2. Pacar? Tapi Kayaknya Bukan!
"Jangan terlalu bodo amat akan rasaku. Kalau suatu hari keadaannya berubah. Apa kamu sudah siap dengan semuanya?"
*****
Jam istirahat Kate dan Vanilla berjalan menuju ke kantin. Langkah Kate yang semula tenang kini mulai was-was. Pasti di meja tengah-tengah sudah ada Rafa dan Kayla di sana.
Vanila menarik tangan Kate agar mereka berdua segera masuk ke kantin yang sudah ramai dikunjungi oleh murid SMA Cleopatra.
Dari arah tengah kantin, Kate melihat Rafa melambaikan tangan memintanya untuk mendekat. Namun bukan Kate namanya jika gadis ini tidak keras kepala. Cewek berambut sebahu itu memutar arah dan memilih meja kosong yang berjauhan dengan Rafa.
Vanilla memilih untuk memesan makanan, dan Kate mengecek notifikasi yang masuk ke ponselnya. Ada 19 chat dan 5 panggilan tidak terjawab dari Rafa.
Kate mengabaikannya, dia memilih membaca isi pesan yang dikirimkan oleh Leo sepuluh menit yang lalu.
Kalau udah makan jangan lupa minum. Kan gak lucu kalau kamu mati kesedak wkwk.
Setelah membalas pesan Leo. Kate menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku. Awalnya dia kira yang datang adalah Vanilla, ternyata malah Rafa.
"Ngapain ke sini?" tanya Kate dengan menampilkan raut wajah tidak sukanya.
"Nyamperin pacar lah. Mau apa lagi."
Kate tersenyum sinis. "Oh masih ingat kalau punya pacar, iya?"
"Kate." Rafa menegur gadis cantik di depannya. Kate langsung paham, kalau sudah seperti ini Rafa pasti tidak ingin memperpanjang masalah.
Namun Kate tetap keras kepala. Dia tidak akan puas sebelum marah-marah di hadapan pacarnya.
"Kenapa? Mau minta gue untuk ngertiin lo lagi? Sampai kapan? Sampai kalian benar-benar resmi jadian, dan gak bertahan di status persahabatan lagi. Iya?"
"Catherina Asmara. Gue gak pernah ngomong gitu ya." Rafa berujar dengan nada tinggi.
Kate terus saja menampilkan ekspresi tidak sukanya. "Lo emang gak pernah bilang Raf, tapi tindakan lo yang selalu memprioritaskan dia itu udah memperjelas semuanya. Bahwa gue gak akan pernah menjadi tujuan utama lo. Karena yang selalu lo pikirin itu Kayla Dwisa, bukan Catherina Asmara. Gitu kan? Kapan lo pernah milih gue dibandingkan dia, gak pernah Raf dan gak akan pernah."
"Dia sahabat gue, wajar kalau gue peduli sama dia."
"Wajar, tapi yang lo lakuin itu udah gak wajar. Kelewatan. Kalau mau sama dia. Buat apa kita pacaran."
"Berapa kali gue harus bilang. Jangan asik bahas ke situ aja. Gue ada di sini karena gue pacar lo, gue sayang sama lo, gue cinta sama lo, tapi gue gak mungkin meninggalkan Kayla demi lo."
"I know. Dia tujuan, sedangkan gue adalah pilihan. Oke deh, gue tunggu kapan kalian jadian aja deh, biar semuanya selesai."
Rafa memukul meja kantin dan menimbulkan suara yang lumayan keras. "Terserah lo mau anggap gue seperti apa. Kalau gue gak sayang sama lo, gak mungkin gue bisa tahan sama sifat keras kepala dan selalu overthinking sama gue. Jangan sampai gak makan. Gue balik ke sana dulu."
Kate mengepal tangannya untuk membendung emosi yang hampir meluap. Rafa kembali ke sana, menemui sahabat cantiknya untuk makan bersama.
*****
Pulang sekolah Kate masih berada di ruang musik bersama Leo. Kate meminta bantuan kepada Leo agar cowok ini mengajarkannya bermain gitar.
Kate mulai memahami cara bermain gitar meskipun belum sepenuhnya lancar.
"Nah, coba sekalian nyanyi bagian reff-nya."
Oh mengapa
Tak bisa dirimu
Yang mencintaiku
Tulus dan apa adanya
Aku memang
Bukan manusia sempurna
Tapi ku layak dicinta
Karena ketulusan
Kini biarlah
Waktu yang jawab semua
Tanya hatiku.
Leo bisa merasakan bahwa Kate sangat tulus menyanyikan lagu ini. Ekspresi Kate bisa menjelaskan semuanya.
"Kak, apa Rafa pernah bilang sama Kakak. Kalau dia suka sama aku? Rasa-rasanya feeling aku mengatakan bahwa Rafa sama sekali gak memiliki rasa untuk aku. Dia selalu sama Kayla, dia gak peduli aku lagi sama siapa, dekat sama siapa. Dia sama sekali gak pernah cemburu. Aku bingung sama dia Kak."
Leo mengembuskan napas pelan, menarik kursi dan duduk bersebelahan dengan Kate yang masih memangku gitar.
"Kadang cowok itu gak semua menunjukkan seberapa besar rasa sayang dia sama seseorang. Rafa selalu cerita kalau dia sayang banget sama kamu, sejak kalian dipertemukan pas MOS dulu. Rafa udah jatuh cinta sama kamu. Tapi di satu sisi, dia gak bisa kalau harus jauhin Kayla."
"Kenapa? Karena mereka udah sahabatan lama?"
Leo mengangguk mengiyakan. "Orang tua Kayla juga berpesan supaya kami bisa menjaga Kayla. Dia udah kayak keluarga kami, Kate. Mungkin karena amanah orang tua Kayla yang membuat Rafa selalu berusaha untuk menjaga dia."
Kate terdiam setelah mendengarkan penjelasan Leo.
"Kamu gak marah sama Kayla, kan?"
"Enggak Kak. Kayla baik, cuma aku suka iri sama dia. Dia bisa dapetin semuanya. Predikat siswi terpintar, tercantik, terbaik, terfavorit di sekolah ini lah. Dan dia bisa lebih dekat sama Rafa dibandingkan aku."
"Tapi dia gak seberuntung kamu Kate. Baru aja Kakak kasih tau kamu udah lupa."
"Apa?" tanya Kate. Entah tidak fokus makanya Kate masih bingung ke arah mana Leo membawa pembicaraan ini.
"Kayla yatim piatu. Dia gak bisa ngerasain kasih sayang mama dan papanya lagi. Kamu lebih beruntung dari dia Kate. Kamu masih punya kedua orang tua yang sayang sama kamu, meskipun kamu juga udah kehilangan Karel."
Kate menghela napas. Benar juga. Kayla sudah tidak sebahagia itu. Dia pasti kesepian ketika berada di rumahnya. Mungkin karena itu juga dia membutuhkan kehadiran Rafa.
"Aku harus minta maaf sama Rafa karena tadi udah marah-marah sama dia. Seharusnya aku bisa memaklumi Rafa. Rafa melakukan itu semua karena dia gak mau melihat Kayla kesepian. Rafa cuma mau Kayla selalu bahagia, salah satunya dengan adanya Rafa di sisi Kayla."
Leo menepuk-nepuk pelan kepala Kate. Cowok itu juga tersenyum bangga. "Gitu baru namanya adik aku. Seharusnya kamu gak boleh tersulut emosi. Rafa akan selalu sayang sama cewek keras kepala ini kok. Percaya sama aku."
"Iya deh percaya. Tapi kata-kata keras kepalanya jangan dibawa juga dong. Kan jadi gak enak dengarnya."
"Sekarang kita pulang. Bentar lagi gerbang bakalan ditutup." Leo melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul empat sore. "Kakak gak mau nginap di sekolah soalnya. Ayuk."
Kate mengikuti langkah Leo. Keduanya saling bergandengan. Banyak murid SMA Cleopatra yang mengira bahwa pacar Kate adalah Leo. Sedangkan Rafa berpacaran dengan Kayla.
Kate tidak terlalu memusingkan itu. Terserah apa yang mereka pikirkan. Toh, semuanya tidak sesuai.
******
Finally part 2 update.
Jangan lupa vote dan komen. Wajib ya! Soalnya aku bakalan update tiap hari.
See u next part :)
Kalian punya saran visual gak?
Komen ya
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro