Lima
Sudah jam delapan tepat, tapi Kaisar belum juga pulang. Hal itu membuat Krystal bingung harus melakukan apa. Pandangan Krystal kemudian mengarah ke tumpukan kado pernikahannya, dan kemudian perhatiannya tertuju pada sebuah kotak kado berwarna merah muda, warna kesukaannya. Ia pun memutuskan untuk beranjak dan mengambil kado tersebut. Sudah dapat dipastikan ini bukan kado yang berasal dari teman Kaisar, karena mereka tidak mungkin memberi kotak kado yang sangat melambangkan perempuan seperti ini.
Krystal pun membukanya, dan terkejut mendapati sepasang gelang berwarna hitam dengan tulisan di masing-masing gelang 'moon of my life' dan 'my sun and stars'. Krystal tersenyum begitu melihat amplop biru dengan motif awan yang begitu familiar dalam ingatannya. Amplop itu milik Egi. Jika biasanya amplop itu datang di hari ulang tahunnya, kini surat ini datang lagi, terselip di antara kado pernikahannya.
Jika orang-orang pada umumnya memberikan peralatan rumah tangga sebagai kado, Egi memang lain dari yang lain. Krystal lalu membuka surat itu dan ekspresinya mendadak berubah.
Dear my lovely bestfriend, Krystal Cetta Diandra.
Di saat tau lo mau menikah, gue merasa kaget, seneng, sekaligus bingung. Kita tau satu sama lain udah dari lama, dan gue tau banget akan keengganan lo untuk berkomitmen. Gue pikir lo udah berubah karena lo memutuskan untuk menikah. Tapi setelah tau kenyataannya gue malah sedih Tal.
Cinta itu perasaan yang indah, siapa pun berhak merasakannya, termasuk lo. Memang akan lebih sempurna kalau cinta itu akan berakhir pada sebuah ikatan pernikahan. Tapi kini gue sadar kalau cinta dan komitmen adalah hal yang berbeda. Komitmen itu pilihan, sedangkan cinta nggak bisa memilih.
Maaf kalau kata-kata gue kemarin menyinggung lo, seperti yang lo bilang kita nggak akan pernah benar-benar tau apa yang orang lain alami dan rasakan. Gue hanya berdoa yang terbaik untuk lo, Tal. Semoga lo selalu bahagia.
P.s. Give the bracelet to the one you love.
Krystal terdiam, sejenak ia berpikir, apakah ia pernah jatuh cinta? Kemudian ia menggeleng pelan. Tidak, ia tidak pernah jatuh cinta. Tidak ada sosok laki-laki yang benar-benar ia kagumi. Masa sekolahnya ia habiskan bersama sahabat-sahabat perempuannya, dan waktunya di luar sekolah hanya ia habiskan bersama sang kakak atau pun ibunya. Sampai di bangku kuliah dan mengecap dunia kerja pun, belum ada lelaki yang benar-benar mencuri perhatiannya.
Apa itu jatuh cinta? Dan bagaimana rasanya?
Terdengar bunyi ketukan di pintu yang membuat Krystal segera menutup kotak kado dari Egi dan menutupinya di balik bantal sofa. Krystal mengintip ke lubang pintu sebelum membukanya.
"Maaf, lama ya?" tanya Kaisar begitu pintu dibuka oleh Krystal. Krystal menggeleng pelan. Setidaknya ia masih tahu bagaimana untuk bersikap sopan.
Krystal dan Kai memutuskan untuk tidak memberitahu password apartemen masing-masing dengan alasan privasi. Ya, Krystal tidak suka ada orang yang mengusik dunianya dengan alasan apa pun, termasuk Kaisar yang kini telah resmi berstatus sebagai suaminya.
Krystal segera beranjak ke counter dapur dan mengambil dua buah piring untuk makan bersama dan membuka bungkusan yang Kaisar berikan padanya. Krystal pun membuka menu pesanannya. Paha ayam bakar kalasan dengan sambal yang banyak serta selada tanpa timun.
"Tadi aku lupa nanya menu kamu, makanya aku tanya Ibu. Maaf kalau udah agak dingin soalnya aku beli makan dulu, baru antar Ibu. Sekalian beli untuk Ayah juga."
"Iya, makasih ya," jawab Krystal singkat. Sekali lagi ia bersyukur bahwa ia telah memilih orang yang tepat sebagai menantu ibunya.
Semuanya kini terasa benar.
***
Sesuai rencana Krystal dan Kaisar pergi ke Bali untuk honeymoon trip mereka. Jangan mengharapkan keduanya membawa 'perbekalan' selayaknya pengantin baru. Krystal bahkan lebih mementingkan tablet yang berisi jurnal-jurnal kesehatan terbaru miliknya dibandingkan bikini atau lingerie yang katanya menjadi bawaan wajib pengantin baru selama berbulan madu di pantai.
Sesampainya di penginapan yang sudah disewakan oleh sang mertua, Krystal mengeluarkan ponselnya dan mengabadikan dekorasi khas pengantin baru yang tertata rapi di penginapannya, seperti handuk yang dibentuk menyerupai sepasang angsa yang saling berhadapan, dan kelopak mawar merah yang dirangkai membentuk hati.
"Insta story?" tebak Kai. Ia tidak menyangka jika Krystal termasuk ke dalam golongan perempuan yang suka memamerkan segala kegiatannya di media sosial. Rasanya begitu aneh jika disandingkan dengan kepribadian yang Kaisar lihat selama ini.
Krystal mengangguk singkat. "Setidaknya keluargaku harus mengintip momen kebahagiaanku bukan?"
Kalimat momen kebahagiaan yang ditekankan membuat Kai mengangguk. Kini ia mengerti jika Krystal melakukan hal itu justru agar terlihat selayaknya perempuan pada umumnya, yang memamerkan segala sesuatu di media sosial miliknya.
Kemudian Kai mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi yang sama, lalu membuka Instagram story milik Krystal. Saat kembali ke beranda, ia menemukan foto milik Chand dan istrinya yang sedang ber-wefie ria, sepertinya mereka merayakan hari kasih sayang yang baru saja berlalu dengan makan malam romantisarena, kpada slide berikutnya ia menemukan sebuah meja dengan dekorasi lilin dan bunga sebagai hiasannya.
Dasar tukang pamer, ledek Kaisar dalam hati.
Pikiran Kaisar melanglang buana ke masa lalu, di mana sosok yang sangat melekat dalam benaknya sering membagikan momen kebersamaan milik mereka di media sosial. Baik Krystal dan sosok itu seperti mewakili orang-orang pada umumnya, yang menggunakan media sosial untuk menyuarakan kebahagiaannya, atau untuk terlihat baik-baik saja di mata orang lain.
"Apa yang mau kamu lakukan malam ini Krys?"
"Mungkin membaca beberapa jurnal, mengecek laporan toko dan tidur," jawab Krystal singkat.
Tipikal wanita pekerja keras dan penuh ambisi, bahkan di saat liburan seperti ini ia masih saja mengutamakan hal-hal itu, pikir Kaisar.
"Baiklah, apa boleh aku pergi malam ini?"
Krystal mengangguk. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan maupun dijaga di sini bukan? baik keluargaku maupun keluargamu berada jauh di sana."
***
Kaisar melangkahkan kaki ke salah satu klub malam di Legian. Hiruk pikuk manusia yang menggoyangkan tubuhnya mengikuti irama yang dimainkan oleh Disk Jockey kenamaan yang sedang asik memainkan piringan hitam sehingga membawa pendengarnya masuk ke dalam perjalanan musik ciptaannya.
Kai sama sekali tidak asing dengan dunia malam seperti ini, dalam sebulan minimal dua kali ia menjejakkan kakinya ke klub-klub besar di daerah Jakarta. Terkadang jika ia harus melakukan perjalanan kantor ke kota-kota besar lainnya untuk menghadiri sidang klien, ia akan menyempatkan diri untuk datang ke klub malam kota itu guna menyicipi dance floor dan segelas Tequilla, minuman favoritnya. Setelah menikah pun ia tidak mengurangi intensitasnya untuk mengunjungi klub malam, karena Krystal pun tidak pernah mencampuri sedikit pun kehidupannya.
Seorang wanita cantik menghampiri Kai di pinggir lantai dansa disertai dengan sebuah kerlingan nakal. Kai hanya mengulum senyum, ia tak bisa meniduri wanita lain di saat ia harus berbagi ranjang dengan sang istri setelahnya. Ia tak sebajingan itu. Maka saat wanita itu menggodanya dengan jari telunjuk yang menyusuri sepanjang lengan kekarnya, Kai menahan tangan wanita tersebut dan menyingkirkannya dengan pelan dari tangannya. "Sorry, I'm married."
Decakan sebal dari wanita tersebut membuat senyum Kai terkembang sempurna. Ia tahu bagaimana cara bermain dengan wanita. Wanita seksi untuk ditiduri, wanita cantik dipuji, wanita cerdas untuk dikagumi, dan wanita baik-baik untuk dinikahi. Kai beruntung karena telah mendapatkan tiga dari empat aspek tolak ukur tersebut pada diri Krystal, untuk poin pertama ia belum bisa menilai, karena tentu saja Kaisar tahu bahwa hubungan mereka sebatas simbiolosis mutualisme, tidak lebih.
Kaisar menilik gelasnya yang sudah tandas, sepertinya ia butuh lebih banyak alkohol malam ini. Dengan langkah tegap nan memesona, ia pun kembali ke meja bar guna memesan minuman. Namun alangkah terkejutnya ia saat menemukan sosok yang begitu ia kenal sedang terisak pelan di sana.
"Jennie?"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro