7
"Hallo Ellie, ini adik sepupuku Cia dan disebelahnya pacarnya. Bukan sih lebih tepatnya calon tunangannya, namanya Revel," ucap Hans.
"Hallo Kak Ellie, aku Cia. Seperti yang diomong Kak Hans tadi aku adik sepupunya, senang bertemu Kak Ellie. Cia harap nanti kita ada waktu untuk mengenal lebih dekat," ucap Cia, kemudian mereka berpelukkan.
"Iya, sama aku juga senang bertemu denganmu Cia. Aku juga berharap nanti kita punya waktu bersama, untuk saling mengenal lebih dekat," balas Ellie.
"Saya Revel," ucap Revel dan mereka bersalaman.
"Ellie," jawabnya.
"Kamu mau minum dan makan apa, Ellie?" tanya Hans.
"Aku chicken steak aja sama air putih," jawab Ellie.
"Oke, sebentar ya," balas Hans, kemudian beranjak dari kursinya dan menambahkan pesanan.
"Kalian kapan tunangan?" tanya Ellie.
"Belum tau, Kak," jawab Cia.
"Besok, Kak," jawab Revel.
"Hayo, mana yang benar gak tahu atau besok?" tanya Ellie.
"Besok," jawab Revel.
"Siapa yang bilang, Kak Rev?" tanya Cia.
"Mami tadi yang telepon, kamu kan tadi keluar duluan dari ruangan aku. Papa dan mamamu sudah setuju kok," jawab Revel.
"Hah? Gimana bisa?" beo Cia.
"Tentu aja bisa dong, siapa dulu yang urus. Papi dan mami ku, mereka pasti menggunakan berbagai macam alasan agar bisa mencapai apa yang mereka mau," jawab Revel.
"Ya, pasrah deh aku," ucap Cia.
"Ketinggalan apa aja aku nih?" ucap Hans sekembalinya menambahkan pesanan mereka.
"Mereka besok akan tunangan loh, Hans," jawab Ellie.
"Hah? Kenapa kalian gak beri tahu aku dari tadi?" tanya Hans.
"Aku aja gak tau," jawab Cia.
"Kan tadi Kak Hans gak tanya," jawab Revel.
"Emangnya Ellie tanya?" tanya Hans.
"Iya, barusan kak Ellie tanya," jawab Revel.
"Beneran kamu tanya, Ellie?" tanya Hans.
"Iya, Hans. Aku barusan tanya," jawab Ellie.
"Iya deh, aku kalah debat deh," balas Hans.
Tak lama setelah itu makanan mereka pun datang dan mereka segera menghabiskannya.
"Oh ya Revel, kamu sama keluargamu jangan lupa datang ke pernikahanku dan Ellie bulan depan undangannya akan aku titipkan besok ke Cia," ucap Hans.
"Iya kak, kalau gitu biar aku bayar dulu," ucap Revel.
"Eh... enggak usah, kalian langsung balik aja," balas Hans.
"Ta-" bantah Revel.
"Ini cafe milikku jadi gak usah dibayar, kalian langsung kembali aja," ucap Hans.
"Iya, Kak Hans, terima kasih," balas Revel.
"Kak Hans, Kak Ellie kami kembali ke kantor!" pamit Cia.
"Iya, kalian hati-hati!" balas Hans.
"Oh ya Cia, kakak minta nomer teleponmu boleh?" tanya Ellie.
"Boleh, Kak," jawab Cia.
"Nih," ucap Ellie, sambil menyerahkan hpnya.
"Nah sudah kak, sering-sering kontak aku, Kak," ucap Cia, sambil mengembalikan hp Ellie.
"Pasti, ya udah kalian hati-hati!" ucap Ellie.
Kemudian mereka berdua keluar cafe dan kembali ke kantor, langsung menuju ruangan Revel.
---
"Pak Revel, bisakah saya kembali ke ruangan saya?" tanya Cia.
"Jangan panggil aku pak, lagipula sekarang kita cuma berdua," ucap Revel.
"Oke, oke. Kak Rev, aku boleh kembali keruanganku sekarang, 'kan?" tanya Cia.
"Enggak, kan tadi aku beri tahu. Kalau kamu akan magang jadi sekretaris aku sampai selesai," ucap Revel.
"Please, Kak Rev. Aku ingin magang seperti mahasiswi lainnya," ucap Cia dengan memohon.
"Boleh sih, tapi ada syaratnya," ucap Revel.
"Apaan syaratnya?" tanya Cia.
"Kamu boleh milih sih, pertunangannya akan aku umumkan. Jadi seluruh orang tahu kalau kamu itu milik aku atau pernikahan sebulan lagi," jawab Revel.
"Aku pilih opsi kedua, tapi setelah aku selesai magang aja gimana?" ujar Cia.
"Tidak, aku maunya sebulan lagi," balas Revel.
"Kalau gitu nikah aja sendiri sana sama tembok !" cibir Cia.
"Jadi gimana pilihanmu?" tanya Revel.
"Gak, maunya selesai magang," jawab Cia.
"Oke, setelah kamu magang. Tapi kamu harus jadi sekretaris tetap aku setelah magangnya selesai," ucap Revel.
"Dilihat nanti aja kalau masalah itu," ucap Cia.
"Ya sudah, kamu sekarang boleh kembali ke divisi pembangunan dan pengembangan," ucap Revel.
"Terima kasih, Kak Rev, bye...," ucap Cia.
Kemudian Cia pun keluar dari ruangan Revel dan menuju ruangan divisi pembangunan dan pengembangan.
---
"Hallo Kak Gerry! Hallo Jennie!" sapa Cia yang baru duduk disebelah Jennie.
"Loh, kamu kok ada di sini Cia?" tanya Jennie.
"Hehehe, apa sih yang gak bisa seorang Cia lakukan," jawab Cia.
"Lah trus, dimana Revel?" tanya Gerry.
"Disini ada, disana ada, dimana-mana ada," jawab Cia.
"Cia sepertinya sudah gila," ucap Jennie.
"Enak aja, gue masih waras kali," balas Cia.
"Cia kamu mau tahu gak ada sesuatu yang gak bisa kamu lakukan loh!" ucap Gerry.
"Apa, Kak?" tanya Cia.
"Membuat yang kamu juluki Mr. Perfeksionis dan diktator itu jatuh cinta ke kamu," jawab Gerry.
"Siapa bilang? Gimana kalau aku bisa?" tanya Cia.
"Oh ya ... kamu bis ?" jawab Gerry dengan nada menantang.
"Bisalah, Kak Gerry tunggu aja 6 bulan lagi," balas Cia.
"Lah ... memangnya kenapa harus tunggu 6 bulan lagi?" tanya Gerry.
"Kan gak mungkin aku lakuin sekarang yang ada aku akan ngulang magang ditahun depan," jawab Cia.
"Baik, aku tunggu janjimu itu," balas Gerry.
"Ya sudah, ayo sekarang kita lanjutkan pekerjaannya," ucap Jennie.
"Akhirnya besok libur juga, Jennie!" ucap Cia.
"Ya gimana gak libur, lah besok Hari minggu," balas Jennie.
"Iya juga, hehehe ...," ucap Cia.
Kemudian mereka melanjutkan pekerjaan masing-masing dan tak terasa waktu telah menunjukkan jam pulang. Satu-persatu pegawai dikantor itu pulang, begitu pula mereka juga memutuskan pulang.
***
Maaf banyak typo # Terima kasih sudah membaca # Kritik dan sarannya sellau ku tunggu 😘
Words,
864
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro