Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

~3: Meeting~

Awan berwarna abu-abu mendominasi seluruh langit, warna biru tidak tampak sama sekali dari atas langit itu.

Bangunan tua dan usang yang sudah tidak di tempati, tengkorak dan tulang belulang manusia yang berserakan dimana-mana. Hanya semilir angin kecil yang ada disana--berhembus membawakan tak sedap.

Tap

Tap

Langkah kaki terdengar bergema di daratan yang penuh akan tulang belulang manusia. Sosok seram berambut hitam panjang dengan tangan dan kaki yang besar seperti monster terlihat sedang marah.

"Apa di dunia ini juga tidak ada?"

Ia bertanya dengan suara berbisik, tidak ada yang menjawabnya.

"Hah~ lagi-lagi tidak ada"

Dirinya berhenti. Menatap langit yang sekarang sudah tidak indah.

"Sudah tiga dunia. Tinggal dua lagi--"

Dia menghentikan kalimatnya kala merasakan sesuatu yang membuatnya bersemangat.

"Ha.... Haha.. hahahaha!!! Akhirnya! Aku... Aku sangat senang!"

Dia membuang tengkorak yang ia genggam selama ini. Dirinya tertawa sangat keras sehingga bergema disana, suara tawa yang akan membuat semua orang merinding ketakutan.

"Haha... Akhirnya.. dimana tempatnya berada?"

Ia menyeringai lebar. Tatapan mata membunuh itu sangat menakutkan.

"Fufu~ bersedia lah.."

Dia kembali tertawa lebar namun seketika tawa itu berhenti. Berganti menjadi ekspresi marah.

"--The Beginning..."

"Iori! Iori!"

"Apa Nanase-san?.."

Si surai Raven menghela nafas, lelah dengan kelakuan partnernya yang seperti anak-anak berumur 10 tahun padahal umurnya sudah lebih dari itu.

"Lihat itu. Usamimi Friends ada edisi terbaru! Ayo kita beli"

Si surai merah menarik tangannya menuju ke sebuah toko tempat boneka kelinci itu terjual. Iori hanya pasrah di tarik seperti itu walau dalam hatinya yang paling dalam ia senang. Sangat-sangat senang.

Ia bisa membeli boneka kelinci imut itu dan menambah koleksinya lagi bukan? Ya. Mungkin. Jika dia bisa membuat alasan yang dapat membuat si partner tertipu.

"Iori.. ini imut kan? Hehe"

Sang partner mengambil boneka kelinci kecil berwarna merah muda dengan pakaian yang menyangkut diboneka itu.

"I-itu tidak imut sama sekali! Te-terlihat aneh menurut ku!"

Surai merah yang bernama Nanase Riku itu menyadari rona merah tipis di wajah temannya, ia tersenyum tipis kala melihat sang partner Seperti kelabakan.

Dirinya berpikir. Kapan pemuda ini bisa jujur jika ia menyukai sesuatu yang imut? Lagipula menurutnya tidak apa-apa jika seorang pemuda dewasa menyukai sesuatu yang imut dan menggemaskan.

"Kau mau? Ambillah. Akan ku belikan"

"Ba-baik. Aku ambil yang ini. I-itu karena kau yang meminta ku untuk membelinya sebenarnya aku tidak ingin membeli ini!"

"Iya iya. Ayo bayar"

Mereka melangkahkan kaki menuju kasir untuk membayar barang tersebut.

"He-hei. Bukan kah itu Kujou Tenn?"

"Eh? Itu dia? Tapi kenapa pakaiannya aneh?.."

"Apa dia sedang melakukan syuting film dengan kostum itu?"

"Dan disebelahnya bukan kah Mido Torao dari Zool dan Yotsuba Tamaki dari Idolish7? Pakaian mereka juga sama anehnya"

Indra pendengaran keduanya menangkap suara berbisik para penggemar yang ada di dalam toko, mereka berdua menoleh ke arah pintu masuk toko yang sedikit di geromboli oleh siswa SMA.

Merasa tertarik dan juga penasaran, mereka memutuskan untuk melihat hal yang jadi perbincangan para siswi SMA tersebut.

Di depan toko mereka melihat tiga orang pemuda yang memang mirip dengan ketiga teman mereka tapi pakaian yang mereka gunakan sangatlah aneh dan sedikit nyentrik.

"Um... Iori.. Itu Tenn-nii, Mido-san dan Tamaki kan? Pakaian mereka aneh sekali dan apa mereka ada syuting film di sekitar sini?"

"Sepertinya kita tidak memiliki projek apapun yang mengharuskan keempat grup melakukan kolaborasi. Tapi kenapa mereka memakai pakaian seperti itu?" 

"Ayo kita susul mereka!"

Sekali lagi Riku menarik tangannya keluar toko, melupakan barang belanjaan mereka di toko tersebut. Menyebrang jalan untuk pergi ke sisi jalan yang lain.

"Chotto-- Nanase-san!"

Setelah menyebrang dengan selamat mereka berlari menghampiri ketiga orang tersebut.

"Tamaki!!"

Sesuai dugaan mereka ketiga orang itu menoleh ke arah panggilannya. Ia bernafas lega, berarti yang di katakan para gadis itu benar jika orang itu adalah teman idol--

"Siapa Tamaki? Aku bukan dia!"

Pemuda bersurai Brunette itu menjawab dengan ketus lalu melayangkan tatapan tak suka kepadanya. Riku sedikit ketakutan namun dirinya tetap mencoba mengajak mereka berbincang, akhirnya perbincangan itu diambil ahli oleh Iori.

"Jangan bercanda Yotsuba-san dan bisa kah kau mengganti pakaian mu dengan pakaian biasa? Kau mengundang perhatian orang-orang"

"Siapa kau berani mengatur ku?! Vida saja tidak pernah mengatur ku seperti itu!"

"Vi-Vida?.."

Iori dan Riku berbalik, membelakangi ketiga orang itu.

"Iori. Apa mereka salah makan? Mereka terlihat berbeda"

"Aku juga tidak tahu Nanase-san. Yotsuba-san terlihat pintar--maksud ku terlihat berbeda walau sifat kekanak-kanakannya masih ada"

"Ehem! Aku perhatikan kalian berdua sepertinya terkenal tapi bisa tidak kalau ingin berbisik itu jauh sedikit dari kami? Terdengar jelas kalian tahu"

Riku dan Iori terkejut. Mereka langsung menoleh tak lupa berdehem kecil--hanya Iori saja-- merutuki kebodohan mereka berdua.

"Ma-maaf. Jadi. Kalian siapa? Dan kenapa berpakaian seperti ini? Kalian sedikit mengundang perhatian"

Riku menunjuk ke arah belakang mereka yang dimana terdapat segerombolan gadis yang merupakan penggemar Kujou Tenn, Mido Torao dan Yotsuba Tamaki.

Riku dan Iori juga mendengar suara teriakan kecil dari mereka. Teriakan kagum dan terpesona oleh penampilan ketiga orang yang aneh.

"Huh? Kenapa mereka mengerubungi kita?"

"Cih. Menyebalkan."

'dia Tenn-nii atau bukan sih? Nada bicaranya kalau kesal mirip'

"Nanase-san"

"Ya?"

"Sepertinya yang ini Kujou-san yang asli. Wajahnya sangat menyebal-- maksud ku sangat mirip dengannya jika sedang marah"

"Namaku itu Vida! Bukan Kujou atau Tenn yang kalian sebutkan itu"

"Mereka terlihat mengenal kita. Bukan begitu Placer?"

"Ya. Kau benar"

Vida dan Iori masih saja berdebat tentang hal kecil, sepertinya Iori masih heran kenapa ketiga orang itu memakai pakaian yang aneh. Merasa tak perlu di lerai, Riku memilih menghampiri dua orang yang sedari tadi hanya melihat perdebatan itu saja.

"Um... Mido-san.. Tamaki--"

"Kami bukan mereka yang kau panggil itu!"

Riku terkejut lalu kembali mengendalikan ekspresinya.

"A-ah. Itu.. bagaimana kalau kita berbincang sebentar di kafe sana?"

Riku menunjuk pada sebuah kafe yang terletak di depan jalan setapak itu. Mereka berdua mengikuti arah pandang Riku dan lalu saling menatap.

"Ba-bagaimana?"

"Baiklah"

Riku tersenyum cerah lalu menarik Iori menuju kafe itu, ketiga orang asing tersebut mengikuti mereka dan jangan lupakan lautan penggemar yang mengira ketiga orang itu adalah idola mereka.

Para penggemar itu hanya menatap dari jauh orang yang mereka kira adalah idola mereka, tak jarang mengambil gambar mereka dan membagikannya ke media sosial.

Sepertinya masalah ini akan menjadi berita hangat untuk beberapa hari kedepan.

"Otsukaresama desu~"

"Otsukare~"

Saling membalas sapa dan tak lupa menunjukkan senyumnya kepada para staf. Mereka telah bekerja keras untuk acara jadi harus di beri apresiasi walau hanya berupa senyum kecil.

"Tenn-kun"

"Yuki-san, Momo-san. Ada apa?"

"Mau makan siang dengan kami? Kau setelah ini senggang kan?"

Dia langsung mengangguk setuju, dirinya tidak enak menolak tawaran kedua Senpainya itu dan yang pasti Momo akan memaksanya sampai ia setuju.

"Yatta~ ayo kita makan ramen!"

"Eh? Tapi bukan kah ramen terlalu berat.. untuk sebuah makan siang.."

"Oh, Ayolah~ jangan bilang kau kalau makan selalu memikirkan kalori yang masuk ke tubuh mu. Kita idol, tubuh kita akan tetap seperti ini lagi pula kita bisa menurunkan kalori dengan mudah. Tinggal berlatih menari saja"

Si partner. Yuki. Menghela nafas panjang, tak percaya dengan apa yang di katakan temannya. Menurut dirinya tidak semudah itu menurunkan berat badan dan walaupun tidak ada larangan khusus di mana seorang idol harus memakan makanan sehat tapi mereka tetap harus menjaga pola makan dan kalori yang masuk ke tubuh.

'menurunkan berat badan tidak mudah tahu'

Tenn hanya tersenyum canggung. Senpainya yang satu ini memang berbeda.

Tangannya ditarik oleh Momo dan di bawa menjauh dari studio lalu pergi ke kedai ramen terdekat untuk makan siang.

"I-itu Nanase Riku!!"

"Kyaa! Ada Inumaru Touma dan Izumi Iori di dekatnya!"

"Tapi.. kenapa mereka pakai kostum Seperti itu?"

"Iya.. dan kenapa tangan Riku-kun di perban? Apa dia terluka?!"

Baru saja mereka keluar dari gedung dan sudah di sambut oleh bisikan para penggemar yang bisa dibilang tidak seperti berbisik.

Mendengar kalimat 'Riku terluka' membuat Tenn mencari sosok adiknya, menolehkan kepala kesana kemari mencari sang adik. Momo dan Yuki masih sibuk mendengarkan para penggemar berbisik keras.

Ia akhirnya menemukan sosok merah yang ia cari. Kujou Tenn melepaskan genggaman tangan Momo dari lengannya dan berlari menuju sosok merah di seberang jalan yang tengah berjalan dengan dua pemuda yang sangat ia kenal.

"Ri--Nanase-san!!"

Dan sosok merah itu menoleh, diikuti oleh dua orang temannya.

Orang yang ia panggil menolehkan kepala, menatapnya dengan manik merah itu.

"Maaf. Anda siapa? Nama saya bukan Nanase"

Tenn berhenti mendadak. Ia tidak percaya dengan nada bicara orang itu, terdengar lembut dan formal. Adiknya tidak bicara seperti itu walaupun dia menggunakan kalimat formal pasti terselip nada ceria. Tapi ini?! Sangat-sangat berbeda.

"Ri-Riku.. kenapa bicaramu formal sekali?"

"Bicara? Bukankah bicara ku memang seperti ini. Iya kan Konoe?"

"Ya. Gaya berbicara Kuon-san memang seperti itu. Bukankah itu terdengar biasa saja"

Kuon? Konoe? Mengapa nama mereka aneh. Nama mereka bukan itu, nama mereka itu Nanase Riku dan Inumaru Touma!

"Da-dan kenapa tanganmu.. di perban?.. kau terluka?"

"Jangan membicarakan hal itu!"

Sosok pemuda bersurai raven maju, menutupi tubuh si Surai merah dengan tubuhnya seolah melindungi pemuda itu darinya. Tentu saja ia sedikit kesal, apa salahnya? Ia hanya menanyakan keadaan adik kecilnya. Apa itu salah? 

"Apa masalahmu?! Aku hanya bertanya pada Riku. Bukan pada mu Izumi Iori!"

Pemuda di depannya ini diam tak menjawab. Diam seolah ia bisu namun beberapa saat kemudian ia menatap Tenn dengan wajah menyeramkan.

"Sepertinya kau salah orang tuan.."

"Tidak mungkin! Kalian adalah Izumi Iori, Inumaru Touma dan Nanase Riku! Lagi pula kenapa kalian memakai baju seperti itu? Mau cosplay?!"

"Aku bukan Izumi Iori yang kau kenal itu!"

"Kau mau membohongi ku ya?!"

Dan akhirnya terjadi perdebatan antara mereka berdua. Dua orang sisanya masih melihat mereka berdua. Pemuda yang di panggil Konoe terlihat ketakutan untuk melerai keduanya sementara Kuon hanya menatap mereka dengan senyum kecil.

Puk~

"Waaaa~ Riku da~ ku kira aku salah orang! Yuki Yuki! Lihat dia Riku!!"

"Ah. Touma-kun juga"

"Maaf. Tapi kami bukan orang yang kalian kenal"

"Eh?"

Konoe menarik tangan Kuon dan menjauh dari sana tak lupa menarik Kabane dan secara tak langsung menghentikan perdebatan Tenn.

"Kabane-sama.. ayo pergi. Kita juga Kuon-san"

Ketiga orang asing tersebut berjalan menjauhi Tenn dan Re:Vale

Tenn hanya diam memperhatikan mereka yang memang tidak ia kenal. Wajah saja yang mirip adiknya tapi tidak dengan sifat dan nada berbicara nya, begitupun dengan sisanya. Mana mungkin seorang Inumaru Touma memanggil yang lebih muda darinya dengan sufiks -san dan -sama.

Re:Vale sendiri juga heran dengan tingkah ketiga orang itu. Sepertinya berita tentang mereka bertiga yang memakai pakaian aneh akan menjadi trending topik selama beberapa hari.


-----------------------------------

Yeyyy~ selesai. Ok. Waktunya kembali bergelut dengan tugas.

Tenn: ga main game? Banri lagi ngadain event noh.

Ogah. Banri laknad emang, bikin batin ku berteriak aja karena SSR Beginning Next:)

Apalagi Rikunya Ganteng banget~ AAAAAAAAAAAAA//plak!//

Ok. Stop bucinnya. Tugas dulu baru bucin.

Tenn:.......

Jaa, Minna-san. Silahkan vote dan komen, kritik dan saran juga boleh( ╹▽╹ )

Sampai jumpa👋

Gaku: biasanya pake bahasa Jepang--

Diem!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro