Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

~5: Rebellion~

"Sou-chan. Aku lelah~"

"Tamaki-kun, bersemangat lah. Kita masih ada satu pekerjaan lagi setelah itu kita pulang"

Kedua orang yang berasal dari sub unit yang sama itu tengah berjalan di jalan setapak, mereka ingin pergi ke lokasi terakhir pekerjaan mereka hari ini.

Mezzo" lah nama sub unit itu, grup sub unit yang terdiri dari Osaka Sougo dan Yotsuba Tamaki.

"Hah~ aku ingin makan Ousama Pudding"

"Kau sudah memakannya tadi Tamaki-kun"

Dengan menggunakan masker dan topi, mereka berjalan seraya melihat-lihat kota. Entah mengapa, suasana kota hari ini sedikit.. um....ricuh?

Tadi saat mereka istirahat di tempat pekerjaan yang sebelumnya, ada berita mengenai sekelompok orang-orang yang bermain senjata api dan ada yang mengatakan jika dua diantaranya mirip bahkan sama dengan mereka.

"Sou-chan. Apa kabar yang kita dengar tadi itu benar?"

"Itu mungkin hanya hoax Tamaki-kun. Tidak mungkin kita bisa ada di dua tempat secara bersamaan dan untuk apa kita bermain senjata api"

Tamaki mulai mempercayai perkataan Sougo, lagi pun dia juga tidak berani memegang senjata api. Jangankan memegang, melihat atau mendengar suara tembakan dari benda itu saja sudah membuatnya ketakutan setengah mati.

Manik biru langitnya menangkap sesuatu di ujung jalan, sekumpulan orang yang ia kenal dan ia ketahui tengah berjalan ke arah mereka.

"Sou-chan lihat"

Dia menarik lengan baju Sougo, pemuda dengan manik lavender yang tengah melihat-lihat isi ponselnya langsung melihat ke arah depan.

"Itu bukannya Yama-san, Gakkun dan Minacchi"

"Kau benar. Tunggu. Pakaian mereka aneh dan kenapa Natsume-san membawa pistol?!"

"Apa mereka sedang syuting film Sou-chan?"

Sougo berpikir sebentar, Sepertinya mereka memang sedang syuting film. Mengingat Gaku dan Minami juga pintar dalam dunia berakting, mungkin saja mereka sedang melakukan pengambilan gambar di sekitar sini.

Orang-orang tersebut mulai mendekat ke arah mereka.

"Libel-san~! Ini tempat apa?!~"

Si Surai cream terlihat ketakutan dan sedari tadi memeluk lengan pemuda bersurai abu-abu. Si Surai hijau melihat-lihat ke sekeliling, matanya selalu melihat kesana kemari dan ia terlihat antusias.

"Entahlah. Cura, kau tahu kita dimana?"

Tak ada jawaban, dia langsung menoleh kebelakang dan melihat sang partner yang tengah memandangi sebuah toko.

"Cura!"

"Ah iya?"

"Sedang apa kau? Tidak lihat kita sedang terdampar di sebuah tempat aneh dan kau malah melihat-lihat bangunan itu"

"Maaf. Aku hanya penasaran"

Tamaki dan Sougo masih menatap ketiga orang itu dengan raut penasaran, mereka menjadi tak yakin jika ketiganya sedang melakukan syuting film. Ketiga orang itu terlihat......

Tidak berdrama sama sekali, seolah yang mereka lakukan memang bukanlah sebuah peran atau dialog.

Tamaki menoleh ke sekitar, dia berusaha mencari sebuah kamera yang mungkin saja ada di sekitar mereka namun dia tidak menemukan apapun, hanya orang-orang yang berjalan menuju tempat tujuan masing-masing.

'tidak ada kamera atau apapun... Apa mereka benar-benar sedang syuting film?'

Ketiga orang itu berhenti tepat di depan mereka, menatap Mezzo" dengan tatapan heran begitupun dengan Mezzo" yang juga menatap mereka heran.

"Yama-san/Placer dari Kokujohyako..."

"Eh?"

Tamaki menunjukan pria bersurai hijau itu begitu juga dengan si pria yang di tunjuk. Dia menunjuk Tamaki juga dan bergumam sesuatu.

"Hah? Aku bukan Placer, Yama-san!"

"Aku juga bukan Yama-san! Nama ku Cura!!"

Sougo dan kedua orang yang berdiri di belakang Cura kebingungan. Kedua orang ini malah berdebat.

"Kau kenal orang ini Cura?"

"Dia Placer dari Kokujohyako yang berada di distrik 12 di Ground. Dia dan kedua temannya merupakan pembunuh dan juga orang yang menentang kebijakan Ark sama seperti kita tapi kita berbeda dengan mereka. Jika kita ingin membuat kesepakatan dengan Tenshi maka Kokujohyako ingin membunuh Tenshi dan seluruh warga Ark"

Sougo dan Tamaki memiringkan kepala mereka. Apa yang ketiga orang ini bicarakan? Ark? Tenshi? Dan Kokujohyako? Apa semua itu? Mereka tak mengerti akan semua itu.

"Hee~ berarti mereka musuh kita?"

"Kami bukan musuh mu, Minacchi--"

Sougo menarik Tamaki mundur lalu berbisik padanya.

"Tamaki-kun. Mereka bukan lah Yaotome-san, Yamato-san dan Natsume-san yang kita kenal"

"Apa maksud mu Sou-chan? Jelas sekali kan mereka itu Yama-san--"

"--Dengarkan aku! Memang wajah mereka sama dengan Yamato-san dan yang lain tapi mereka bukan orang yang kita kenal. Mereka....."

Sougo melirik sebentar ketiga orang itu dan lalu kembali ke Tamaki.

"...bukan berasal dari tempat ini.."

"A....a...a..."

"Konoe.. mengapa dia sangat terkejut?... Apa ada yang salah dengan ku.."

Riku masih terkejut, dia tak percaya dengan apa yang ia lihat dengan mata kepalanya. Sedari tadi dia terus menatap orang itu dengan wajah terkejut walau sudah di tenangkan Iori tapi tetap saja dia tidak bisa tenang.

Iori juga sama terkejutnya tapi dia masih bisa menenangkan dirinya sendiri. Dia terkejut melihat salah satu diantara orang itu sangat mirip dengannya, dari model rambut, bentuk mata sampai tinggi mereka pun sama persis seolah orang itu adalah cetakan dirinya yang lain.

"A-anu... Dia kenapa?.. apa dia akan baik-baik saja?..."

Iori menatap pemuda bersurai mint itu lalu mengangguk pelan.

"Ya... Dia hanya sedikit terkejut--horaa Nanase-san. Bisa kau tenang? Kita masih dalam situasi yang buruk"

"Iori... Aku ada dua... Bagaimana bisa?.."

"Aku juga terkejut Nanase-san. Terlebih..."

Iori menatap pemuda yang wajahnya mirip dengan dirinya.

"... orang itu mirip sekali dengan ku.."

Riku menatap Iori dengan wajah terkejut lalu ekspresi nya berubah menjadi wajah ketakutan akan sesuatu.

"Apa kita akan mati?.."

"Jangan mengatakan hal yang aneh!!"

Iori langsung mencengkeram pundak Riku lalu mengguncangkan dirinya. Apa yang lelaki ini pikirkan? Kenapa tiba-tiba berbicara tentang kematian?!!

"Ka-Kau tahu Doopelganger kan? Aku pernah mendengar cerita jika kau bertemu dengan Doopelganger yang mirip dengan mu maka kau akan mati.."

"Itu hanya ada di buku dongeng Nanase-san!!"

Argh-- Iori bisa gila jika seperti ini! Pemuda di depannya ini terlalu syok sampai mengatakan hal yang aneh dan memangnya ada Doopelganger di zaman seperti ini?!

"Ta-tapi dia sangat mirip dengan ku Iori... Aku takut.."

"Kau pikir hanya kau, aku juga! Terlebih orang itu juga mirip denganku!"

Iori menunjuk seseorang yang berdiri tepat di belakang si Surai merah maroon. Wajahnya tampak datar dan tak berekspresi sama sekali.

"Itu... Maaf mengganggu..tapi bisa kah kalian menghentikan mereka?.."

Surai mint yang sejak tadi mereka abaikan mulai mengeluarkan suara, dia menunjuk sekumpulan orang yang tengah bertarung walau belum terlalu parah.

Terlihat Schau yang ingin menembak namun selalu di tahan oleh si surai perak panjang. Vida dan Horca berusaha menghindari pukulan dan ayunan pedang dari lawan didepannya tanpa senjata, Placer sendiri masih berusaha memanasi Schau.

Sungguh kacau.

Terlebih dua orang berbeda Surai dengan pakaian hitam itu hanya menonton mereka.

Jangan lupakan para penggemar yang malah merekam aksi 'idola' mereka menggunakan kamera ponsel.

Riku dan Iori langsung tersadar dengan apa yang terjadi.

"HE-HEI KALIAN!! JANGAN MEREKAMNYA ITU BERBAHAYA! KALIAN HARUS PERGI DARI SINI"

Iori berteriak keras namun tidak ada satupun dari penggemar wanita itu yang menggubrisnya, mereka lebih asik melihat pertarungan tersebut.

"A-aku akan menghubungi polisi--"

"Jangan Nanase-san! Bisa-bisa citra kita sebagai idol jatuh karena mereka, terlebih lagi orang yang mirip dengan Nii-san tengah mengamuk!"

Iori berpikir keras--berusaha mencari cara agar pertarungan itu tidak berlanjut menjadi pembunuhan massal. Dia lalu menangkap seseorang yang sepertinya bisa membantu mereka.

Iori berdiri dari duduknya di aspal, dia berlari mendekati dirinya yang lain tengah berdiri menatap datar keributan itu.

"Tuan"

Orang itu berbalik dan menatap Iori dengan datar.

"Tolong hentikan mereka sebelum pertarungan itu menjatuhkan korban, kita tidak bisa menghubungi polisi karena alasan tertentu jadi hentikan mereka agar bisa tenang"

Orang itu menatap Iori dari atas hingga bawah, dahinya mengernyit heran melihat orang yang mirip dengannya lalu dia tersadar akan sesuatu.

'dia diriku yang berbeda dimensi'

"Hah~ terserah kau"

Orang itu langsung berjalan menuju Vida dan seseorang yang mirip Mitsuki, dengan lihai dan santai dia menarik kerah panjang Vida dan menyeretnya bak anak kucing. Vida berusaha memberontak namun tak bisa, mungkin jika dia membawa kapak sudah ia tebas tubuh pemuda yang menariknya ini.

Bruk!

"Hei! Sopan sedikit bisa tidak?!"

Orang itu melempar Vida seperti sebuah barang dan jatuh terduduk di sebelah Riku. Vida melayangkan tatapan tajam dan bergerutu.

"Kau diam atau kaki mu ku cincang"

Orang itu mengeluarkan pedang dan menodongkannya ke wajah Vida agar dia diam. Vida tentu saja langsung terdiam, dia tidak dapat melawan karena tidak mempunyai senjata apapun.

Vida pun merutuki dirinya sendiri atas kebodohannya yang tidak membawa senjata sama sekali.

'kau bodoh Vida!!'

"Kabane-sama kowaii..."

"Ternyata Kabane tidak berubah walau sudah 1000 tahun berlalu, dia masih suka mengancam seseorang"

Riku masih saja terkejut dengan kejadian beberapa saat lalu, Iori duduk di sebelah Riku dan kembali mencoba menenangkan Riku.

Kembali lagi ke Kabane yang sekarang tengah berjalan ke arah Horca. Dengan gesit dia berdiri di depan Horca dan langsung menangkis pedang milik pria bersurai coklat itu.

"Kau!"

Kabane hanya diam dan menatap datar, dengan satu kali gerakan ia langsung dapat membuat si Surai coklat terpojok. Pedangnya terpental dari tangan dan jauh dari jangkauannya.

Kabane menghentikan aksinya lalu berbalik dan menarik Horca menjauh.

"O-oi! Leher ku tercekik!!"

Setelah semuanya sudah aman baginya, ia langsung menaruh pedangnya dan kembali berdiri di dekat Konoe dan salah satu orang bersurai merah.

"...."

"Apa? Bocah itu meminta ku menghentikan kalian. Disini banyak orang dan kalian malah bertarung Seperti orang gila"

Kabane menunjuk Iori yang terduduk di sebelah Riku.

Mereka diam dan tak lagi berbicara atau berdebat Seperti tadi. Aura yang di keluarkan Kabane sangat menyeramkan bagi mereka bahkan para penggemar pun juga terdiam.

"Kita harus apakan mereka Sou-chan?.. para penggemar selalu melihat ke arah kita.."

"Aku pun juga tak tahu Tamaki-kun.."

Kedua member Mezzo ini berbisik. Mereka risih, terlebih ketiga orang tidak jelas itu sedari tadi mengikuti mereka kemana pun Mezzo pergi.

Ke cafe, tempat syuting, tempat konser bahkan sekarang mereka ingin pulang ke dorm pun, Ketiga orang itu masih setia mengikuti dari belakang. Jangan lupakan tingkah absurd salah satunya yang mengundang perhatian khayalak. Seperti--

"Hei! Kenapa pria itu mengendarai benda aneh itu?"

Sudah lah. Sougo dan Tamaki lelah menjawab pertanyaan absurd salah satu orang itu.

'apa mereka hidup di zaman batu sehingga tidak tahu teknologi?'

"Oi! Kami bertanya!"

Tamaki berbalik dan menatap ke arah orang itu datar, tidak seperti biasanya.

"Berhentilah bertanya Minacchi-- ah kau bukan Minacchi. Pokoknya berhentilah bertanya kepada ku ataupun Sou-chan.."

"Dasar tidak sopan!"

"Hei! Aku lelah tahu di tanya terus!!"

"Apa salahnya jika kami bertanya?!"

"Pertanyaan mu itu tidak masuk akal!"

"Heh! Kau nya saja yang terlalu bodoh!"

"Arghh! Kau lebih menyebalkan daripada Iorin!"

"Aku bahkan tidak kenal siapa yang kamu maksud-- AW!"

"Itte! Sou-chan berhenti mencubit ku--"

"Bisa kau diam sebentar saja Tamaki-kun..."

Sougo dengan sebal mencubit lengan Tamaki dan memerintahkannya untuk diam. Tamaki mematuhinya karena Sougo sudah tampak menyeramkan.

Sementara si surai cream mengadu kesakitan lantaran kepalanya di jitak oleh seseorang berambut abu-abu.

"Libel-san~ kenapa kau menjitak ku? Itu sakit~"

"Diamlah. Kau membuat mereka melihat kearah mu"

Seseorang bernama Libel itu menunjuk ke arah kerumunan di depan sana yang tengah menatap mereka dengan mata berbinar ada juga yang merekam aksi absrud ketiganya.

Mezzo mengikuti arah pandang Libel dan mereka langsung menghela nafas.

"Oi Mezzo!!!!"

Mezzo menoleh dan membelalakan mata.

"Ya-Yaotome-san/Gakkun?!!"

------------------------------------

Hay~ si Author gaje balik lagi~

Yak. Bagaimana dengan chap ini? Biasa aja? Gaje? Atau yang lain?

Rencana mau up malem tapi kepikiran up sekarang aja sekalian nunggu buka puasa:D

Tenn: lah lu puasa?

Puasa lah! Emang kau. Setan kok hari gini masih berkeliaran padahal udah ramadhan.

Riku: tapi Tenn-nii itu malaikat.

Konoe: yang malaikat itu Kuon-san.

Qual: salah. Tentu saja yang malaikat itu Arme-sama.

Udah woe! Nanti kalian malah saling bantai. Udah cukup.

Kuon: jaa, silahkan vote ya semua. Komen juga, mau kritik atau Saran pun juga gapapa.

Arme: ka-kalau gitu. Sampai jumpa....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro