Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

9. Rumor

Kutatap layar ponsel dalam diam. Wajahnya masih setia tersenyum pada wallpaper ponselku. Pukul 09.25 WIB. Jadwal penerbangannya sebentar lagi, mengapa dia belum mengabariku?

Ponselku bergetar, segera kuangkat panggilan dari nomor barunya. Aku pun berdiri menjauh dari mesin jahit.

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam, Sayang ... aku dan yang lain mau berangkat. Doakan lancar ya."

"Umm, beri aku kabar saat dirimu telah sampai."

"Siap Nyonya Teo. Aku tak ingin membuatmu khawatir, Yang. Oh iya, kamu mau oleh-oleh apa dari Korea?"

"Aku mau oleh-oleh BTS, bawa mereka pulang kerumah ya, Tuan Teo."

"Anak-anak Bangtan? Hei, jangan becanda ah." Dia terdengar terkejut.

"Hehehe ... Hmm, asal kamu sehat dan kembali kerumah dengan selamat, itu oleh-oleh yang bagus untukku."

"Oh sayangku~ Ah ... aku harus segera masuk pesawat dan take off. Good bye sayang, jaga dirimu."

"Baiklah. Jangan lupa sholatmu."

"Oke,"

---

Opening toko diselenggarakan dengan lancar. Meskipun sangat sederhana kurasa. Mereka berpikir bahwa danaku habis untuk menyewa model -James Juna- dan juga pelayan-pelayan yang cantik dan tampan. Padahal mereka adalah Jaya dan pacarnya yang bernama Joyena.

Mereka berinisiatif menggunakan kostum pangeran dan puteri untuk menarik pengunjung datang. Hasilnya banyak pakaian yang terjual dalam waktu singkat.

---

Toko tutup satu jam lalu, sekarang jam di dinding menunjukkan pukul 17.05 wib. Aku melihat mereka berdua masih duduk pada sofa ruang desain di tokoku.

"Selfie terus ya kalian?" tegurku pada mereka berdua. Kusuguhkan cokelat panas pada mereka, aromanya menenangkan. Mereka cuma menyengir ketika di sindir.

"Ah, Mbak Phyta kayak nggak pernah muda saja." Jaya pun menyubit lenganku. Sedangkan Joy -panggilan akrab gadis itu- tersipu malu.

"Jahat ya Jaya baru mengenalkanmu padaku. Joy kerja di mana?"

"Aku baru lulus SMA, Kak."

"Mau ambil kuliah di mana?"

"Dia baru diterima kuliah di Kampus Merah, Kak," jelas Jaya.

"Oh Kampus Merah dekat situ ya? Wah ... yang rajin ya," ujarku. Joy tersenyum cerah.

"Iya kak, dekat situ, karena dekat aku juga ingin part time di tempat Kakak, boleh kah?" tanya Joy.

"Tentu saja, aku membuka toko sendirian, Jaya saja jarang datang karena sibuk bekerja. Aku sangat senang kalau Kamu menemaniku, Joy."

Kami pun bersepakat dan mereka pamit pulang, sementara aku harus memberesi beberapa rancangan dan baju yang baru jadi ke gudang.

---

Seseorang masuk ke toko ketika aku baru keluar dari gudang. Suara adzan dari televisi di ruang desain tak dapat menutupi pendengaranku.

Seorang laki-laki dengan tudung di kepala serta masker putih tengah menatapku tajam.


"Maaf, toko sudah tutup," ujarku pelan dengan penuh kewaspadaan.

"Hai Kak Phyta," suara ceria milik seseorang yang tak asing. Ia pun tersenyum cerah ketika maskernya dilepas. Astaghfirulloh, ternyata John.

"Aku hanya ingin berkunjung, tapi ternyata sudah tutup. Hehehe ...,"

"Iya, kami tutup lebih awal karena baru buka perdana. Aku juga belum punya pegawai, tadi dibantu saudara malah."

"Teo?"

"Bu ... bukan, saudara lain," jawabku sedikit gugup. Semoga dia tak curiga.

"Ah, aku kemari karena ingin mengingatkan pesananku. Ku gunakan untuk acara lusa, Kakak juga datang, kan?"

"Ah iya, jas pesananmu sudah jadi kok. Kamu mau fitting sekarang?"

"Besok saja, sekarang sudah waktu maghrib. Kakak mau sholat di mana?" tanya John.

"Nanti aku mau sholat di Istiqlal saja sekalian pulang."

"Aku antar pulang ya, Kak. Kakak terlihat letih begitu. Aku khawatir jadinya, nanti aku diomeli Teo karena sahabatnya menyia-nyiakan saudaranya," canda John.

Aku sedikit ragu karena kurang begitu akrab dengannya, namun hatiku berkata lain, aku nyaman dengannya. Dia seperti adik perempuan yang melindungi, meski jelas-jelas dia seorang laki-laki.

Aku pun mematikan televisi, beberapa sambungan listrik dan kukunci pintu, kemudian mengikuti John memasuki mobil putihnya. Semoga aku tidak dituduh selingkuh, karena kami lebih terlihat seperti dua orang perempuan yang sedang jalan-jalan.

---

Selesai sholat, kami kembali ke mobil putih John. Kami tidak msngobrolkan apapun selama di perjalanan. Kami tenggelam pada pikiran masing-masing.

Rasanya remuk sudah seluruh tulangku. Biarlah besok aku mencari beberapa pegawai lagi untuk menemaniku dan Joy. Perutku kembali kembung, sepertinya efek telat makan karena seharian ini aku melupakan makan siangku.

Aku pun mencoba mencari sesuatu yang dapat dimakan dari tasku. Satu batang cokelat ukuran besar ada di dalam tas. Ini pasti ulah Teo, saat Dia pulang nanti, akan kubuatkan cokelat panas untuknya. Selalu menyenangkan melihat ekspresinya saat meminum cokelat panas.

"Breaking news, seorang aktor tampan Teo Mahendra, kedapatan tengah berjalan berdua dengan seorang gadis cantik berinisial 'I' di Korea. Siapakah dia? Apakah dia kekasihnya?" Suara dari radio di mobil John membuat sekujur tubuhku bergetar meredam emosi.

Apakah itu benar? Ah aku harus menanyakannya langsung padanya. Mereka sudah sampai di Korea kan sekarang? Ah tidak, tidak ... seketika aku takut untuk mengetahui kebenarannya.

Ckiiiiitt,

Mobil menepi kepinggir jalan, John memarkirkan mobilnya di depan sebuah klinik.

"Kak, apa kamu tahu siapa kekasih Teo? Rumor itu benar ya? Kurang ajar sekali dia tak mengabariku?" John terlihat emosi sendiri, kemudian Dia mencuri pandang kearahku saat aku menatap ke arahnya.

"...."

"Kakak juga tak diberi tahu olehnya ya? Dasar Teo! Harusnya Dia memberi tahu saudaranya jika dia sedang dekat dengan Irene Rasya,"

Tanganku bergetar. Aku tak mampu mendengarnya. Ini tidak benar kan?

"Kak, Kak Phyta sakit? Kok pucat? Coba berikan tanganmu." John menggapai tangan kananku dan mengecek nadiku. Dia memejamkan matanya ragu, lampu dari jalanan dapat menyorot dengan jelas kedua alisnya yang menaut. Kemudian dia membelalakan mata, menuntutku untuk sebuah jawaban yang sebenarnya.

"Aku kira Kak Phyta single. Ternyata, Kakak memiliki hubungan spesial. Siapa, Kak?" tanya John mampu melumpuhkan kinerja otakku. Aku terdiam. Tak tahu harus menjawab pertanyaannya. Mengapa dia tahu aku tak single? Nadiku?

-Rey-

---

240617

Rey update pada weekend spesial karena besok Lebaran ...,
Sekalian mau Rey Flosta mengucapkan minal aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin ya wattpad lovers semua ... Semoga kita kembali fitrah. Aamiin.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro