Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

~1: The book~

Dirinya menatap ke langit-langit, tak bosan hanya dengan menatap langit-langit yang terbuat dari bebatuan tersebut.

Manik Crimsonnya mungkin fokus ke satu arah namun pikirannya melayang entah kemana.

Memikirkan nasib dunia yang ia tempati itu, dunia yang selalu dipenuhi konflik yang tak kunjung reda. Selalu dan selalu mempersalahkan hal yang sama.

Ia muak dengan hal tersebut, itulah yang membuatnya memilih kabur dari kehidupan lamanya, menjalani kehidupan yang menurutnya indah namun mematikan.

"Sebuah permulaan dan akhir dari segalanya--"

"Kuon-san!!!"

Pucuk merahnya menoleh ke arah sisi lain dimana suara yang memanggilnya berasal. Pria berambut marun terlihat berlari ke arahnya dengan tergesa-gesa seakan dirinya pergi jauh.

"Kau kenapa Konoe? Wajahmu terlihat gelisah"

Konoe. Nama pemuda yang tadi memanggil namanya.

"A-ada benda aneh di dekat sungai! Aku sudah memberitahu Kabane-sama dan dia sedang memeriksanya"

"Benda? Apa itu senjata api milik para pemberontak yang terhanyut di sungai?"

"Bu-bukan! Be-benda ini berbentuk bulat dan melayang. Aku tidak tahu itu apa"

Konoe tampak panik namun ia juga penasaran dengan apa yang dimaksud pemuda itu. Ia pun beranjak dari tempat ia duduk, berjalan lebih dulu daripada Konoe.

Melangkahkan kaki panjang itu menuju sungai yang dekat dengan pintu keluar menuju Ground.

Matanya tidak mempercayai apa yang ia lihat. Benar saja apa kata Konoe, ada sebuah benda melayang di langit-langit, benda yang ia ketahui adalah sebuah portal.

Disana terlihat Kabane yang juga melihat ke langit-langit seolah meneliti benda apa itu. Ia pun berjalan ke arah Kabane lalu menepuk pundaknya.

"Kabane"

"Ah. Kuon"

"Kau tahu itu apa?"

"Kau pasti lebih tahu daripada aku. Jadi. Jawab itu apa?"

Konoe hanya melihat percakapan mereka seraya mendengar Kuon yang akan menjelaskan sesuatu.

"Portal dimensi. Aku membacanya dari salah satu buku di Perpustakaan Gereja Nerve. Disana dikatakan jika portal dimensi akan terbuka di berbagai tempat yang berbeda setiap 100 tahun, jika portal terbuka tandanya akan hal buruk yang terjadi.

Benar-benar sesuai dugaan ku"

"Dugaan? Kuon-san sudah memprediksi ini akan terjadi?"

"Hanya sedikit"

"Apa maksud mu beberapa tempat? Apa portal ini juga terbuka di tempat lain selain disini?"

"Iya. Kemungkinan portal itu juga muncul di Ark dan Ground"

"Lalu kita harus apa? Apa portal itu akan menutup sendiri?"

Kuon berbalik lalu menatap Konoe dengan sedikit senyum tipis.

"Mungkin"

Konoe bernafas lega namun Kabane tidak, ia yakin ada sesuatu yang tak beres dari kalimat yang di utarakan Kuon.

"--jika portal itu telah menghisap orang yang berdiri tepat di bawahnya"

"Apa?!"

Konoe panik seketika, pasalnya mereka memang berdiri tepat di bawah portal tersebut. Bukankah mereka akan terhisap ke dalam portal itu dan pergi entah kemana?!

Kabane hanya pasrah. Ia sedikit tak peduli dengan portal itu tapi ia yakin jika apa yang di katakan Kuon akan terjadi.

Sesuatu yang buruk.

"U-uwah! Kuon-san, Kabane-sama! Kenapa kita melayang?!"

"Apa aku lupa dengan apa yang aku katakan tadi? Karena kita berdiri tepat di bawah portal itu maka kita akan terhisap olehnya"

"Benda ini akan membawa kita kemana?"

"Entahlah. Bisa saja ke suatu dunia yang berbanding terbalik dengan dunia ini atau mungkin ke ujung dunia ini. Aku pun tak tahu"

"Hah~ mengapa selalu terjadi konflik aneh disini?"

"Ka-Kabane-sama.... Aku mulai sedikit takut"

Mereka bertiga tertarik oleh portal itu dan masuk ke dalamnya, seketika portal itu menghilang.

Angin berhembus pelan, membuat beberapa tanaman yang di tanam tergoyangkan oleh angin. Tempat itu menjadi sepi, sangat sepi.

The Beginning and The End

By: Anggun_P1004


Langit biru terlihat jelas dari jalanan kota, matahari bersinar dengan cerah seolah sedang dalam perasaan yang bahagia.

Suara tapak kaki dan kendaraan menjadi latar bagi kota tersebut.

Di suatu jalan setapak di tengah Kota Tokyo, tengah berjalan seorang pemuda dengan wajah bahagia. Senyum tipis terus terpampang di parasnya yang manis dan tampan.

"Pekerjaan ku sudah selesai~"

Gumaman riang meluncur dari mulutnya.

"Aku harus melakukan apa ya?..ah! Toko buku!"

Manik merah serupa senja itu menatap ke sebuah toko buku yang membuat ia tertarik.

Membaca buku dan semacamnya merupakan hobi yang sangat ia gemari selain bernyanyi, selain menambah wawasan, membaca buku juga membuat dirinya merasa tak bosan walau terkadang ia juga jenuh hanya dengan membaca sebuah buku.

"Selamat datang~"

Ia tersenyum kepada sang penjaga toko, walau ia yakin senyum tipisnya itu tidak akan terlihat karena ia mengenakan masker.

Ia melihat-lihat sekitar toko yang memiliki interior yang terkesan kuno namun terlihat indah.

Berjalan pelan seraya melihat beberapa buku yang sekiranya menarik untuk ia beli.

Ia suka sekali membaca buku, jenis buku yang paling ia suka adalah Misteri dan Adventure, ia juga suka buku berjenis Romantis walau tidak terlalu tertarik untuk membacanya.

Karena menurutnya buku dengan jenis romantis selalu mudah di tebak akhir dan konflik ceritanya, tidak terlalu menegangkan seperti misteri dan horor.

"Ah. Ini bagus. Ini juga, lalu yang ini"

Ia mengambil setidaknya 3 buku novel, 2 bergenre Misteri dan satu genre misteri.

"Eh? Buku apa ini? Terlihat aneh"

Ia mengambil satu buku berwarna coklat. Buku itu terlihat usang dan berdebu, mirip seperti buku kuno di film-film prasejarah yang ia tonton.

"The End. Judul buku yang aneh tapi sepertinya menarik....."

Riku menimang-nimang apa ia akan membeli buku itu juga atau tidak, sedikit menghitung uang yang akan ia keluarkan saat membeli buku itu.

"Beli sajalah!"

Setelah selesai memilih beberapa buku ia pun langsung berjalan ke kasir.

"Ini saja tuan?"

"Iya"

"Sepertinya tuan sangat menyukai buku ya?"

"Tentu! Sejak kecil aku suka membaca buku dan akhirnya menjadi hobi bahkan saat bekerja pun terkadang aku membaca buku"

"Oh"

Percakapan singkat itu berakhir, seraya menunggu Riku bermain ponsel sesaat. Melihat-lihat pesan yang masuk ke ponselnya.

"Buku ini......."

Suara lirih terdengar, ia mendongak dan menatap di penjaga toko. Pria paruh baya tersebut menatap buku usang yang ia ambil di rak tadi, menatap dengan wajah terkejut dan ketakutan.

"Ada apa? Apa ada yang salah dengan buku itu? Atau buku itu tak dijual ya?!"

"Ah! Bu-bukan. Hanya saja saya baru sadar ada buku seusang ini di rak buku saya"

"Oh. Yah kebetulan aku juga menemukannya disana"

"Baiklah karena buku ini sudah usang dan seharusnya tidak di jual, saya memberikan buku ini secara gratis kepada tuan"

"Eh? Be-benarkah?"

"Tentu. Sebagai permintaan maaf ku karena telah menaruh buku usang ini di rak dan sepertinya tuan terlihat tertarik"

Riku tersenyum senang dan menerima buku itu namun tidak dengan si penjaga yang terlihat gelisah bahkan khawatir tapi Riku tidak memperdulikannya.

Setelah membayar keempat buku itu ia langsung pergi ke pintu masuk.

"Tuan!"

Riku menolehkan kepalanya

"Ya?"

"Hati-hati"

Riku memiringkan kepalanya sedikit--bingung dengan maksud si penjaga toko, ia akhirnya mengangguk saja walau masih tak mengerti.

Dia kembali melangkahkan kaki keluar dari toko buku itu, menenteng tas kecil berisikan beberapa buku yang baru saja ia beli.

"Hati-hati... Apa akan terjadi sesuatu padaku?"

Kepala merahnya mendongak ke arah langit, menatap hamparan benda biru diatas lalu tersenyum tipis.

"Mungkin hanya sekedar ungkapan saja kan?"

"Tadaima!~"

"Okaeri Riku~"

Ia tersenyum kecil kala ada seseorang yang menyapanya kembali, dirinya langsung melihat siapa pelaku yang menyapanya itu.

"Mitsuki! Kau sudah pulang juga ya?"

"Iya. Pekerjaan ku lebih sedikit hari ini. Aku sudah menunggu mu sejak tadi, Manajer bilang kalau pekerjaan mu hari ini juga tidak banyak"

"Ahahaha. Maaf, tadi aku mampir ke toko buku sebentar lalu membeli beberapa buku"

"Oh. Aku akan pergi ke kamar, ingin tidur. Kalau butuh sesuatu panggil aku saja ya dan jika kau mau makan, ada di meja makan"

Mitsuki langsung melenggang pergi ke kamarnya, pemuda bersurai jingga itu memang terlihat lelah.

Ia mengambil segelas air dan beberapa makanan kecil untuk menemaninya di kamar. Dirinya tidak lapar, jadi ia memutuskan untuk pergi ke kamar dan membaca buku saja.

"Akhirnya aku bisa beristirahat!~"

Dia menaruh gelas plastik itu di atas meja lalu mengambil buku yang ia beli tadi. Tangannya mengambil buku usang yang tadi diberikan oleh si penjaga toko secara gratis.

"Buku ini terlihat menarik. Baiklah aku akan membacanya lebih dulu"

Ia memposisikan tubuh agar nyaman saat membaca. Dia pun membuka buku itu dan melihat isinya.

Di zaman dahulu kala, ada satu kerajaan yang di pimpin oleh seorang raja.

Kerajaan yang di pimpin raja itu sangat terkenal akan kebaikkan dan warganya yang ramah.

Sang raja yang telah memiliki segalanya merasa tak puas dengan apa yang ia miliki, ia masih menginginkan satu hal.

Menguasai dunia.

Ia ingin memerintah dunia yang kejam ini, membawanya menuju suatu era yang ia inginkan.

Suatu hari ia mendengar dari para pelayan tentang bintang permohonan.

Suatu bintang yang dapat mengabulkan permohonan apapun, bintang itu terletak disuatu dimensi yang tak di ketahui.

Dengan ambisi dan keinginan yang kuat, ia pergi meninggalkan kerajaannya dan pergi ke dimensi tempat bintang itu berada.

Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun ia berkelana ke seluruh dunia, mencari bintang yang dirumorkan tersebut.

Akhirnya ia tahu dimana bintang itu berada. Bintang Permohonan berada di suatu dimensi yang berbeda jauh dengan dunianya, dengan menggunakan sebuah portal ia pergi ke dimensi itu. Mencari Sang Bintang.

Namun setelah menemukan bintang tersebut yang ia lihat bukanlah bintang berkilauan seperti yang di rumorkan melainkan bintang dengan cahaya hitam pekat yang sangat aneh.

Tapi ia tak peduli. Raja itu tetap mengutarakan keinginannya seketika bintang permohonan itu memancarkan cahaya hitam.

Raja yang memiliki ambisi yang kuat itu termakan oleh cahaya hitam dan berubah sosok menjadi mahkluk menakutkan.

Sang raja bertanya-tanya apa yang terjadi lalu ada sebuah suara yang membalas perkataannya dengan berkata 'ambisi yang terlalu tinggi akan membawa mu kesebuah malapetaka. Keinginan mu untuk memimpin dunia tidak akan pernah terwujud, sebagai gantinya kau akan menjadi mahkluk yang paling ditakuti oleh umat manusia'

Sang raja kesal, sangat kesal. Dia pun berusaha menghancurkan bintang itu namun tak bisa. Akhirnya ia memilih untuk menghancurkan dimensi itu dan dimensi lainnya selain dimensi tempat ia berasal

Sang raja mengembara antar dimensi, mencari seseorang yang bisa melepaskan kutukannya.

Bintang yang mengabulkan keinginan itu bukan lagi Bintang Permohonan melainkan Bintang Kutukan.

"Permulaan yang ia inginkan akan menjadi akhir dari segalanya. Bintang segala Kutukan, mengabulkan keinginan terdalam umat manusia. Akhir dari semuanya akan kembali terjadi"


"Um... Langsung habis. Buku setebal ini hanya berisi cerita sebanyak dua halaman saja?!"

Ia sedikit kesal dengan buku itu dan akan membuangnya namun ia urungkan, membuang buku sama saja tidak menghargai sang penulis dan pencipta buku ini. Lagipula buku ini sudah usang, mungkin saja sisa ceritanya sudah hilang termakan waktu.

"Riku! Kau didalam?"

"Ah. Iya Mitsuki!"

Ia langsung melempar buku itu dan melepaskan kacamatanya, menaruh benda itu di meja dekat kasur lalu keluar kamar dengan sedikit terburu-buru.

Meninggalkan buku itu di atas kasur dengan keadaan terbuka.

Buku itu mengeluarkan cahaya hitam lalu tertutup dengan sendirinya.

Suara tawa terdengar di seluruh kamar lalu menghilang.



--------------------------------

Ano.....

All: .....

Riku: padahal book sebelah belom selesai semua,

Tenn: udah bikin book baru aja. Dasar--

NanaseTwins: --author ga jelas.

HUWAAA. Jahat.

Lagipula book ini cuman kegabutan ku dan penghilang stres. Maunya bikin book angst malah kebawa ke fantasi.

Yak. Jadi... Itu... Em.. book baru lagi.

Ugh--

Oh ya. Disini aku juga make Chara DanMaca, semuanya ya. Dari yang udah mati kayak Schau, Vida, Fuga, Placer dll semuanya hidup disini.

Dan aku ga bisa jamin book ini apdetnya kapan.

Mitsuki: kalau gitu ga usah bikin book baru-_-

Maaf bila gaje sangat. Aku hanya seorang amatir.

Silahkan vote jika suka dan komen juga gapapa.

Bye.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro