19. Kiss Under River
Sesekali menjadi orang brengsek?
Well, anggap saja bahwa hal tersebut bukanlah sesuatu yang buruk—terutama jika melakukannya kepada manusia paling kurang ajar di seluruh dunia—seperti Tyler. Meski sebenarnya banyak orang bijak mengatakan, kebrengsekan dibalasan dengan kebrengsekan tidak akan membuat salah satunya terlihat berbeda. Namun, apabila itu menyenangkan ... mengapa tidak?
Sebab sekarang Reliy melakukannya. Menjadi gadis brengsek yang tega meninggalkan Tyler seorang diri, terjebak di dalam mobil dengan kondisi tidak bisa berenang.
Yang mana sebenarnya, Reliy juga tidak menyangka bahwa Tyler Kavinsky akan sepayah itu. Jadi Reliy pikir, wajar jika Tyler lebih memilih menjadi bintang basket, daripada bintang renang karena hanya manusia idiot yang akan menerima kelemahannya. Dan Reliy adalah gadis paling idiot sebab memiliki pemikiran tersebut.
Akan tetapi, demi Tuhan Jesus Yang Maha Agung. Tidak ada orang paling idiot yang melebih Reliy selain Tyler—anggap saja jika kau memiliki kata yang tepat untuk orang paling idiot dari idiot sekalipun, maka itu cocok diberikan kepada Tyler. Pasalnya, Tyler memang pandai berkelahi, menyetir mobil dengan sangat cepat (seperti sedang berada di arena balap), dan ia telah menyelamatkan Reliy dari Si Sinting Keenan.
Seharusnya Reliy berterima kasih karena hal tersebut. Namun, faktanya tidak karena dalam misi penyelamatan Tyler telah melakukan satu kebodohan, yaitu menceburkan mobil ke dalam sungai, membiarkan Keenan menembak mobil mereka, dan meski Tyler tahu bahwa ia tidak bisa berenang, lelaki itu masih saja menyempatkan diri untuk membuka paksa kemeja Reliy (yang memang milik Tyler) lalu menghanyutkannya.
Entah untuk apa, yang jelas Reliy marah besar dengan peristiwa tersebut. Jadi enam detik ketika Reliy mendengar pengakuan Tyler sebelum mereka tenggelam, Reliy memutuskan untuk menjadi gadis brengsek yang akan meninggalkan Tyler mati tenggelam di dasar sungai, bersama dengan bangkai mobilnya.
Dengan kata lain Reliy Dawson akan menjadi seorang pembunuh.
Yeah, pembunuh jika pihak keluarga Kavinsky mencari anak lelaki mereka dengan melibatkan pihak kepolisian kemudian melupakan fakta bahwa juga ada orang yang lebih jahat plus psycho di balik peristiwa ini.
Tidak. Tidak. Tidak. Tuhan tidak akan memaafkanmu dan kau akan melihat banyak bangkai busuk setelahnya. Batin Reliy memprotes ketika ia sudah berenang cukup jauh—hanya mengenakan pakaian dalam. Tyler Fucking Kavinsky itu, bisa saja mengucapkan kutukan lalu setelahnya mom akan bunuh diri karena anaknya dinyatakan sebagai tersangka pembunuhan.
Itu tidak akan terjadi. I love mom, but I hate him. Batin Reliy lagi kemudian dengan berat hati segera memutar arah, kembali berenang menghampiri Tyler yang masih berdiam diri di dalam mobil—seperti telah kehilangan nyawa.
... atau mungkin tidak.
Tyler itu sinting dan Reliy hampir terkecoh. Namun, juga bersyukur karena beberapa detik ketika Reliy kembali berenang ke dasar sungai, ia bisa melihat beberapa peluru menembus air sungai di antara pantulan lampu pinggir jalan.
Seketika Reliy merinding. Membayangkan ketika ia memutuskan untuk tetap meninggalkan Tyler, tetapi akan berakhir dengan kehilangan nyawa.
Then, well ... I'll say thank you, Mr. Kavinsky. Batin Reliy, sambil membuka pintu mobil Tyler dengan susah payah lalu mencoba membuka sabuk pengaman Tyler.
Tyler membuka mata lalu tersenyum lebar ketika menemukan Reliy tengah berada di hadapannya. Ia bahkan tampak ingin tertawa, padahal Reliy jelas tahu bahwa mereka berdua hampir kehabisan napas.
Kita harus pergi sekarang. Reliy mencoba berkomunikasi menggunakan isyarat mata, meski sebenarnya terlihat seperti sedang melakukan komunikasi melalui media telepati.
Mustahil bisa berjalan sukses. Namun, Tyler menggeleng pelan dan malah menarik kepala Reliy dengan tangan kirinya lalu dengan tangan yang lain menahan bahu Reliy.
Ingat, Tyler itu sinting, tolol, dan brengsek, tetapi tampan juga menggairahkan, sehingga ketika ia mulai menempelkan labiumnya di bibir Reliy ... seketika itu pula Reliy memanas.
Memanas penuh kenikmatan karena tidak pernah memikirkan akan mengalami pengalaman seperti demikian.
Dan Reliy lupa bahwa ia hampir kehabisan napas, sampai akhirnya Tyler menarik ciumannya lalu memberikan isyarat emergency.
Kau ... gila! Maki Reliy sambil mengacungkan jari tengahnya di hadapan Tyler kemudian buru-buru menarik Tyler dan segera berenang bersama.
Tyler tertawa lagi, tetapi berusaha ditahan sembari meletakkan tanda peace di bagian dagu—seoalah jika mereka berada di daratan, maka Tyler akan menjulurkan lidahnya.
Tidak perlu diperjelas apa maksud dari isyarat tersebut, yang jelas Reliy sudah semakin memanas dan memerah di waktu bersamaan jika memikirkan hal apa saja yang pernah Tyler lakukan terhadapnya.
Reliy terus berenang dengan Tyler yang berada di pelukannya, berusaha secepat mungkin mencapai permukaan lalu mengambil napas dalam-dalam. Dan sebenarnya, Reliy juga mengabaikan isyarat Tyler yang jika diperhatikan (meski sekilas) juga setengah mati meminta Reliy untuk membawanya ke bawah jembatan. Namun, secara halus Reliy menolaknya.
Percayalah, Reliy menolak bukan karena ego yang tinggi. Namun, demi Tuhan! Reliy lebih membutuhkan oksigen, daripada membuang-buang tenaga lebih lama untuk berenang lebih jauh menuju bawah jembatan. Jadi tanpa isyarat apa pun, Reliy mengabaikan Tyler.
Sayangnya, Tyler tahu bahwa ia diabaikan jadi dengan sisi keras kepala yang bertemu dengan sifat serupa, Tyler berkeras untuk melepas pelukan Reliy dan menimbulkan pergulatan kecil. Tyler hampir tenggelam untuk kedua kalinya dan hal itu membuat Reliy mengalah—terpaksa berenang ke arah jembatan sembari meminum air sungai bercampur limbah rumah tangga.
Sial! Kau harus membayar semua ini, Kavisnky. Batin Reliy sebelum akhirnya mengambil napas dalam-dalam ketika mereka sampai di permukaan.
Tyler mengikutinya dan dialah yang paling berisik akibat batuk tak terkendali, seperti anjing yang lehernya tercekik pagar taman.
"Kau itu bodoh atau idiot? Atau kau memang benar-benar gila, eh?!"
"Aku anggap itu pujian," kata Tyler kemudian ia terbatuk lagi sambil tertawa-tawa seolah kejadian barusan itu, hanya Reliy yang ketakutan. "Percayalah, aku tidak akan menceritakan bagaimana konyolnya wajahmu ketika berhadapan dengan si Sinting itu dan ketika aku memasukkan mobil kita ke dalam sungai. Kau tahu ...." Tyler terbatuk lagi.
"What?"
"Kita sudah seperti bintang film action di salah satu film box office Hollywood."
"Dan aku tidak tertarik menjadi bintang film jika lawan mainku adalah kau, Kavinsky," tukas Reliy sambil mendengkus kesal lalu kembali berenang ke tepi jembatan.
Hingga beberapa saat kemudian, aktivitasnya terhenti dengan bunyi sirine kepolisian yang terdengar tidak jauh dari mereka. Seperti memiliki kekuatan magnet, Reliy ingin menghampiri bunyi sirine tersebut, ingin mencari tahu apa yang terjadi dan apakah bunyi tersebut memiliki keterkaitan dengan peristiwa barusan.
Reliy penasaran dan jika bisa, ia ingin menuntut Keenan. Namun, di waktu bersamaan Tyler menahan Reliy dengan kembali melakukan hal serupa seperti di dasar sungai hingga Reliy menyadari bahwa ciuman ini adalah yang paling dalam.
Reliy melayang, hingga seluruh indranya terasa lumpuh dan satu-satunya yang dirasakan Reliy adalah Tyler.
Hanya Tyler.
Dan itu Tyler Kavinsky.
Percayalah, tidak ada yang tahu bahwa Reliy juga terus memaki di dalam batin karena telah lumpuh di hadapan Tyler Kavinsky.
"Stay here until they leave," bisik Tyler setelah memberikan gigitan kecil di labium Reliy lalu kembali melumatnya. "Mereka akan menemukan kita atau kita yang menemukan mereka. Kau putuskan nanti, Babe."
****
Hola! Happy to see u again and I miss u all.
Jadi mohon maaf kemarin gua kagak update dan hari ini gua juga mo kasih kabar kalau ....
... karya ini mau diterbitkan!!! Yay!!!
Tapi .....
Boong!! (Tapi semoga aja ada karya gua yang bakal diterbitin lagi. Amin.)
Oh, sebelum gua kasih kabar lanjutan, gua boleh deh kasih pertanyaan serupa seperti bab-bab sebelumnya.
Tentang gimana menurutmu chapter ini?
Sadar gak kalau sekarang gua terus2an pake POV Reliy? Atau enggak sadar samsek? Berarti gua gagal. Lol.
Sebenarnya, gua emang pake POV Reliy terus. Kenawhy? Karena gua kesulitan buat masuk ke dalam pikiran Tyler. So ... mari bermain tebak-tebakan bersama Reliy.
Lalu ... masih adakah yg bertahan baca cerita ini? Percaya deh, setiap jejak yang kalian tinggalkan itu selalu kuingat, jadi aku tau siapa yang masih bertahan sama cerita ini.
Kabar kedua, bisa jadi gua up sekali seminggu dengan jadwal hari tak menentu. Maaf atas ketidaknyamanannya. 🙏🙏🙏
Akhirnya bolehlah kalian share penggalan kalimat favorit kalian dari cerita TBCMSJ lalu share di ig kalian lalu tag aku @augustin.rh atau please kalau kalian memang suka, tolong promotin cerita Tyler ke teman-teman kamu ya.
See you next week, babe.
Dashcube.
Ig: augustin.rh
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro