sedang menginterogasi Aaron.

Aaron menelan ludah. Dia tidak bisa memberi tahu apa yang telah diperbuatnya sampai dicurigai ratusan Supervisor. Namun, dia benar-benar sudah tidak tahan sorotan tajam dari Catherine. Apa boleh buat, ini demi mendapatkan kembali kepercayaan dari Catherine.

Sayangnya, reaksi Catherine tidak sesuai ekspektasi Aaron.

"Komandan bodoh! Kenapa kau melakukan itu, bodoh? Mencuri dokumen sepenting itu benar-benar perbuatan paling terbodoh!" Napas Catherine tersengal-sengal saking kesalnya. Dia menyesal telah mengikuti komandan yang paling terbodoh menurutnya.

Aaron mengangkat tangan, berusaha menyanggah hal tersebut. "Apa boleh buat, ini demi mengembalikan ingatan Greum. Tanpa dokumen itu, musim semi akan menghilang selamanya dan begitu pun dengan ingatan Greum. Apa kau menginginkan itu?"

Catherine tampak terkesiap dan segera menggoyangkan bahu Aaron. "Greum masih belum siap menghadapi masa lalu dan kau memaksanya mendapatkan kembali ingatan yang hilang. Aku takkan memaafkanmu jika kau menyakitinya, ingat itu." Suaranya terdengar parau. Dari lubuk hatinya yang paling terdalam, dia benar-benar ingin melindungi Greum.

Aaron menutup mulut rapat-rapat, mengantisipasi untuk tidak mengatakan hal yang sembarangan. Catherine berkata begitu karena dia sendiri juga hilang ingatan dan ditemui Aaron di sekitar Menara Estacia saat delapan tahun yang lalu, tepat sebelum Aaron memungut Greum. Dia hanya mau ada teman yang sama-sama hilang ingatan. Dengan kata lain, Catherine tidak ingin ingatan Greum kembali selamanya.

Tak lama, Aaron mengelus-elus kepala Catherine, cara yang selalu dipakainya untuk menenangkannya. Dia akan kembali bicara sampai Catherine tenang dan tidak terbawa emosi lagi karena berkaitan dengan Greum.

Saat Catherine mulai tampak tenang, dia mempersilakan Aaron untuk berbicara lebih lanjut tentang dokumen yang dicurinya. Dia tahu tak mungkin Aaron mencurinya tanpa alasan. Sejak hari dia diselamatkan oleh sang Komandan, dia bersumpah untuk mempercayainya meski Aaron dalam situasi terburuk.

Semua ini berawal dari ketertarikan Aaron terhadap sejarah 'The Lost Fairytale' sejak setengah tahun yang lalu. Demi menjawab semua rasa penasarannya, dia berkeliling ke seluruh penjuru Kekaisaran Northoriale untuk mencari informasi yang berguna, bahkan dia perlu terjun ke dunia bawah. Informan dari dunia bawah mempunyai informasi lebih banyak dibanding informan legal. Dan pada saat itulah dia mengetahui bahwa pemilik kutukan Snowstorm adalah Anya. Informan tersebut juga memberikan dokumen berisi latar belakang Anya beserta kronologi di masa lalunya.

"Di dokumen tersebut, aku mendapatkan nama tak asing. Professor Giovanni Micheil dan Number Zero. Apa kau juga merasa begitu?" tanya Aaron.

Catherine memasang wajah penuh kebingungan. "Kalau Professor Giovanni, mungkin aku tahu. Dia membuat eksperimen manusia biasa mempunyai kutukan artifisial tanpa sepengetahuan Pusat Penelitian. Lalu, siapa Number Zero ini? Dan bagaimana mereka berdua punya keterkaitan dengan 'The Lost Fairytale'?"

Aaron memulainya dari Professor Giovanni Micheil. Di dalam eksperimennya ada dua subjek. Kutukan artifisial yang ditanamkan di subjek eksperimen tidak sepenuhnya buatan. Professor membagi kepada kedua subjeknya secara tidak adil. Satu subjek ditanamkan kutukan murni sepenuhnya, sedangkan satunya lagi hanya punya kutukan murni sebagian dan sisanya buatan. Konon, katanya kutukan murni tersebut berasal dari masa lalu, lebih tepatnya pada masa terlahirnya 'The Lost Fairytale'. Cara mendapatkannya masih belum diketahui.

"Apa kamu pernah melihat data korban jiwa 'The Lost Fairytale'? Angka korban dimulai dari nomor nol atas nama Cain Schwarzene. Ini masih spekulasi, namun tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Number Zero dirasuki olehnya. Sebelum kematiannya, dia sudah bersumpah akan membalaskan dendam kepada Kekaisaran Northoriale. Di sinilah sumpahnya akan menjadi kenyataan."

Cain Schwarzene. Entah kenapa, Catherine merasa familiar dengan nama tersebut. Aaron melanjutkan penjelasannya dan Catherine menyimaknya kembali.

Beberapa minggu yang lalu, para Supervisor berkumpul di ruang bawah tanah yang hanya bisa dimasuki mereka. Aaron yang selalu dihantui rasa penasaran menerobos segel pelindung di ruang bawah tanah sehingga dia bisa menguping isi rapat mereka. Supervisor yang memimpin jalan rapat itu memegang sebuah dokumen tanpa nama pemilik, dengan judul 'Kronologi Terciptanya Kutukan Snowstorm'. Di dalam dokumen tersebut, semua informasi penting terkait kutukan artifisial terungkap, bahkan akhirnya mereka tahu penyebab kematian Professor Giovanni.

Rapat rahasia itu berjalan hampir setengah hari. Aaron menunggu mereka selesai rapat, lalu mengamati di mana dokumen tersebut disimpan. Meski dia bertujuan mencuri dokumen rahasia tersebut, tak ada alasan baginya untuk mencuri. Menjawab rasa penasarannya, itu saja.

"Tunggu. Kau nggak menjelaskan hasil rapat itu. Apa itu misi besar sekarang?" Catherine menyela sebentar dan dia tidak menyangka tebakannya benar.

"Keputusan awal adalah mengunjungi rumah Anya untuk menginterogasinya. Namun, seseorang memprovokasi Anya bahwa dialah penyebab kasus tujuh tahun. Kutukannya murni sehingga tak ada satupun bisa membantah argumen tersebut. Dan pada saat itu," Aaron berhenti sejenak, suaranya mulai memelan. "aku berpikir, aku harus menyelamatkan gadis itu bagaimanapun caranya. Firasatku mengatakan bahwa dia tidak bersalah."

"Jadi, itu alasanmu mencuri?" Setelah mendapatkan jawaban berupa anggukan dari Aaron, Catherine bertanya lagi. "Apa kau lihat wajah orang yang memprovokasinya?"

Aaron menggeleng. "Setelah aku mencuri dokumen itu, aku langsung melesat ke lokasi rumah Anya. Di sana, aku menemukan sesuatu yang menarik sebelum aku berhadapan langsung dengannya."

Catherine memasang wajah penuh keterkejutan. Dia tidak menyangka nama tersebut keluar dari mulut Aaron.

"Ulrich, kau bilang? Si kutukan Snowstorm bersamanya?" tanya Catherine tidak percaya. Jika benar begitu, apa Elaine mengetahui soal itu?

"Mereka tampak dekat sekali seolah mereka sudah berteman sejak lama. Aku menunggu sampai Anya sendirian, tak mungkin aku menunjukkan wajah di hadapan Ulrich. Pada saat itulah aku mendapatkan semua kebenaran."

Aaron melemparkan sesuatu dari tas kecil yang dibawanya ke meja di depannya. Rupanya itu sebuah dokumen yang mereka bicarakan sedari tadi. Ketebalannya lumayan, itu berarti si pengobservasi benar-benar melakukan pekerjaannya.

"Anya bilang, Ulrich lah yang menulis dokumen ini. Dia juga mengaku isi dokumen ini asli. Karena kutukan di dalam dirinya, dia menderita selama ini. Musim dingin tanpa henti menjadi tanggung jawabnya, saudaranya tidak sadarkan diri sejak tujuh tahun yang lalu. Aku benar-benar ingin menolongnya, namun..."

Aaron tidak jadi melanjutkan kalimatnya karena merasa ragu. Catherine tahu betul alasannya. Aaron sebagai komandan tidak punya posisi untuk melakukan hal tersebut. Karena itulah, seorang bawahan yang paling bisa diandalkannya mengambil alih posisi tersebut.

"Maka itu, kau menyuruh Greum ke sana sebagai gantinya. Begitu?" Catherine menghela napas lega, setelah mengetahui keseluruhannya. "Seharusnya kau bilang dari awal. Aku juga bisa membantumu, tahu."

Mata Aaron melebar mendengarnya. Dia senang Catherine bersedia membantunya, tetapi dia punya alasan khusus yang membuat Catherine tidak boleh membantunya kali ini. Aaron pun langsung mengganti topik pembicaraan agar tidak berlarut-larut di masalah tersebut.

"Ngomong-ngomong, tadi aku mampir sebentar ke kantor unit dan di sana kosong melompong. Mereka pada ke mana?" tanya Aaron dengan nada santai.

"Kalau soal itu, aku hanya tahu Day dan Neil. Mereka berdua kukirim ke misi besar. Aku memilih mereka karena ada alasan."

Kemarin, Catherine melihat Day sengaja menghapus ingatan dua hari yang lalu demi melindungi Greum. Maka itu, Catherine ingin Day mencari tahu apa yang dilakukan Greum sekarang agar tidak terjadi kesalahpahaman. Tentang Neil, Catherine pernah mendengar desas-desus bahwa Neil pernah tinggal di Kota Taris sewaktu kecil. Dengan adanya Neil, mereka berdua takkan tersesat di sana.

Entah kenapa, tiba-tiba Aaron terkekeh pelan yang lama-kelamaan tertawa keras dan berlebihan. Catherine terheran sekaligus merasa merinding. Namun, Aaron mendadak jadi gila sudah menjadi hal yang wajar.

"Tampaknya, situasi kali ini semakin menarik." Aaron bergumam pelan dengan seringai lebar.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro