Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#2


Wanita itu bernama Kim Sohyun.

Wanita galak yang menjambak rambutnya di lift dan menghantui hari pertamanya di Pulau Jeju adalah wanita yang bernama Kim Sohyun.

Apakah sebuah takdir yang menentukan pertemuan mereka?

Taehyung pun penasaran.

Karena sekarang ia sedang berada di kamar wanita tersebut. Terbaring lunglai tanpa daya. Wanita yang kemarin tampak menyeramkan, kini terlihat begitu lembut di mata Taehyung.

"Jadi namamu Kim Taehyung-ssi?"

"Eoh."

"Aku minta maaf. Gara-gara aku kau jadi begini."

Timpal Sohyun sambil mengusap sudut mata Taehyung dengan kain lap hangat.

"Tidak apa."

"Lagian kenapa kau menolongku sih?"

"Karena kau berteriak minta tolong. Aigo.."

"Ah.. ya. Kau benar. Aku yang berteriak minta tolong. Tapi kenapa? Kenapa kau melakukannya? Aku wanita menyebalkan yang materialistis dan menamparmu kemarin malam. Apa ada alasan lain kau mau menolongku? "

"Karena aku tidak suka melihat wanita dilecehkan."

Sohyun tersenyum mendengarnya. Terselip sedikit kekaguman di hatinya pada pria bernama Taehyung. Ia sudah salah menilainya sebagai pria tidak bertanggung jawab.

"Pokoknya aku meminta maaf padamu. Apa kau memaafkanku?"

"Tentu saja."

Sohyun tersenyum kembali dan melanjutkan acara mengompres sudut mata Taehyung yang keunguan.

"Kau terlihat jauh lebih manis kalau seperti ini, Nona."

"Maaf? Kau bilang apa barusan?"

Taehyung menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Itu-- aku.."

"Aku dengar kau memanggilku Nona. Jangan terlalu formal. Sepertinya kita seumuran. Cukup panggil aku Sohyun."

Huh.. untung dia tidak dengar.

Taehyung mengelus dadanya.

"Baiklah, Sohyun-ssi."

.....................

"Jadi kau seorang fotografer?"

"Ehmm.. iya. Tetapi.. Hanya fotografer amatiran. Tidak berbakat."

"Kenapa kau berkata begitu? Bukankah itu mimpimu?"

Taehyung mengangguk lemah.

"Tetapi mereka tidak pernah menyukai hasil fotoku. Terutama Bosku. Dia selalu menginjaknya dan meludah di atasnya."

Taehyung yang baru mengenal Sohyun karena ketidaksengajaan, pada akhirnya mulai dekat.

Sohyun juga mulai banyak tahu soal Taehyung dan sekelumit kisah hidupnya. Membuat Sohyun tersentuh. Apalagi jalan hidup yang diambil Taehyung ini adalah jalan dimana kedua orangtuanya tidak berkenan. Tidak ada di belakangnya untuk selalu menyemangatinya.

Tentu berat. Ketika Taehyung harus berjuang mati-matian menggapai mimpinya tanpa dukungan dari orang lain.

"Banyak rintangan yang akan kau temui ketika hatimu mulai menyukai sesuatu."

Taehyung menyimak kalimat demi kakimat yang keluar dari bibir Sohyun.

"Apa kau akan menyerah begitu saja?"

"Menyerah? Aku bahkan hampir menyerah setiap harinya."

"Kau menyerah? Jika itu mimpimu mengapa kau lelah mengejar? Kau sudah berlari sejauh ini apa kau akan berhenti?"

Taehyung menantap kedua nata Sohyun intens. Posisi mereka sedang berada di atap gedung hotel. Mereka bisa melihat ke arah pantai dan mendengarkan suara deburan ombak yang keras dari atas sana.

"Tidak peduli apakah itu jelek. Apakah itu buruk rupa. Apakah itu bikin muntah. Tetapi itu adalah gambar yang kau ambil dengan sepenuh hati. Mungkin beberapa orang tidak menyukainya, itu berarti masih ada beberapa lain yang memujinya meski kau tidak tahu.'

"Tentang orangtua.. itu hanya perkara waktu. Mereka pasti akan segera sadar, bahwa mereka memiliki putra berbakat sepertimu."

"Hwaiting, Kim Taehyung~ssi."

Taehyung terharu. Mengapa kata-kata Sohyun begitu menyentuh?

Ia yang selama ini tidak mempunyai super power , mendadak menjadi kebal akan kesulitan-kesulitan yang ada. Faktanya, kalimat pure dan sederhana wanita itu berhasil menguatkan perjuangan Taehyung untuk terus berkarya sebagai seorang fotografer.

"Kau mau kufoto?"

Tawar Taehyung sambil mengangkat kameranya.

"Apakah foto itu bisa menyimpan kenangan tentangku?"

"Tentu saja."

"Maka, ambil foto-foto terbaikku. Mungkin hanya itu yang bisa kutinggalkan untukmu."

"Huh?"

Taehyung agak bingung dengan kalimat Sohyun. Tetapi, melihat Sohyun mulai tersenyum dan berpose ria, Taehyung tidak ambil pusing. Ia langsung membidik wajah cantik Sohyun dari dekat dan memotretnya.

Tes.. tes.. tes...

Mereka terlalu asyik berfoto, hingga tiba-tiba rintik hujan datang dan menghempaskan butir-butir air yang membasahi tubuh keduanya.

Taehyung menarik tangan Sohyun dan membawanya kembali masuk ke dalam gedung hotel.

"Wah! Kita terlalu asyik berfoto.."

Kata Taehyung sambil terkekeh.

"Ne.."

Jawab Sohyun singkat.

Taehyung melirik Sohyun dan melihat wanita itu tampak menggigil kedinginan.

Taehyung melepaskan hoodienya dan memakaikannya ke tubuh Sohyun.

"Apa ini?"

"Kau bilang lelaki harus bertanggung jawab kan?"

"Aku yang mengajakmu ke puncak gedung dan membuat tubuhmu basah kuyub. Jadi, kau lebih pantas memakai hoodie ku."

"Gomawo.."

Sohyun menampakkan deretan giginya.

Lucu. Pikir Taehyung.

"Mau minum? Sepertinya alkohol akan membuat tubuh kita semakin hangat."

Sohyun tampak sedang berpikir. Terlihat sekali sirat keragu-raguan di mata wanita itu. Namun, Taehyung buru-buru menariknya dan membawanya ke bar yang disediakan oleh hotel tersebut.

"Ini gelasmu."

Kata Taehyung cukup bersemangat sambil meletakkan gelas berisi minuman alkohol di depan Sohyun.

Sohyun masih terdiam menatapnya.

"Kenapa?? Apa kau tak suka minum?"

Melihat kekecewaan di raut wajah Taehyung, Sohyun tidak tega. Akhirnya, ia pun memberanikan diri menenggak minuman yang dua tahun ini ia hindari.

"Enak kan?"

Sohyun sedikit terbatuk. Sesaat kemudian, ia tersenyum memperhatikan Taehyung.

Beberapa jam telah mereka lewati bersama di depan meja bartender.

Taehyung kelihatan begitu mabuk. Sohyun pun juga agak pusing, tetapi ia tidak semabuk Taehyung saat ini.

"Taehyung-ssi.. apa tidak sebaiknya kita kembali ke kamar masing-masing?"

Ajak Sohyun tidak terlalu bertenaga.

"Heunghhh..."

Taehyung hanya melenguh panjang. Sepertinya, Sohyun harus berjuang ekstra memapah tubuh Taehyung dan membawanya ke kamarnya.

"Omo... kau berat sekali, Taehyung-ssi.."

"Nenekku selalu menyuruhku makan nasi.. jadi aku sangat berisi.."

Racau Taehyung di sela-sela perjalanan ke kamar masing-masing.

Sesampainya di lantai 9, setelah menaiki lift, Sohyun bertanya kepada Taehyung, nomor berapakah kamarnya.

Tetapi Taehyung malah tidak mau menjawab. Ia terus menempelkan tubuhnya pada Sohyun. Sohyun semakin terbebani.

"Taehyung-ssi.. kau berat. Katakan kamarmu nomor berapa?? Huhh??!"

"Aku tidak mau tidur sendirian.."

Jawab Taehyung sedikit melantur.

"Apa maksudmu??"

"Aku.... ti...dak... ma..u.. sen...di...ri..."

Sohyun menghela nafasnya panjang. Terpaksa ia membopong Taehyung ke kamarnya.

Bruk.




Sohyun menjatuhkan tubuh Taehyung di atas kasurnya. Saat Sohyun hendak pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian, tangan Taehyung mencekalnya dan menariknya sehingga ia ikut terbaring di atas kasur.

Taehyung memandang wajah Sohyun lekat.

"Yeppeuda..."

"Taehyung-ssi.. sadarlah.. kumohon.."

Sohyun melepaskan tangan Taehyung yang menelusuri wajahnya.

"Kenapa kau sangat cantik.. Sohyun-ssi..."

"Kau mabuk. Sadarlah, Taehyung-ssi.."

Sohyun secara kasar melepaskan tangan Taehyung. Ia lalu bangkit dan hendak meninggalkan Taehyung saja. Tetapi ia tidak jadi melakukannya.

"Gomapta..."

"Hmm?"

"Padahal aku berniat mengakhiri hidupku saja dari atas tebing."

Sohyun berbalik dan memandang Taehyung khawatir.

Taehyung masih mabuk. Matanya masih terpejam namun mulutnya masih berceloteh.

"Ah.. hanya melantur saja."

Sohyun melanjutkan langkahnya setelah memastikan bahwa Taehyung masih terpengaruh efek alkoholnya tadi. Ia cukup meminum banyak gelas.

Tetapi ia salah.

"Gomapta.. Sohyun-ssi.."

"Jika kau tidak ada hari ini, mungkin besok aku akan menenggelamkan diriku dari atas tebing Pantai Hamdeok.... hehehhh"

Sohyun tercengang. Apa barusan Taehyung mengungkapkan soal rencana bunuh dirinya?

Sohyun pun mendekat dan mengambil posisi duduk di sebelah Taehyung.

"Apa maksudmu Taehyung-ssi??"

"Aku mau mati..."

Sohyun spontan mendudukkan lelaki yang setengah sadar itu.

"Tatap mataku! Tatap aku!! Apa kau barusan mengatakan bahwa kau mau bunuh diri??"

"Karna itulah tujuanku kemari."

"Mengakhiri hidupku.. bersama dengan hasil jepretan terakhirku."

Ungkap Taehyung dengan matanya yang setengah terbuka. Lalu ia menyengir, menampakkan gigi-gigi mungilnya.

"Tapi kenapa? Kenapa kau lakukan ituu??"

"Kau tidak boleh melakukannya!"

Sohyun berbicara sambil menggoncangkan pundak lelaki itu.

"Eheh.. "

"Tadinya mau aku lakukan.."

"Lalu?"

"Berkatmu tidak jadi aku lakukan... hehe.."

Lanjut Taehyung dengan tertawaan.

Sohyun menghela nafasnya lega. Namun tiba-tiba, tangan Taehyung menangkup pipi Sohyun dan mendorongnya sampai ia terbaring di atas kasur. Taehyung memperhatikan detail wajah Sohyun yang berada di bawahnya.

"T-ta-taehyung-ssi.. ap-apa yang kau lakukan?"

Tanya Sohyun was-was.

"Kau... cantik.. sekali."

Taehyung menyelipkan anak rambut Sohyun ke belakang telinganya. Sehingga terlihat semakin jelaslah seluruh area wajah Sohyun.

"Taehyung-ssi.. kau mabuk. Biar aku mengambilkanmu minuman perasan lemon."

Sohyun mencoba bangkit dari posisinya, tetapi Taehyung menghalanginya dan mendorongnya kembali.

"Jangan pergi.. kumohon.."

Sohyun tak bisa berkutik. Ia menggigit bibir bagian bawahnya agar ia lebih tenang menghadapi situasi tersebut.

"Aah~~~~"

"Jangan menggigit bibirmu seperti itu..."

"Huh? Apa?"

Taehyung mengusapkan jempolnya di bibir indah Sohyun. Perlahan-lahan...

Kemudian pergerakannya berhenti.

Taehyung kini membuka matanya lebar-lebar. Ia dan Sohyun berhasil adu tatap. Desiran darah mengalir begitu cepat di dalam tubuh mereka. Suara debaran jantung yang mengalahkan deburan ombak di luar sana, berdegup memenuhi atmosfer tipis di antara keduanya.

Taehyung semakin mendekatkan wajahnya. Hidung mereka pun bersentuhan. Sohyun kesulitan mengambil oksigen.

"Sohyun-ssi..."





























Cup...


























Taehyung memagut bibir wanita yang baru dikenalnya sehari itu. Tentu saja Sohyun terkejut akan apa yang Taehyung lakukan.

Taehyung menghisap bibirnya dan menggigit kecil bibir bawahnya. Taehyung juga berusaha bermain dengan lidah Sohyun ketika secara tak sengaja Sohyun membuka mulutnya.

Sohyun memukuli dada bidang Taehyung. Namun itu tidak berarti apa-apa karena Taehyung sedang tidak dikuasai oleh kesadaran. Ia masih mabuk dan permaiannnya dengan bibir Sohyun semakin kuat.

"Hentikan!!"

"Mmphmppphh..."

"Hentikan Taehyung-ssi.."

Cup..


Cup....


Cup...


Taehyung tiada henti menyesap bibir atas dan bawah wanita itu. Dan pada akhirnya, ciuman mereka terlepas. Keduanya sama-sama mengambil nafas.

"Kenapa.. kau sangat manis. Sohyun-ssi??"

Kata Taehyung sebelum tiba-tiba menelusupkan wajahnya pada ceruk leher Sohyun dan meninggalkan bekas-bekas kemerahan disana.

Malam itu menjadi malam yang panjang bagi mereka berdua. Seorang laki-laki dan perempuan asing yang mengenal karena ketidaksengajaan. Dan kini mereka berakhir di atas kasur yang sama. Mereka menghabiskan malam bersama. Meskipun semua itu dilakukan Taehyung tanpa setetes akal sehatnya, namun Sohyun cukup merasa nyaman.

Mungkin ini untuk pertama dan terakhir kalinya aku tidur bersama seorang pria.

Aku tahu, hidup tidak akan berjalan dua kali.

Aku harap, kau akan selalu mengingatku, Taehyung-ssi...

.............................

Sohyun merapatkan selimutnya dan bergegas menuju kamar mandi.

Perutnya terasa mual. Ia ingin muntah. Wajahnya begitu pucat. Ia merasa sangat lemas.

Ia menatap bayangan wajahnya di cermin. Lalu dengan kesit, tangannya meraih tisu yang ada di sebelahnya untuk menghilangkan sisa darah yang meluncur dari lubang hidungnya.

"Kumohon.. jangan sekarang.."

Sohyun terus menerus menarik tisu dari wadahnya. Namun, darah itu tidak berhenti menetes. Sesekali ia muntah. Mengeluarkan cairan yang sedikit kemerahan. Kepalanya pusing.

Sementara di atas ranjang, Taehyung akhirnya terbangun. Ia mendengar suara berisik dari arah kamar mandi. Ia juga sedikit kaget pada penampilannya. Baju atasannya entah berada dimana saat itu. Ia hanya bertelanjang dada. Dan...

Ia berada di kamar wanita itu!

Taehyung mendengar kembali suara berisik dari kamar mandi. Ia pun bergegas memeriksa. Ia takut terjadi sesuatu pada Sohyun.

"Sohyun-ssi!!"

Taehyung sangat kebingungan. Ketika ia sampai, Sohyun sudah tergeletak di atas lantai dengan darah yang masih keluar lewat hidungnya.

Taehyung segera membawa Sohyun ke tempat tidurnya dan memakaikannya sebuah piyama.

.........................

"Taehyung-ssi.."

"Sohyun-ssi!!"

Mendengar rintihan suara Sohyun, Taehyung lantas bergerak cepat menghampirinya.

"Sohyun-ssi! Apa yang sebenarnya terjadi padamu??"

"Kau panik sekali ya?"

"Tentu saja aku panik! Kita baru saja mengenal. Kalau kau kenapa-napa, pasti aku yang disalahkan!"

"Tapi kita melakukannya semalam.."

"Itu.. itu.. aku...??"

"Tidak perlu meminta maaf. Aku-- berterima kasih."

"Tunggu. Apa?"

"Aku berterima kasih. Kau mewarnai kegiatan liburan terakhirku di Jeju."

"Apa yang kau katakan??"

"Tidak penting. Tapi.. maukah kau melakukan sesuatu untukku?"

"Apa itu?"

"Jangan mengakhiri hidupmu dari atas tebing."

Taehyung membeku mendengar ucapan Sohyun. Semalam, pastilah ia sangat mabuk sampai-sampai ia tidak dapat mengontrol perkataannya.

"Hidupmu sangat berharga... aku mau kau memanfaatkannya dengan baik selagi kau bisa.."

"Sohyun-..."

Taehyung melihat cairan bening merambat jatuh dari sela-sela mata Sohyun. Bibirnya pun bergetar. Ia ingin menangis.

"Taehyung-ssi.. kau masih punya banyak kesempatan hidup. Jadi jangan sia-siakan itu.."

"Kau berbakat, jangan tinggalkan itu..."

"Kau punya banyak orang yang menyayangimu, jangan lepaskan itu.."

Tubuh Taehyung semakin berguncang. Sohyun sudah menangis disisinya. Sementara ia masih menahan suara tangisnya keluar walau air matanya yang terlanjur menetes tidak bisa membohongi, betapa rapuh hati Taehyung saat itu.

"Jangan menyerah.. Taehyung-ssi.."

Sohyun mengeluarkan suara khas orang menangis. Ia tersedu-sedu sambil menggenggam tangan Taehyung. Salah satu tangannya yang lain, ia gunakan untuk mengelus wajah tampan Kim Taehyung.

"Siapa bilang kau tidak berbakat eoh.?"

"Seseorang belajar. Dari tidak bisa menjadi bisa. Kau pun juga demikian.."

Taehyung terengah-engah menahan sesak di dadanya. Kenapa begitu sulit membendung air mata??

Taehyung menyesal karena banyak minum semalam.

"Berjanjilah padaku.. Taehyung-ssi..."

"Berjanjilah kau akan tetap berjuang.."

"Meski nanti aku tak lagi bisa bertemu denganmu.. aku akan tetap di sisimu.."

"Hikk..hikk....hikkk...sss.."

Keduanya saling memeluk. Taehyung memeluk Sohyun yang masih terbaring begitu pun juga Sohyun. Ia membalas pelukan Taehyung.

"Terima kasih atas tiga hari ini.."

"Kau memberiku banyak kenangan.. aku sekarang merasa tenang.."

"Aku... aku pasti akan terus memberimu kenangan-kenangan indah, Sohyun-ssi.."

"Kalau begitu.. penuhi satu permintaanku ini."

Mata Sohyun berkaca-kaca. Taehyung sampai tidak kuasa menatap kedua mata Sohyun.

"Tolong ambil fotoku dari berbagai sudut.. dan kita ciptakan banyak momen hari ini. Aku ingin.. kau selalu mengenangku.., Taehyung-ssi.."

"Untuk yang terakhir kalinya..



Selamanya..."





































To be Continued.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro