Empat
Bagi Krystal, ia tidak memerlukan sosok laki-laki dalam kehidupannya. Bukan tanpa alasan, latar belakang keluarganya lah yang membuatnya menjadi seorang Krystal Cetta Diandra yang sekarang.
Krystal tumbuh tanpa campur tangan seorang Ayah, sang Ayah yang berprofesi sebagai seorang ksatria negara jarang ada untuknya. Tugas mulianya sebagai salah satu pasukan elite negeri membuat kesempatan sang ayah berkumpul bersama keluarga sangatlah terbatas. Bagi Ayahnya, urusan negara nomor satu, urusan lainnya menyusul kemudian.
Tak jarang rencana liburan yang sudah disusun secara apik harus gagal karena sang ayah dipanggil untuk bertugas. kalau pun jadi, itu hanya ia, sang kakak dan juga Ibunya. Baginya hanya ada sosok Ibu. Semua berlangsung sampai ia beranjak remaja. Dan Krystal benar-benar kehilangan sosok sang Ayah di usianya yang ke-dua belas. Dwiki Hermawan harus gugur di medan perang saat terjadi kontak dengan salah satu kelompok kriminal bersenjata. Sosok laki-laki yang dikenalnya yang memiliki peran paling penting hanyalah Doni, sang kakak ipar yang berperan sebagai kakak sekaligus Ayah baginya.
Meski lima tahun setelah kepergian sang patriot pahlawan bangsa Ibu Krystal menikah lagi, tapi peran sang Ayah sambung pun tak nampak secara nyata. Selain menanyakan apakah Krystal membutuhkan uang saku atau tidak, mereka jarang sekali berinteraksi. Krystal yang sudah mempunyai jiwa wirausaha sejak dini tentu tidak perlu banyak mendapatkan suntikan dana dari sang Ayah sambung.
"Krys?" panggil Kai yang membuat Krystal menoleh. Keduanya kini sedang berada di dalam kamar Krystal selepas perhelatan respsi diadakan. Untuk malam ini Krystal mengecualikan kesepakatan mereka untuk tidur terpisah setelah menikah, atau orangtuanya akan mengendus modus mereka berdua.
"Ya?" jawab Krystal singkat. Tangannya dengan cekatan menuangkan tonner ke kapas dan mulai mengoleskannya ke sekitaran wajah. Meski ia meminta make up yang ringan dan natural nyatanya make up yang ditorehkan tetap lebih berat dibandingkan make up yang ia pakai sehari-hari.
"Kalau butuh sesuatu, bilang, jangan sungkan, bagaimana pun aku tetap berkewajiban untuk memberi nafkah."
Kegiatan tangan Krystal terhenti. Ekor matanya menangkap sosok Kai melalui meja rias yang terpasang kokoh di depannya. "Terima kasih, tapi kurasa itu nggak perlu."
Pekerjaannya sebagai dokter di rumah sakit sudah cukup untuk menutupi kebutuhan bulanannya, belum lagi Krystal memiliki bisnis clothing online untuk para wanita plus size yang hasilnya cukup mumpuni. Bisa dibilang Krystal sama sekali tidak kekurangan soal materi.
Krystal tumbuh menjadi sosok dewasa yang mandiri, baik dari segi finansial maupun sosial. Sehingga ia benar-benar merasa tidak membutuhkan seorang pendamping. Sayangnya sang ibu tidak pernah memandang semua itu cukup hingga melakukan berbagai cara untuk membuatnya menikahpada sampai-sampai pada akhirnya ia melakukan rencana gila ini bersama dengan seorang Kaisar Pradipta.
Kaisar tersenyum singkat, dan menganggukkan kepalanya sebagai respon. Semakin lama mengenal sosok sang dokter cantik membuat ia sedikit mengerti bagaimana perangai gadis itu, to the point dan tak suka berbasa-basi merupakan salah satunya. Krystal akan menyampaikan semua isi pikiran dan pendapatnya secara lugas dan penuh percaya diri, mandiri dan memiliki kemauan yang keras. Tipikal seorang Koleris sejati.
Kai melihat sekitaran, kondisi kamar Krystal terbilang rapi dengan warna coklat muda yang mendominasi. Di beberapa sudut terdapat foto-fotonya bersama sang kakak dan Ibunya. Tapi Kai tidak menemukan satu pun foto sang ayah.
"Mama beliin kita tiket honeymoon trip dua minggu lagi, nggak jauh sih, cuma ke Bali. Mau nggak?"
Krystal terdiam sejenak, lalu ia membalikkan tubuhnya untuk menghadap Kai. "Apa aku punya pilihan?"
Kai mengangguk. "Tentu," kemudian ia beranjak dari duduknya dan mengambil sesuatu dari dalam kopernya, lalu mengeluarkan dua buah tiket dan sebuah brosur yang berisi jadwal lengkap perjalanan mereka. "Kalau kamu nggak mau, bisa aku kasih ini ke Chand. Dia sama istrinya pasti mau ke sana."
Chand, pria jangkung bertelinga lebar yang menjadi bestman di upacara pernikahannya tadi itu adalah teman sekantor Kaisar.
"Lalu kalau ibumu minta foto atau sebagai macamnya?"
"Photoshop bisa menjadi solusi. Toh, Mama nggak akan bisa bedain mana yang diedit atau enggak."
Krystal termenung, berpikir sejenak. Mengingat bagaimana sosok sang Ibu mertua yang telah berbaik hati selama persiapan pernikahannya berlangsung membuat hatinya tidak enak.
Melihat kerisauan di wajah Krystal membuat Kai kembali angkat suara. "Kalau kamu mau berangkat, anggap aja liburan untuk rehat sejenak dari aktivitasmu di Rumah Sakit, gimana?"
Krystal menganggukkan kepala dengan pelan. Setidaknya ia bisa beristirahat sebentar dari aktivitasnya di rumah sakit. "Boleh, aku setuju."
***
Keesokan harinya, tanpa menunda Krystal dan Kai memutuskan untuk pindah ke apartemen yang sudah mereka beli, Ibu Krystal sempat mengantar keduanya, namun hanya ke unit milik Krystal yang diklaim sebagai tempat tinggal keduanya untuk seterusnya.
Sarah, Ibu Krystal menghampiri sang anak dan menyentuh bahunya dengan lembut dan pelan. "Kehidupanmu baru saja dimulai. Baik-baik sama Kaisar di sini, ikuti semua kata-katanya, dia suamimu."
Krystal tidak menyela maupun menjeda, namun di dalam hatinya ia tidak menyetujui ucapan sang ibu. Krystal menganggap pernikahannya ini adalah sebuah akhir. Kelak tidak akan ada lagi paksaan-paksaan yang akan membebaninya.
Krystal memandang wajah sang ibu yang sudah memasuki usia senja. Ketenangan seolah tercipta secara absolut di wajah beliau. Tak pernah sekali pun Krystal melihat ibunya bersedih, termasuk saat ayahnya meninggalkan mereka untuk selama-lamanya. Tuntutan untuknya agar menikah adalah tuntutan pertama yang hadir dari lisannya, dan semoga itu juga menjadi yang terakhir.
"Baik Bu," jawab Krystal agar sang ibu senang. Benar saja, senyuman langsung terkembang di wajahnya saat Krystal merespon.
Ibu Krystal lalu menghampiri Kaisar, menggapai kedua pundak Kai dengan tangannya dan menatap anak menantunya itu dengan sedikit mendongak akibat perbedaan tinggi mereka yang cukup jauh. "Tolong jaga anak ibu ya, Nak."
Kai mengangguk dengan senyum menenangkan. "Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menjaga istri saya, Bu."
Seolah puas dengan jawaban Kai, Ibu Krystal mengangguk mantap. Kristal bening mulai melingkupi bola matanya, namun ia harus menahannya agar tidak terjatuh di depan anak dan anak menantunya.
"Kalau begitu Ibu pamit ya," ucap Ibu Krystal seraya mengambil tas miliknya. Kai dengan sigap membantu mengambilkannya. "Kaisar antar pulang ya Bu?"
Ibu Krystal menggeleng. "Banyak taksi online, lagian kalian masih harus beres-beres bukan?" ucapnya sambal melihat ke arah tumpukan kado pernikahan yang memang belum mereka buka.
"Kami masih bisa buka nanti, Kai antar ya?"
Krystal menghampiri sang ibu dan suaminya. "Diantar Kaisar aja Bu, biar aku lebih tenang juga," pinta Krystal.
Pada akhirnya sang ibu menyetujui usulan sang anak dan menantunya. Meninggalkan Krystal sendirian di apartemen barunya.
Melihat bagaimana cara Kai memperlakukan sang ibu membuatnya semakin yakin untuk menjalani keputusannya ini. Laki-laki itu memiliki karakter 'menantu idaman' yang diimpikan oleh banyak ibu mertua. Sehingga ibunya pasti tidak akan berpikir lebih jauh tentang pernikahannya yang terbilang mendadak ini.
Sebuah pesan masuk membuat Krystal segera membukanya, pesan itu berasal dari Kaisar yang mungkin baru saja sampai lobi apartemen mereka.
From Kaisar :
Kalau bosan kamu buka aja kadonya duluan, pulangnya mau dibawain apa untuk makan malam?
Meski mebaca dalam hati, Krystal bisa dengan jelas membayangkan suara baritone dan intonasi milik Kaisar. Selama hidupnya Krystal sudah bertemu dengan banyak pria baik itu rekan, saudara maupun pasien yang harus disembuhkan, namun hanya segelintir orang yang memiliki suara yang enak untuk didengarkan saat berbicara, Kai adalah salah satunya. Harus Krystal akui suara Kai merupakan salah satu suara yang ia sukai
To Kaisar :
Aku nunggu aja. Ayam bakar dekat perempatan rumahku enak
Kaisar segera membuka pesan dan tersenyum singkat begitu melihat balasan Krystal. Ia bersyukur karena Krystal tidak mengeluarkan kata-kata sakti milik perempuan, yaitu terserah. Jika ya, maka Kai akan pusing tujuh keliling mencari menu atau restoran dengan nama 'terserah'.
From Kaisar :
Oke, siap meluncur
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro