08. Let Me Eat You
WARNING! Terlalu banyak narasi dan panjang chapter mencapai 1700 words, jadi silakan baca di waktu senggang.
Ig: augustin.rh
****
JUST ACTING.
Kalimat yang tepat untuk menggambarkan situasi ketika Tyler ambruk di apartemennya, hanya dengan sekali pukulan—menggunakan asbak dan dari tangan seorang gadis.
Baiklah jika kau mengenal Tyler, maka kau akan mengatakan bahwa itu benar-benar mustahil.
Nyatanya, Tyler sudah pernah mendapatkan pukulan paling parah beberapa kali, hingga mengalami patah tulang dan harus digip selama beberapa bulan. Jadi jika dia ambruk akibat serangan tangan kiri seorang gadis, terlebih dia tidak kidal, maka bagi Tyler sakitnya sama seperti saat kau memukul nyamuk yang menghisap darahmu.
Tidak sakit sama sekali, tetapi justru membuat geli.
Akan tetapi, hari ini Tyler melakukannya. Menjadi lemah dalam sekejap (Yang jika Clay atau orang lain (haters) mengetahuinya, akan membuat Tyler dicap sebagai pecundang kelas kakap) demi mendapatkan jawaban, apakah Reliy memiliki jiwa kemanusiaan yang terlampau tinggi, hingga overdose atau memiliki sikap first personal safety.
Tidak ada alasan khusus, mengapa Tyler harus melakukan uji coba tersebut. Ia hanya penasaran dan iseng. Namun, berakhir takjub karena ternyata, Reliy memilih opsi yang kedua.
first personal safety. Pilihan yang berbeda dari pertama kali mereka bertemu. Reliy memiliki jiwa kemanusiaan tinggi kemudian sekarang hal itu berubah.
Well, menarik. Sesuai ekspektasi. Pikir Tyler saat itu, tetapi di waktu bersamaan juga merasa kesal. Pasalnya ketika Reliy meninggalkan apartemen dengan penuh amarah dan tergesa-gesa, ia melewatkan beberapa hal.
Satu, melewatkan kesempatan untuk menghancurkan ponsel Tyler.
Dua, melewatkan momen balas dendam yang terbuka lebar.
Tiga, melewatkan kesempatan di mana Reliy sebenarnya bisa terus memukul kepala Tyler, hingga tidak berbentuk lagi seperti pada film thriller keluaran tahun 2014—Girl House.
Tetapi ... well, itu mustahil jika Reliy melakukan hal tersebut. Tyler pikir Reliy itu ceroboh, cenderung bodoh—padahal cerdas dan seksi—karena empat, Reliy tidak sadar bahwa dirinya sedang diikuti dan difoto diam-diam, sejak langkah pertama meninggalkan gedung apartemen.
Entah apa yang sedang dipikirkan gadis itu, yang jelas bagi Tyler hal tersebut sangat menjengkelkan.
Masalahnya, hello ... bagaimana seseorang bisa tidak sadar saat dirinya sedang diikuti? Bahkan setelah perjalanannya sudah cukup jauh dan setelah menerima kode peringatan.
Hanya orang bodoh yang seperti itu.
... atau hanya orang yang sangat membenci Tyler, hingga harus mengabaikan peringatan tersebut. Dan itu artinya Reliy membenci Tyler, tapi ....
... entahlah, Tyler terlalu malas untuk memikirkan hal tersebut dan memang tidak mau melakukannya.
Jadi kode peringatan yang diberikan Tyler untuk Reliy adalah, berkendara dengan kecepatan penuh—seolah mengejar Reliy. Namun, hal itu hanyalah sekadar prank—menurut Tyler merupakan sebuah kode, agar Reliy menyadari keberadaan orang asing tersebut dan terus berlari atau ....
Reliy mungkin bisa menelepon Tyler, sekadar mengumpat atas pengabaian tersebut atau apa pun yang bisa dilakukan Reliy, sehingga Tyler punya alasan untuk berhenti dan membawa Reliy pergi. Sekaligus memberi tahu si Stalker bahwa, gadis itu adalah miliknya.
Yeah, sebenarnya Tyler bisa saja langsung memberhentikan orang yang mengikuti Reliy—menghajar lelaki tersebut dan kemudian mendapatkan perhatian Reliy. Namun, itu bukan gaya Tyler, meski dia tahu bahwa si Pecundang beberapa kali mengambil foto Reliy secara diam-diam.
"Sial! Kau hanya terlalu seksi untuk menjadi santapan si Pecundang itu, Babe," kata Tyler dari dalam mobilnya—dengan nada geram—mengamati kebodohan Reliy dari jauh, yang dengan mudahnya terpancing ke dalam perangkap si Pecundang itu.
"Dan kau terlalu bodoh karena ... shit! What the hell are you doing, Dick?!" seru Tyler dengan nada tertahan saat melihat Reliy merunduk—seolah ketakutan—frustrasi dan di waktu bersamaan, orang itu menyentuh Reliy.
Tidak. Bukan menyentuh, tetapi menyekap.
Tyler bisa melihat aksi mereka dari dalam mobilnya. Melihat bagaimana Reliy berusaha memberontak dan bagaimana lelaki itu berusaha melemahkan Reliy.
Well, Tyler hanya perlu menunggu sedikit lagi dan jujur saja, ia sudah tidak sabar untuk mematahkan tulang lelaki itu.
Hingga akhirnya, Tyler bisa melihat bahwa lelaki itu berhasil melumpuhkan Reliy—membuat gadis tersebut pingsan akibat sesuatu di sapu tangannya, lalu menyeret Reliy menuju gang buntu di dekat bangunan tak terpakai.
"Just fuck off. I'll show who the girl owner is," ucap Tyler penuh tekanan dan segera keluar dari mobil lalu berlari menghampiri lelaki itu dan ....
... satu tendangan kuat sukses mendarat di punggung lelaki itu.
Reliy yang tidak sadarkan diri terlepas dari dekapan si stalker—terjatuh di atas tumpukan kardus—membuat Tyler merasa beruntung. Setidaknya saat sadar nanti, Reliy tidak akan merasa sakit akibat terhantam benda keras.
Tyler mematahkan lehernya ke kiri dan kanan, menyeringai kejam, menatap si Pecundang itu dengan tatapan tajam seolah siap untuk membunuh. Ia mengepalkan kedua tangannya—mengubah posisi menjadi seorang petinju professional lalu berkata, "She's mine. Try to see her with your fucking eyes ... I'll kill you."
Tyler melayangkan pukulan. Lagi dan lagi. Beberapa kali, tanpa memedulikan bahwa lelaki itu tidak melakukan apa pun, selain berusaha menyembunyikan wajahnya. Dan hal tersebut membuat Tyler penasaran.
"Show me your fucking face, Dick!" seru Tyler, masih dengan nada penuh amarah dan emosi yang berusaha ia kontrol agar tidak membunuh lelaki itu. "Or I—"
"I'm sorry!" jerit lelaki itu, "please, I'm so sorry. I'll stop it, Tyler."
Tyler menaikkan sebelah alisnya, menurunkan kepalan tangannya dan menggunakan kaki ia mencoba membuka tudung kepala lelaki itu. Namun, si Pecundang masih keras kepala dengan penyamaran tersebut—membuat Tyler cukup muak—ingin mematahkan tulangnya lalu teringat, bahwa ada hal yang lebih penting, daripada hal tersebut.
"Gimmie your phone, right now," perintah Tyler.
Lelaki itu menurut—memberikan ponsel dengan tangan gemetar, tanpa menyadari bahwa Tyler memerhatikan gerak-geriknya.
"Don't kill me," pintanya dengan nada berbisik penuh rasa takut.
"Aku tidak yakin." Tyler mengedikkan bahu, sambil me-reset ponsel tersebut lalu menjatuhkan di depan lelaki itu. Tidak sampai di situ, Tyler bahkan menginjaknya kuat-kuat.
"Aku tidak pernah memaafkan dan kau tahu aku, jadi ingat baik-baik ... if you want to touch my girl again, you must remember this day and think again," kata Tyler, sembari menendang bahu lelaki itu, hingga membuatnya kembali terjatuh.
Lelaki itu hanya meringis samar, mencoba menahan rasa sakitnya, serta membiarkan Tyler membawa Reliy.
Namun, beberapa saat kemudian, diam-diam ia mengumpat—mengucapkan ikrar balas dendam, saat Tyler benar-benar meninggalkan gang buntu tersebut dengan Reliy yang berada di pelukannya.
***
"Kau absen. Tidak seperti biasanya dan demi Tuhan, suasanya berbeda tanpamu, Bung," ucap Jason di seberang sana—melalui telepon—dengan dentuman musik sebagai backsound kemeriahan pesta di rumah perkumpulan.
"Apa Bianca bersamamu?"
"Bianca? You ask about my girlfriend? Oh, I'll not—"
"Suruh dia pulang sekarang," ucap Tyler dingin, sambil memandang tubuh telentang Reliy—di atas tempat tidur—dari kursi di kamar gadis itu.
"What? Tyler, you must kidding me, right?" Nada suara Jason terdengar tidak percaya. "Aku bahkan baru bermain-main dengan payudaranya dan kau—"
"Dua puluh menit dan aku tidak peduli," kata Tyler lalu memutuskan panggilan, tanpa peduli bahwa Jason masih mengajukan protes.
Tyler memutar mata, menyandarkan punggung pada sandaran kursi kemudian atensinya tertuju pada komputer Reliy.
Komputer tempat Reliy melakukan siaran nakal sekaligus phone job dan Tyler penasaran, dengan bagaimana cara kerja di situs Very Fun Girl. Tempat para pecundang kesepian berkumpul, yang mana gadis paling buruk rupa pun menolak untuk tidur dengan mereka.
Bangkit dari kursi, Tyler mengamati sekeliling kamar Reliy. Ruangan yang dominan Memiliki nuansa musim gugur dengan cat cokelat dan jingga kemerahan, wallpaper daun mapple, serta begitu banyak lampu hias berwarna hangat.
So girly. Pikir Tyler lalu ia menyalakan komputer dan sebuah foto keluarga pun terlihat di layar komputer tersebut.
"Kau ... Mrs. Dawson. Tentunya. Jadi biar kuberitahu satu hal, kau memiliki putri yang seksi," ujar Tyler, sambil tersenyum miring dan melingkari wajah Mrs. Dawson menggunakan jari telunjuknya.
Sesekali Tyler menoleh ke arah Reliy lalu kembali memfokuskan pandangan pada lelaki, yang fotonya berada di sebelah kiri Mrs. Dawson dan ... berwajah mirip seperti anak SMA. "Hi, dude. Seharusnya kau jaga kakak perempuanmu ini karena ... sial!"
Tyler terkejut—hampir menabrakkan wajahnya ke layar komputer—ketika Reliy tiba-tiba saja memeluk dirinya. Menyerahkan separuh berat badannya pada Tyler.
"Reliy! Are you insane, huh?!"
"Mom."
"Fuck."
"I'm so scared."
"I'm not your mom, Babe."
Tyler berusaha melepas pelukan Reliy. Menolak melakukan hal mengundang permainan panas, meski gadis itu masih tetap berusaha menempelkan tubuhnya, dalam keadaan setengah sadar.
Fuck off, dude! It's really crazy cray.
Tyler memikirkan adegan panas bersama Reliy—ketika mereka berpelukan dan di saat gadis itu menggesekkan wajahnya di leher Tyler. Namun, di waktu bersamaan Reliy beberapa kali memanggil Tyler dengan sebutan mom—itu membuat Tyler bergidik, sekaligus little horny.
Membayangkan melakukan seks dengan dua wanita—ibu dan anak gadisnya—adalah sesuatu yang menantang, jika film porno itu sungguhan ada di kehidupan nyata. Namun, ini bukan film porno dan Tyler masih waras.
Tidur dengan gadis setengah sadar bukanlah kesukaannya.
Dan wanita yang dipanggil mom, tidak menarik perhatian Tyler. Well, Tyler lebih suka Reliy.
... terutama ketika gadis itu mulai bersikap seperti anak kucing yang sedang bermanja-manja dengan tuannya.
Seperti sekarang.
"Mom, my picture ... I." Mata Reliy terbuka, menatap wajah Tyler lekat-lekat dengan kedua tangan mengalungi leher lelaki itu. "Kau bukan ibuku, tapi,"—Reliy tidak melanjutkan kalimatnya dan malah menciumi leher Tyler—"kau lebih baik. Tuhan mengirimkan malaikat dan itu adalah kau."
Semakin lama semakin liar, itulah yang Tyler rasakan. Reliy tidak hanya mencium, tetapi juga menjilat dan menggigit. Bahkan ... oh, tidak! Tangan gadis itu masuk ke dalam T-shirt Tyler—menyentuhnya lembut, hingga sesuatu yang panas terasa dalam tubuh Tyler.
Tyler meremas buah peach favoritnya—yang masih terbungkus medium skirt warna cokelat pastel lalu mengangkat wajah Reliy, dan mencium bibir gadis itu.
Dengan liar, penuh rasa lapar, dan seketika dinginnya angin malam yang berembus dari jendela Reliy, telah berubah menjadi angin super panas. Tyler memasukkan tangannya ke dalam kemeja Reliy, mulai meremas hingga beberapa menit kemudian ....
... ia tersadar. Bukan seperti itu—gadis setengah sadar bukan pilihan tepat untuk seks, tetapi Reliy adalah favoritnya.
Keputusan yang sulit, tetapi—
"Persetan, Reliy! Let's make it out in your bed." Tyler mengangkat tubuh Reliy. Gadis itu tertawa kecil—seperti orang sinting—membuat Tyler penasaran apa yang telah diberikan si Pecundang itu terhadap Reliy.
Di atas tempat tidur Reliy, Tyler menaikkan setengah kemeja gadis itu kemudian mulai menciumi kulit lembut pemilik aroma kayu-kayuan. Seolah berusaha mengingat sensasi apa yang didapatkan Tyler malam ini.
Tyler terus mencium, mengusap, serta meremas, hingga desahan Reliy terdengar di telinga Tyler—membuat lelaki itu tersenyum bangga. Dan ketika tangan Tyler berhasil melepaskan kain berenda sebagai pelindung pintu surgawi, serta membuka gerbangnya, mata Tyler seketika melebar.
Bahkan raut wajah Tyler turut menampilkan ekspresi kaget luar biasa. Antara tidak percaya dan ....
Ragu-ragu.
Dia bukan sepenuhnya lelaki brengsek. Kau harus mencatat itu.
"Are you virgin?" tanya Tyler bernada dingin, di tengah panasnya suasana di rungan bernuansa musim gugur milik Reliy.
"Aku berhasil menjaga itu. Setidaknya ...." Reliy menatap Tyler lekat-lekat. "Sampai malaikat utusanmu datang menolongku, mom."
Tyler terkekeh geli. Mendengar ucapan Reliy dan mengetahui fakta hari ini adalah hal paling menggelikan di waktu bersamaan.
"Kau virgin, memanggilku mom, tetapi menganggapku sebagai malaikat." Tyler terkekeh lagi. Ini lucu, dia tidak sebaik itu. "Apa kau ingin melakukan seks denganku?"
Reliy menangguk dan Tyler membalasnya dengan senyuman. "Tonight, let me eat you Babe."
******
Panjang ya? What do you think about that?
Sampai ketemu hari rabu ^^
Curhat, doakan aku dapat PO buku dari penulis favoritku ya pehlis.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro