
Pribumi Menuntut
Terdengar lantang suara seantero dunia
Garda terdepan kuat barisan samapta
Bagai prajurit berlaga di medan perang,
Perjuangkan adagium untuk mereka dulang.
Sesak dada mereka oleh perlente bacar mulut
Bukan apa-apa, hanya bainah yang dituntut
Tenaga mereka bukan absorptif layaknya kuda
Dirasa tak sesuai rekam hasil tunjuk neraca,
Sementara dedikasi mereka sepenuh hati
Namun tak selaras sandang pangan anak bini
Perlakuan kaum safari bak memerah sapi,
Seakan gelandangan di kampung sendiri.
Derap langkah ide sesuai konstelasi pikir
Dianggap budak tapi mereka tak pandir
Kontradiksi otak borjuis dan budak,
Serupa menyadikkan legitimasi dan hak
Bukan lagi hidup di zaman romusha
Apalagi kerja rodi di zaman Belanda
Yang habis terkikis keras tindak monopoli
Diperas keringat, wajib setor pungli.
Tapi tenang Tuan, mereka santun
Tetap ingin hidup rukun,
Mengalun,
Berayun,
Pintal tenun,
Kelak untuk anak cucu, meminum limun.
Purwokerto, 21 Oktober
Pukul tiga dini hari
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro