Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Journey-5

"Siapa lelaki tampan itu???
Guru baru..,??
Lalu, degradasi warna baru?
Kemudian tercipta pesona baru?
Dan rasa membingungkan yang baru?!,
Sangat ambigu..
Terkadang jarak dibutuhkan untuk saling menguji kesetiaan, dan mengetahui apakah hati tetap dalam posisi yang nyaman?"

_FriendShit_

Author's POV

OSIS MEETING ROOM

"Ayolah cepat ambil keputusan!! Aku sudah lapar Syifa!!!" Rengekan Dhila hanya mendapat tatapan tajam dari Syifa

"Oke" Lirih Dhila

"Masalahnya disini, kalian tidak bisa terus menerus yang menjadi wakil sekolah untuk mengikuti perlombaan diluar sana. Kalian kan 'koordinator', di masing-masing Exscool yang kalian pilih. Kalian seharusnya mendidik dan mengajari yang lain, bukan kalian saja yang bisa atau pandai. Semuanya juga harus seperti itu, karena setiap orang punya peluang dan kesempatan yang sama!" Tegas Syifa kesal sambil menatap kearah Dhila --koordinator Tim Pencak Silat--, Nur --koordinator club Bahasa--, Laela --koordinator ekstra Tataboga--, Rini --koordinator pelatihan ekstra handcraft--, Diva --ketua ekstra desaign-- , dan Maya --ketua penyusun MADING-- so?? Hanya Maya yang tidak mendapat amukan Syifa.

Yahh.. Mereka semua memang saling mempunyai peran, dan jabatan yang penting disekolah.

"Sekarang apa??? Kalian bahkan hanya fokus pada kompetisi yang kalian sendiri ikuti. Tapi kalian tidak bertanggung jawab pada anggota sendiri?? Mau jadi apa anggota kalian?? Kalian itu egois, tau ndak sih??"

Semua menunduk. Syifa memang orang yang humoris dan serius pada waktunya. Dan, jika sudah menyangkut kegiatan sekolah, atau yang berhubungan dengan sekolahnya, Syifa akan berubah sangat serius. Bahkan, tidak sedikit yang mengatai, Syifa itu 'The Lord' jika sudah berada diruang rapat seperti ini.

"Mereka --anggota-- kalian mengikuti Exscool disekolah untuk apa??? Untuk melatih bakat dan kemampuan masing-masing. Selain kemampuan dalam bidang exact"

"Syifa!! Kami hanya--"

"Cukup!", Nur tersentak saat Syifa membentaknya
"Aku tidak mau lagi mendengarkan kalian,. Apa kalian tidak berpikir, kalian itu egois! Kalian tidak memikirkan orang tua mereka, yang menyekolahkan mereka disini. Dan berharap, agar putra-putri mereka mendapat pendidikan yang baik. Aku. Kecewa!" Ucap Syifa dengan penuh penekanan pada kata terakhir

"Sabar Syifa, kendalikan emosimu!" Sabilla --Bendahara OSIS & Pramuka-- mengusap pundak Syifa.

"Baiklah. Rapat hari ini selesai, semuanya bubar. Dan, bagi yang tadi mempunyai telinga, ubah gaya kepemimpinan mereka! Jika dalam waktu setengah bulan, tidak ada perubahan, maka siap-siap jabatan mereka akan ku ganti dengan yang lain"
Semua menatap Syifa tak percaya

"Tapi Syif--"

Syifa mengangkat tangan ke arah Laela

"This is my final!"

Satu persatu meninggalkan ruangan yang tadi digunakan untuk 'Rapat Laporan Kegiatan' yang harus dilakukan oleh setiap koordinator ekstrakurikuler kepada ketua OSIS.

Syifa masih terdiam diruangan tersebut, memijit keningnya yang pening.

"Syifa"

"Iya, gimana Nad?? Maaf tadi kalo aku terlalu kasar, saat menegur kalian"

Nadin, ketua PMR itu, hanya tersenyum.

Menarik kursi untuk duduk disamping Syifa.

"Aku salut sama kamu Syif"

"Apanya??" Syifa terkekeh

"Mereka tadi, sahabat mu semua kan?? Tapi kamu, tidak pernah membeda-bedakan antara sahabat atau sekedar teman saat rapat berlangsung. Semua terlihat sama dimatamu, kamu bersikap Antitolerir. Walaupun itu sahabat mu sendiri, kamu tidak takut kalau kamu dijauhi"

Syifa tersenyum, "sudah kewajibanku bersikap sama pada setiap orang ketika dalam keadaan seperti ini. Dan yah, aku tidak pernah takut mereka menjauhiku, karena hanya sahabat yang mengerti sahabatnya yang lain. Aku merasa ndak perlu takut, karena aku yakin mereka mengerti situasi. Dan, satu hal lagi, kalau memang mereka sahabatku, mereka tidak akan meninggalkan ku, bagaimanapun keadaannya"

Nadin tersenyum bahagia, dia merasa iri tak punya sahabat yang seperti persahabatan Syifa dan lainnya.

"Ok, sepertinya aku harus pulang, biasa 'anak ibu' " Syifa berkata sambil memperlihatkan layar ponselnya, yang menunjukkan chat dari sang ibunda

"Hati-hati"

"Bye" Syifa melambaikan tangan kepada Nadin, ketika mereka berpisah.

***

Keesokan paginya,

"Telat lagi!!!!"

Syifa lagi-lagi lari sprint ke kelasnya,

Tapi sesuatu terjadi

Brukk

"Ehh.. Maaf!! Maaff!! Saya tidak sengaja. Apa kamu baik baik saja?" Pria berumur 25 thn itu merasa bersalah kepada Syifa, karena dirinya tidak lihat lihat, dan berakibat pada tertabraknya Syifa

"Ohh.., ndak papa kok!!"

Syifa mendongakkan kepala untuk melihat

'Tampan'

Satu kata yang terlintas

Syifa terpana akan hal itu

"Arif, Arif Hamdani" Pria itu mengulurkan tangan nya ke Syifa

"Oh.. Eh.. Iy..iya" Syifa tergagap sambil mengangkat tangannya untuk membalas pria itu

"Guru baru"

"Eh..?? Apa??"

"Saya guru baru, oh iya?? Apa kamu tidak punya nama??"

"Ehh apa??" Syifa merutuki kebodohannya, karena untuk pertama kalianya Syifa merasakan kegugupan yang luar biasa.

"Ohh, namamu 'apa' "
Pria itu berkata dengan santainya

"Syifa! Iyah Syifa" Syifa merasa bertemu dengan malaikat tak bersayap (lebay)

"Kelas berapa?"

"11 IPA 1" Jawab Syifa pendek

"Gak tanya tentang saya gitu?? Masa saya terus yang nanya sama kamu"

Syifa hanya membalasnya dengan cengiran kuda.

"Ini kelas kamu kan??"

Tak terasa, ternyata mereka berjalan berdua hingga Syifa mencapai kelasnya.

Syifa merasa lega, karena guru belum memasuki ruang kelas.

Syifa memasuki kelasnya, dan menaruh tas gendongnya di kursi sebelah Diva.

"Selamat Pagi semua!"

"Pagi pak guru!" Seru serentak kelas

Syifa belum memerhatikan siapa yang berdiri didepan kelas, Syifa masih sibuk mengeluarkan buku-bukunya dari tas ke dalam laci meja.

"Syifa! Itu siapa sih?" Tanya Diva penasaran

"Guru kita lah" Syifa masih sibuk dengan kegiatan mencari bolpoin.

"Iyah.. Maksudnya namanya siapa, kamu kenal yah?? Tadi kek akrab banget"

"Hah??"
Karena enggan menjawab Diva, Syifa pun memalingkan kepala nya dan mengedarkan pandangan untuk melihat-

"Pak Arif?" Syifa melompong.

Ternyata dari tadi guru baru itu mengikutinya sampai kelas dan terus memerhatikan nya

"Halo Syifa, bagaimana rasanya jadi murid yang katanya 'Teladan' tapi hasilnya selalu terlambat? Sama saja 'nol' Syifa. Sebagai bonus, selama mapel saya, kamu berada di luar kelas. Singkat nya 'kamu tidak bileh mengikuti pelajaran saya' "

Syifa menatap tak percaya,

Rasa kagum seketika terpatahkan, dan digantikan kekecewaan.

Dengan rasa kesal yang membara, Syifa keluar dari kelasnya.

Sahabat-sahabat yang lain pun, hanya bisa menatap nya seolah meminta 'maaf'.

(2 jam kemudian)
Kring..kring..kring.. Its time to begin the third lesson

Jika ada yang mengatakan selama pelajaran guru baru, yang dideteksi mengajar mapel Fisika baru itu, Syifa selama 2 jam berada diluar. So?? Thats Right!!

"Untuk tugas rumah, kerjakan hal 49-51 dan 2 hari kedepan, semuanya harus sudah terkumpul di meja saya. Mengerti dan Dimengerti??"

"Mengerti pak" Siswa-siswi menjawab secara berjamaah.

"Oke, terimakasih. Dan, sampai jumpa"

Guru itu melenggang keluar, yang tentunya menjadikannya berpapasan langsung dengan Syifa.

Pak Arif berhenti didepan Syifa, "Dengar kan tugas saya tadi?"

Syifa hanya mengangguk singkat, dan pandangannya pun selalu dialihkan.

"Bagus! Kalau begitu saya permisi dulu"

Syifa tak bergeming ditempat, selama beberapa saat.

Sampai, tangannya tiba-tiba ditarik oleh seseorang,

"Ishhhh!! Jangan tarik-tarik gini dong!!", Syifa menghempaskan tangan Diva dengan rasa kesal yang masih menjalar.

"Okey dude!! Be calm ya!!"
Diva nyengir-nyengir tak jelas.

Sahabat-sahabat nya yang lain, mulai mengerumuni Syifa.

"Syif!!! Tadi, tuh guru kenapa bisa sampe segitunya ke kamu?? Padahal dia kan guru baru?? Brave banget yah??"
Itu Rini yang menyuarakan

"Tadi itu killer akut!!" Nur berkata dengan penuh penghayatan, yang malah terlihat lebay

Dhila menampakkan mata seolah-olah berbinar, "Tapi tadi ganteng yakan??"

"Thats right bung!!" Ucap Maya ke Dhila

Dhila memanyunkan bibirnya, "aku bukan 'Bung Fiersa' cuyy!!"

Maya hanya terkekeh geli, dan yang lain geleng-geleng kepala. Kecuali, Syifa.

"Udah deh!!! Kalian ndak ada topik lain yang bisa diperbincangkan apa?? Stop it!! Ndak usah bahas guru itu, aku.ndak.suka!!"

Tak lama setelah Syifa mengeluarkan ultimatum, guru mapel Bahasa Indonesia pun memasuki ruang kelas, menjadikan perundingan singkat itu dibubarkan.
.
.
.
.
.
.

Arif Hamdani
.
.
.
********
Panjang gak???😄

1195 kata loh??😎

Hah?? Masih dikit??😱😲

Yah... Besok lagi kalo masih punya kuota, wkwkwkwk😂🤣

Oke!! Sekali lagi aku tegaskan yah, kalo story ini cuma fokus sama Persahabatan, romansa, dan kegiatan disekolah yang mereka jalani aja.

So?? Untuk kehidupan keluarga, gak akan diungkit disini, paling cuma sekilas.

Thanks 😌

Hope you like it😊

1001 kiss for you😘😘😘

By: n_n💖💖💖


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro