prolog
"Lihat saja! Siapa nanti yang akan mengemis batu. Berengsek!" ucap wanita cantik dengan kulit putih berambut hitam legam. Rahang tegas menyeringai tawa seakan menimbulkan amarah. Wanita itu sedang memperlihatkan wajahnya ke arah cermin.
Terlihat jelas segerombolan rambut berada di genggaman. Tangan kanan yang memegang gunting, memangkas paksa rambutnya yang panjang nan cantik hingga terpotong pendek sampai di atas leher, sejajar dengan daun telinga.
Amarah wanita itu sudah mencapai puncak. Seketika tergantikan oleh tawa yang siapa pun melihatnya akan bergidik ngeri. Sedetik kemudian tawanya pecah, membuat wanita itu menangis histeris sambil menyingkirkan apa pun yang ada di hadapannya. Semua alat makeup, seperti bedak, lipstik, parfum, dan lain-lain berhasil melayang ke udara berganti posisi akibat hempasan wanita tersebut.
Ia menangis, merengkuh di atas meja rias dan terjatuh perlahan, mendekap kedua kaki, mencium lututnya pasrah sambil beberapa kali memukuli dirinya sendiri.
"Bodoh, biadab."
Pandangannya jatuh ke bawah dengan tatapan yang kosong. Jiwanya telah kembali ke masa itu. Melayang memisahkan diri dari raga saat badannya dikelilingi oleh potongan rambut yang berserakan di lantai. Seketika itu ia bangkit, menyingkirkan air mata yang membasahi wajah. Mencari sesuatu, lalu pandangannya terkunci ke dalam laci. Membukanya dengan sekali hentakan. Menerobos masuk hingga mendapatkan apa yang ia cari.
Sebuah botol kaleng berhasil melayang ke udara. Menyemprotkan percikan air ke bagian ubun-ubun. Bagaikan magic, rambut yang hitam legam berubah warna menjadi merah kecokelatan. Matanya terbelalak, memunguti lipstik yang terjatuh di lantai. Diputar lipstik itu di bagian belakang. Ditempel dan digeser, hingga tepat di bagian bibir yang terlihat pucat. Dalam hitungan detik warna pucat berubah menjadi hitam lekat. Lalu wanita itu tertawa puas sambil menghadap pantulan dirinya ke arah cermin. Kini penampilannya berbeda jauh dari umurnya. Wajahnya terlihat lebih dewasa karena polesan makeup, dengan pakaian dress polos tanpa lengan selutut berwarna merah.
Jangan lupa vote dan komen ya. Karena itu sangat membantu aku untuk memperbaiki cerita ini. Thanks 😊
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro