19
Happy Reading 🌸
"Dahyun ah..." suara lembut itu bisa di dengar oleh Dahyun, suara yang sangat Dahyun rindukan selama ini.
Dahyun membuka mata nya perlahan, dan tampaklah wajah tirus sang oppa. Rasa bersalah menyeruak kedalam diri Dahyun, terakhir kali bersama Oppa nya tubuh nya tidak sekurus ini, wajah nya juga tidak terawat.
"Oppa..." cicit Dahyun memeluk Heechul dengan erat, menangis dalam pelukan oppa nya dengan situasi mereka yang kurang nyaman karena Dahyun masih duduk di dalam van mewah milik Sehun sementara oppa nya berlutut di depan kursi Dahyun memeluk sang adik.
"Maafkan aku oppa, aku tidak bisa di sebut sebagai adik yang tahu berterima kasih"
"Sst,sst, diam lah. Oppa marah besar karena dahyun tidak bercerita pada oppa, tapi Oppa yakin alasan mu kabur adalah ketakutan mu yang luar biasa. Sekarang karena Dahyun sudah di sini, oppa sudah tenang dan tidak marah. Ayo kita turun sayang, kembali ke rumah kita" ajak Heechul, dan membimbing adik nya dengan perlahan menuruni van tersebut.
"Aigo, aku akan menjadi paman sebentar lagi. Lihat lah, bagaimana bisa gadis kecil seperti mu membawa perut sebuncit ini. Pasti sulit bagi mu kan sayang, ayo sini duduk. Luruskan kaki mu, hanya orang bodoh yang membiarkan seorang ibu hamil duduk berjam lama nya ketimbang menyuruh ibu hamil itu untuk meluruskan kaki nya ke kursi" sindir Heechul saat membawa Dahyun kedalam rumah nya, sementara Sehun merasa terpojok dan menepuk kening nya. Bagaimana bisa Sehun tidak paham dengan keadaan Dahyun.
"Minum dan makan lah dulu, oppa yakin orang bodoh yang membawa mu pulang pasti tidak memberikan makan dan minum selama dalam perjalanan kan sayang" Heechul selalu bisa di andalkan, selalu berperan sesuai porsi nya. Bisa menjadi ayah dan ibu untuk Dahyun, memperhatikan segala sesuatu nya dengan baik.
Kembali Sehun merasa menjadi orang bodoh, bagaimana bisa Sehun membiarkan Dahyun tertidur berjam-jam dalam keadaan duduk, tanpa menyuruh makan dan minum.
Perasaan bersalah itu mulai menjalar ketika melihat Dahyun minum dan makan dengan rakus nya. Sehun lupa bahwa Dahyun sekarang memerlukan makanan bukan hanya untuk diri nya melainkan untuk makhluk hidup di dalam perut nya.
Dahyun duduk di hadapan Sehun, tapi sejak turun dari mobil dengan bimbingan heechul hanya sekali saja mata Dahyun melirik Sehun, dan bisa melihat seperti nya selain akibat perkelahian dengan Jaehyun ada luka baru yang bertambah Dahyun yakin itu adalah perbuatan Heechul.
"Dahyun, sini duduk di sebelah oppa. Jangan lihat pria itu, biar dia merasakan sakit yang kita dua rasakan sayang" Heechul terus saja menyindir Sehun yang masih tetap tinggal di tempat itu walaupun telah di usir Heechul.
"Aku menawarkan pernikahan pada Dahyun, mengingat bisa jadi anak dalam kandungan Dahyun adalah keturunan Oh. Anak itu harus lahir dengan perlindungan nama dari keluarga kami" ujar Sehun, dan di tatap tidak senang oleh kakak beradik Kim itu.
Heechul terlihat sangat marah, sementara Dahyun berkat hormon berlebih dalam diri nya mata nya terlihat berlinang air mata.
"Sialan...apa anda pikir adik ku ini wanita murahan yang tidur berpindah-pindah dari satu pria ke pria lain.
"Karena beberapa bulan ini Dahyun menghilang dan aku menemukan di rumah salah satu teman yang aku sangat kenal dengan kepribadian nya yang tidak bisa tahan jika tidak meniduri gadis mana pun yang di dekat nya. Bisa jadi anak ini" Sehun jelas sangat merutuki mulut sialan nya tersebut, harus nya dia tidak menyebutkan hal tersebut tapi mulut sialan nya tersebut sudah terlanjur mengeluarkan bahasa tersebut.
"Pergi...pergi dan jangan pernah kau menampak kan diri mu Oh Sehun" jerit Dahyun melempari Sehun dengan bantal yang di pakaikan Heechul untuk meletakkan kaki Dahyun yang memang sedikit bengkak karena kehamilan dan juga terlalu lama dengan posisi duduk.
"Wah,wah..aku rasa otak mu ada kesalahan hingga bisa membuat pernyataan seperti itu. Aku berterima kasih anda telah menemukan adik ku. Tapi sejak detik ini, urusan dahyun adalah tanggung jawab ku. Mengenai janin yang akan lahir ini, aku tidak butuh pengakuan mu. Anak ini bisa menjadi Kim, dan anda silahkan keluar dari rumah ini" umpat Heechul bangkit dari duduk nya dan mendekat ke arah sehun.
Dahyun menjadi waspada, tidak ingin lagi terjadi kekerasan di hadapan nya. Apalagi melihat oppa nya telah menarik kerah baju Sehun,
Sehun mendekatkan diri nya, membisikan sesuatu pada Heechul.
Sedikit agak lama dan Dahyun ingin tahu apa yang di bisikan pria itu pada oppa nya yang kemudian malah di hadiahi tinjuan sekali lagi di wajah Sehun yang sudah banyak memar nya.
"Sialan...." amarah Heechul sudah mencapai puncak nya, Heechul malah meninggalkan Sehun dan Dahyun berdua dalam tempat itu.
"Dahyun..."
Tidak merasa perlu menatap Sehun, Dahyun tetap membuang muka dan binggung mengapa Heechul pergi meninggalkan mereka berdua setelah oppa nya memukul Sehun.
"Ini, bantu Sehun mengobati luka nya. Oppa harus segera ke rumah sakit, karena ada operasi yang harus oppa tangani. Momo akan segera datang, jadi hati-hati lah dalam melangkah jangan sampai kau dan si kecil terluka" Ternyata Oppa nya pergi ke dalam kamar nya untuk mengambil tas dan juga kotak obat dan berpamitan pada Dahyun.
Jelas oppa nya juga seperti nya masih sedikit stress karena meninggalkan dua orang dengan satu orang menginginkan kematian pada orang satu nya lagi siapa lagi jika bukan Dahyun.
"Tidak bisa kah kamu melihat ku, wajahku dan perut ku sakit. Aku terluka Dahyun" ujar Sehun pelan dan berjalan mendekati Dahyun yang malah mundur menjauhi Sehun.
Dahyun tidak suka keadaan ini, Dahyun terlalu lemah. Apalagi dengan mendengar suara Sehun saja, rasa nya Dahyun tidak sanggup. Bagaimana bisa Dahyun mampu bertahan dengan Sehun dengan pria itu menatap nya.
Amarah dan kesal bercampur dengan rasa rindu yang Dahyun rasakan selama ini . Seburuk apapun sikap Sehun mengenai pernikahan dan anak dan fakta Sehun lebih suka menyembunyikan hubungan mereka tapi di balik semua nya Sehun adalah sosok kekasih yang sangat romantis.
"Tolong"
Dahyun baru berani melihat kearah Sehun yang tampak sangat kesakitan, jiwa perawat Dahyun pun seketika keluar. Dengan sigap nya dan luwes Dahyun mengeluarkan kapas membasahi dengan alkohol dan membersihkan luka yang sudah kering akibat pukulan Jaehyun tadi. Sehun sama sekali tidak merasa kan sakit, walaupun Dahyun sengaja menyapukan alkohol itu pada luka Sehun.
"Jika itu bisa mengobati rasa kesal dan marah mu, aku bersedia kau sayat dengan pisau itu Dahyun ah.." Sehun sadar Dahyun sengaja menyapukan Alkohol pada luka nya dan pasti nya itu terasa sakit dan menyiksa kan. Tapi sekali lagi jika yang menyakiti nya adalah Dahyun, Sehun rela.
" Kau tahu, aku gila memikirkan keadaan mu selama 8 bulan terakhir. Apakah kau masih hidup atau sekarat, aku terus mengingat kejadian apa yang membuat mu sangat marah hingga meninggalkan kami. Semakin aku ingat semakin aku binggung, kita tidak bermasalah sekalipun baik itu di dunia kerja kita ataupun hubungan percintaan kita di ranjang. Jadi apa alasan mu kabur?"
Sehun menyentuh dagu Dahyun yang menunduk, menengadah kan wajah Dahyun mengarah pada nya.
"Apakah kamu yang menelpon ku saat di Amerika"
"Sudah lah sehun, aku lelah. Aku ingin istirahat, tidak ada guna nya kita membahas ini. Kamu selalu berkata tidak ingin ada pernikahan dan anak, dan aku tidak menuntut apapun dari mu. Pergilah, kita akan jalani kehidupan kita masing-masing" ujar Dahyun memalingkan wajah nya yang tidak kuat melihat wajah Sehun. Hati Dahyun terlalu lemah melihat pria yang ternyata masih punya tempat di hati nya.
"Tidak, dengar Dahyun apapun hasil test DNA nanti aku bermaksud menikahi mu secara sah memberikan marga ku pada anak ini. Keluarga ku menginginkan keturanan Oh lahir secara sah, dan aku tidak akan membiarkan anak yang kau nyatakan anak ku terlahir tanpa ayah nya disisi nya"
"Oh sehun, aku sungguh lelah. Jika kau memang tidak bisa percaya tidak perlu repot menikahi ku, aku tidak mau membuat seorang pria menjadi tersiksa dengan pernikahan yang tidak ia inginkan"
"Dahyun...ada sesuatu hal yang membuatku diantara ingin percaya dan tidak. Sesuatu hal yang menghancurkan impian ku selama ini, tapi semenjak aku tahu kehamilan mu dan menilik dari waktu kehamilan mu secercah harapan ku kembali. Sesuatu yang masih ku tunggu jawaban nya, tapi aku harus berkompromi mengingat usia kandungan mu. Kita akan menikah, baik itu rasa cinta mu masih ada untuk ku atau tidak. Tapi tolong ingat dan tanamkan ini di dalam pikiran dan hati mu. Aku masih dan berencana akan selalu mencintai mu Dahyun. Tidak ada satu hari pun sejak kepergian mu yang membuat ku tidak tersiksa. Jadi, menikah lah dengan ku. Aku menjanjikan pernikahan yang penuh cinta dari ku, menjanjikan keamanan untuk mu dan bayi ini"
Ucap Sehun membuat Dahyun tersentuh, pria di hadapan nya mencintai Dahyun.
"Bayi kita...bukan bayi ini jika kau bermaksud menikahi aku, kau harus mulai terbiasa memanggil nya bayi kita..hanya itu persyaratan ku. Ucapkan itu atau tidak ada pernikahan sama sekali..."
Dahyun tahu kelemahan Sehun, Sehun tidak suka di paksakan sesuatu pada nya seperti Dahyun memaksakan untuk menyebut Bayi Kita. Sehun tidak suka mengakui apapun yang bukan milik nya dan benar saja sehun tidak bisa menyebut nya. Detik terus berjalan hingga menit terlewati, tapi Sehun tidak juga kunjung menyebut hal yang dahyun inginkan.
"Maka pergilah dari rumah kami, jangan pernah kembali atau menemui ku. Jika bertemu anggap kita tidak saling mengenal" Dahyun bergerak pelan berdiri ingin meninggalkan Sehun yang menyebalkan tersebut dengan airmata nya masih terus mengalir.
TBC.
Seriusan yah aku kemarin pengen Up sesuai janji ku, tapi yah ngestuck pas baca komen 'next' yang sangat pantang buat ku.
Next itu 'pantang ' kan hukum nya bagi ku,asli buat malas jadi nya.
Jika ingin ini berlanjut yah mari kita bekerja sama saling menghargai, tinggalkan jejak dan jadi lah pembaca yang baik bagi semua penulis. Jangan hanya jadi silent readers saja.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro