Prolog
Terlalu banyak kata jika dalam benak seorang gadis bernama Adelia Fathena Anindita saat ini. Itu aku. Seseorang pernah berpesan agar tidak lagi menyesali apa pun dalam hidup, tetapi dialah yang membuatku sadar untuk menyesali segalanya. Entah apa yang sudah terjadi ataupun yang masih dirahasiakan bumi.
Bunda sejak tadi mengetuk pintu, tetapi aku masih enggan bangkit meninggalkan balkon yang menyuguhkan rinai dan aroma petrichor. Diam menatap mega kelabu yang bergantung pada atap tanpa pilar. Menyesapkan lagi satu kata yang selalu terngiang beberapa hari terakhir.
Objek di sudut kamar bak magnet yang menarik kuat atensiku untuk beralih padanya, berpaling sebentar dari suasana sendu nan kelabu. Kutatap lamat-lamat piano di sana, menarik sumbu garis bibir hingga melengkung sempurna. Di saat yang bersamaan, bulir bening meluncur mengaliri pipi yang bahkan belum kering bekas airnya.
Berderap mendekat pada meja belajar, duduk di baliknya lantas menarik buku berwarna biru kemudian mulai menarikan jemari di atas kertas cantik itu. Sesuai pesan Adonia, menulis untuk meninggalkan memori. Menggurat sejarah dari yang pernah ada. Aku, akan merangkainya sebisaku. Aku akan bercerita tentang segala hal. Juga tentang dia dan Januari.
🌧🌧🌧
Bantu Yoru menumpas pandemi typo, bakteri tanda baca yang ga sesuai, virus pengulangan kata, dan tumor plot hole, ya!
Dipersilakan untuk membuat keributan dan kehebohan di sini dengan jejak emas kalian!!
Follow Tiktok Yoru juga: @nijinoyoru_ ya, untuk berbagai konten lainnya~
Kamsarigato~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro