5
"Saya masih bisa dengar apa yang kamu bicarakan," ucap Revel.
"Iya pak, Kak Gerry dan Jennie aku pergi," pamit Cia.
"What, kamu panggil dia kak. Dan kamu panggil aku pak, umur kita sama lagi. Saya gak mau tau, pokoknya mulai sekarang saya juga mau kamu panggil saya kak!" ucap Revel.
"No big no, emangnya anda siapa saya. Anda adalah bos saya, jadi saya harus memanggil anda pak biar sopan. Kalau kak Gerry diakan sahabat saya, saya tidak mau memanggil anda dengan kak," ucap Cia.
"Ya sudahlah terserah, yang penting sekarang kamu ikut saya keruangan saya. Untuk membantu saya membereskan berkas-berkas yang berantakan!" ucap Revel.
Kemudian mereka segera pergi meninggalkan ruangan tersebut.
***
"Nah, kamu kerjakan ini semua. Kamu bereskan, kamu input semuanya ke dalan program yang ada dilaptop itu. Dan ingat kamu duduk disofa itu aja, kamu jangan keluar tanpa seijin saya!" ucap Revel.
"Siapa peduli, pokoknya sekarang saya mau keluar. Ini jam makan siang, bye," ucap Cia sambil berjalan menuju pintu.
"Eh... tidak bisa," ucap Revel sambil menarik tangan Cia.
Sehingga Cia kehilangan keseimbangannya dan jatuh kebelakang, begitu pula dengan Revel yang juga kehilangan keseimbangan-nya sehingga jatuh kedepan dan menimpa Cia.
Clek
"Astaga, apa yang kalian berdua lakukan?" ucap seseorang.
"Papi sama mami, kenapa kalau datang gak bilang-bilang sama aku dulu sih?" tanya Revel yang segera mendorong Cia dari atasnya dan bangkit berdiri.
"Memangnya sejak kapan papi sama mami, kalau mau datang ke sini harus bilang-bilang dulu sama kamu?" tanya papinya.
"Gak tau ah!" jawab Revel.
"Pokoknya papi sama mami gak mau tau, kamu harus menikahi dia. Anak orang juga masih baik-baik kamu nodai, pokoknya papi sama mami gak mau tau kamu harus tanggung jawab!" tegas maminya.
"Tapi mi, mana bisa gitu. Kami beneran gak ngapa-ngapain, itu hanya ketidaksengajaan," ucap Revel.
"Pokoknya mami gak mau tahu!" ucap Elisa, mamanya Revel.
"Gak bisa gitu dong mi, secara diakan juga masih kuliah belum lulus," bantah Revel.
"Mami gak mau tau, lagian umurmu dengannya pasti gak beda jauh amatlah!" ucap Elisa.
"Mami tau dari mana coba?" tanya Revel.
"Coba tanya deh," jawab Elisa.
"Umurmu berapa, Cia?" tanya Revel.
"21 pak," jawab Cia.
"Nah tuh benerkan kata mama, kalian hanya beda 2 tahun," ucap Elisa.
"Tapi om, tante orang tua aku gak bakalan bolehin. Jangankan nikah, pacaran aja gak bakalan boleh sebelum lulus kuliah," ucap Cia.
"Kalau kami yang bicara, semua beres," ucap Elisa.
"Ta-" ucap Cia.
"Kami tidak mau mendengar alasan," ucap Elisa.
"Kalau begitu sekarang berikan kami alamat rumahmu," ucap Gio - papinya Revel.
"Ini, om," ucap Cia sambil menyerahkan selembar kertas berisikan alamat rumahnya.
"Ya sudah, kami tinggal dulu," ucap Gio.
"Nah, ini gara-gara kamu tuh, Pak!" cecar Cia.
"Eh, malah nyalain gue lagi. Jelas-jelas kamu yang salah, kalau kamu gak nekat keluar mana mungkin ini terjadi!" ucap Revel.
"Ya gak bisa gitulah, kalau kamu gak narik tangan gue mana mungkin terjadi!" ucap Cia.
"Seharusnya kamu itu bersyukur, karena kejadian itu kamu bisa nikah sama gue!" ucap Revel.
"Gue bukan bersyukur, tapi tersyukur iya. Lagian siapa juga yang ingin nikah sama lo?" ucap Cia.
"Banyaklah, kalau gak percaya akan aku buktikan gimana?" tantang Revel.
"Ya sudah sih ya, kenapa lo gak nikah sama mereka aja. Kan banyak yang bisa lo pilih tuh, tinggal tunjuk pasti dapet!" jawab Cia.
"Mana mau aku nikah sama cabe-cabean kayak gitu, secara mereka cuma mau harta aku aja. Jadi menurut aku gak papa deh ya, mami sama papi nyuruh aku nikah ama kamu. Daripada sama anaknya temennya mami yang mesti pakai baju kekurangan bahan, terus make upnya menor kayak mak-mak kamu pikir lucu kalau aku nikah dengan orang kayak gitu?" tanya Revel.
"Luculah, mungkin 1x24 jam akan ada berita di koran. Pengusaha muda dan sukses bernama Revel Myles Lisandro menjadi gila setelah menikah!" nyinyir Cia.
"Seenaknya aja kamu ngomong, makanya itu aku ogah nikah ama mereka. Nanti aku beneran gila, karena gurusin tingkah laku mereka yang gak bisa ditoleransi itu," balas Revel.
"Ya sudah sih ya, tapi aku punya syarat agar mau nikah dengan kamu," ucap Cia.
"Apa syaratnya?" tanya Revel.
"Yang pertama, aku mau nikahnya selesai gue kuliah," ucap Cia.
"Syarat pertama gak bisa dipastikan, aku harus berunding dulu dengan orangtuaku," jawab Revel.
"Okey, syarat kedua aku mau acaranya dibuat sederhana. Hanya mengundang keluarga dan teman dekat dan dirahasiakan " ucap Cia.
"Syarat kedua aku setujui, ada lagi?" jawab Revel.
"Gak ada cuma itu saja," balas Cia.
"Kalau gitu sekarang gantian aku yang memberikan syarat.," ucap Revel.
"Iya, apa aja syaratnya? " tanya Cia.
"Yang pertama, panggil aku pakai kak bukan pak," ucap Revel.
"Penggunaan pemanggilan menggunakan kak, aku hanya mau kalau diluar jam kerja," ucap Cia.
"Okey setuju, yang kedua kita harus saling belajar mencintai satu sama lain. Kalau punya pacar harus diputuskan dan kalau punya gebetan harus move on," ucap Revel.
"Setuju," ucap Cia.
"Ya sudah, sekarang kamu boleh makan siang," ucap Revel.
"Oke, bye!" ucap Cia.
***
Terima kasih sudah membaca cerita abal-abalku # Kritik Dan Saran selalu ku tunggu # Maaf banyak typo 😊
Words,
831
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro