Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

02. Two

Aoi membawa (Name) ke dorm Six Gravity dan Procellarum. Seketika, seisi dorm pun langsung heboh karena melihat kehadiran bocah di dorm mereka.

"Aoi-san! Anak darimana ini? Siapa namanya?" Kakeru bertanya dengan antusias dengan kedua mata nya yang bulat. Sedangkan Koi yang berada disampingnya, mengelilingi anak itu sambil memasang pose ala detektif.

"Dia bukan mata-mata atau stalker kan?"

"Mana ada anak sekecil ini adalah sosok yang seperti itu, Bakoi!" Tegur Kakeru sambil mencubit pipi sang partner. Pria bersurai pink itu mengaduh kesakitan. (Name) menatap mereka dengan sedikit memiringkan kepalanya, bingung.

"Siapa namamu, dik?" Tanya sang ou-sama, Hajime Mutsuki, sambil melaraskan tinggi nya dengan Kirin dan menepuk kepalanya lembut. (Name) menjawab dengan gugup. "... Yoshida (N, Name).."

Hajime tersenyum. "(Name), ya. Bagaimana bisa bersama dengan Aoi?"

"Tadi, aku menemukan (Name)-kun tergeletak di pinggir jalan. Aku membawanya pulang.. karena ia tidak mau kembali ke rumahnya." Jelas Aoi dengan ekspresi wajahnya yang terlihat sendu. Hajime mengangguk paham.

"Hoo~ apakah nasib nya sama seperti Rui?" Ceplos Shun dengan memasang senyum ceria, disusul dengan iron claw dari Hajime.

"Mungkin.." Kai menanggapi. Di ikuti dengan anggukan dari Yoru dan sosok yang dibicarakan Shun itu sendiri, Rui Minaduki. Ia ikut bergabung sambil memakan puding yang diberikan Yoru dengan ekspresi wajah polos nya.

"Jangan berkata seperti itu.." Aoi berkata dengan senyuman tipis yang terlukis di wajah tampan bak pangeran miliknya. (Name) menoleh ke arah Aoi yang lebih tinggi darinya, sedangkan Aoi menatap kembali (Name) sambil tersenyum lembut.

"Mereka orang yang baik. Tenang saja ya, (Name)-kun?"

(Name) terpaku sejenak, kemudian (Name) mengangguk mengerti. Pandangan nya mengedar ke setiap sudut ruang tamu tersebut. Terdapat TV yang besar, sofa yang terlihat lembut dan empuk, juga beberapa bantal duduk menghiasi bagian lantai ruang tamu. Meja kopi berbentuk persegi terdapat di depan sofa, serta beberapa bingkai foto di dinding, dan boneka Tsukiusa berukuran besar berwarna teal dan gold berada di bagian kanan sofa. Ruang tamu yang terlihat indah dan bersih. (Name) tidak menemukan debu yang tertempel di telapak kaki nya, saking bersih nya.

Sementara para member dari kedua grup yang sedang naik daun itu berargumen tentang dirinya, (Name) membawa payung nya lalu melangkahkan kaki nya menuju dinding yang merupakan spot bingkai-bingkai foto tersebut berada. Ia menatap satu persatu foto tersebut.

Kemudian, dia mulai menelusuri ruang yang lumayan jauh dari ruang tamu. Tangan mungil nya menyentuh piano yang terletak disana. Dirinya pun mengambil naskah lagu di depan piano tersebut dan menatapnya lama. Sementara sang bocah sedang asyik menelusuri tempat yang menurutnya menarik itu, member lain tidak ada yang menyadari bocah itu telah hilang dari tempatnya berada. Terkecuali Aoi.

"(Name)-kun?!" Pekik nya terkejut saat tidak melihat sosok anak yang seharusnya berada di sampingnya tadi. Member lain ikut terkejut saat melihat kehadiran (Name) yang menghilang bagaikan debu.

"Mou.. kalian terlalu asyik berdebat sampai tidak sadar kalau (Name)-kun menghilang!" Omel Aoi yang sebenarnya sedari tadi berusaha melerai Hajime, Koi, Kakeru, Yoru, dan Kai yang berada di kubu pungut anak ini. Dan You, Arata, Haru, Iku, dan Shun yang berada di kubu kembalikan anak ini ke orang tua nya. Sedangkan Rui tidak berada di kubu manapun.

Aoi gencar mencari nya ke seluruh sudut di ruang tamu. Mulai dari kolong meja, sofa, bahkan dibalik boneka Tsukiusa raksasa yang terletak di bagian kanan sofa tersebut. Keringat dingin mengucur dari pelipis Aoi. Bagaimana jika (Name) keluar dari dorm? Lalu dia pergi ke luar? Dan tertabrak mobil?!

Aoi mengacak rambut nya frustasi. Member lain sweatdrop melihat Aoi yang jarang sekali terlihat seperti itu. Sementara Hajime dan Haru ikut mencari (Name).

Rui yang sedang memakan puding pun mendengar suara irama piano yang berasal dari ruangan sebelah. Rui meletakkan puding nya diatas meja, dan pergi ke ruangan tersebut. Suara irama piano nya terdengar samar, namun menjadi semakin jelas saat Rui semakin mendekati ruangan yang menjadi asal irama itu berada.

Rui memegang kenop pintu, hendak membuka pintu kayu yang berdiri kokoh di hadapan nya. Namun, Rui memutuskan untuk menempelkan telinga nya didepan pintu, mendengar suara irama piano yang terdengar merdu. Tanpa sadar, ia terhanyut ke dalam suara merdu yang dihasilkan piano miliknya.

Ini lagu solo milik Aoi, "Kalmia to Samidare", yang ia tulis sendiri instrumen piano nya. Nampaknya, sosok tersebut, membaca naskah lagu yang ditulis Rui.

"(NAME)-KUN!"

Namun, waktu indah yang baru saja dihabiskan oleh Rui, langsung hancur berantakan karena Aoi yang membuka pintu dengan kasar bersama nafas nya yang tidak teratur. Ia sudah mencari (Name) ke seluruh pelosok dorm, bahkan sampai ke lantai paling bawah.

Iris sky blue Aoi menangkap sosok yang ia cari, yaitu (Name). Segera saja ia menghamburkan dirinya memeluk (Name). Ia takut terjadi apa-apa pada anak itu.

"(Name)! Kamu kemana saja? Aku mencarimu kemana-mana!"

(Name) menatap iris sky blue Aoi yang terlihat sangat khawatir. (Name) melepaskan jemari nya dari tuts piano, lalu mengusap kepala Aoi. Seolah-olah menenangkan sang surai platinum tersebut.

"(Name) sudah ketemu, Aoi?"

"(Name)-kun?"

Hajime dan Haru menyusul mendatangi ruangan khusus milik Rui tersebut. Didapati oleh mereka Aoi yang sedang memeluk erat (Name), seolah-olah tidak ingin membiarkan (Name) pergi sendirian, lagi.

Ya, lagi. Aoi tahu bahwa anak ini sudah menghabiskan banyak waktu yang menyakitkan diluar sana. Ia sudah bertekad bahwa ia ingin melindungi anak ini, ia ingin menjaga anak ini, tidak peduli bagaimanapun caranya.

Haru tertawa. "Astaga.. ternyata ia berada disini," ucapnya.

Sedangkan (Name) mengulas senyum di kedua sudut bibirnya. Ia tidak pernah merasa di khawatirkan begini. Sampai dipeluk erat, ia lupa caranya untuk bernafas saking eratnya.

Hajime yang peka, kemudian berusaha menyadarkan Aoi yang memeluk (Name) terlalu erat sehingga wajah sang anak terlihat membiru.

***

Hari itu, hari dimana (Name) merasakan bahwa ada orang yang peduli dan khawatir terhadap nya. Ia mendapati perasaan senang dan rasa hangat menyambut dirinya saat itu.

***

-Omake-

Akhirnya, mereka memutuskan untuk membiarkan (Name) tinggal di dorm mereka, dengan izin dari manajer mereka, tentunya. Awalnya (Name) ingin dimasukkan ke panti asuhan, namun Aoi menolak.

"(Name), bagaimana dengan baju yang ini? Ini baju ku saat masih kecil dulu lho!" Kakeru membawa sepasang baju dan celana miliknya saat berumur 13 tahun. Baju yang terlihat mewah dan mahal menyambut iris kebiruan (Name). (Name) sweatdrop melihatnya.

"(Name)-chan, yang ini saja!" You ikut bergabung sambil membawa pakaian nya saat masih berumur 13 tahun dulu. Baju berwarna merah dengan selipan warna kuning.

"(Name)! Yang ini saja bagaimana?" Koi memberikan pakaian nya semasa kecil yang dominan berwarna pink.

Dari semua pakaian yang ditawarkan, akhirnya (Name) menangkap suatu info,

Mereka mengira bahwa (Name) adalah anak laki-laki.

TBC.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro