12. Hai Kevin
Kiara nggak bisa berhenti memikirkan alasan apa yang harus dia buat agar Edel dan Patricia nggak usah mengajaknya pergi ke D'Canggu. Selain karena Kiara tahu dia akan dianggap tidak menghargai jika menolak minuman beralkohol (Kiara benar-benar nggak bisa minum alkohol, Kiara sangat parah dalam mabuk) tapi juga karena itu adalah acaranya Brendan. Kiara orang luar jika seandainya Brendan hanya mengundang tim sana. Kiara tidak mau mempermalukan dirinya dengan datang tiba-tiba.
Ditambah hal itu membuat Kiara tampak sangat menempel dengan Brendan. Kiara tahu Brendan mungkin nggak memikirkan itu, well..., Kiara hanya memikirkan untuk harga dirinya
Selepas dari harga diri, saat makan siang, Kiara memakan lontong sate karena itu konter antrean paling sepi. Tidak ada teman makan, Kiara sedang ingin sendiri—meskipun nggak benar-benar sendiri karena setiap meja di kantin telah penuh—tapi setidaknya tidak ada yang mengajak Kiara mengobrol.
Dari jauh Kiara melihat Brendan baru memasuki kantin, dia bersama dua orang laki-laki di samping kanan-kirinya. Oh, bukan dua orang lelaki, dia bergerombol bersama delapan orang laki-laki keren seolah-olah ingin berkata ke seluruh orang di kantin bahwa perhatian kantin adalah milik mereka.
Kiara mengabaikannya, sekalipun Brendan setampan Lee Dong Wok, perhatian Kiara bukan miliknya ... yah, tapi bisa saja di tempat lain—di ranjang misalnya. Kecuali jika dia Oh Sehun, Kiara akan memberikan semua perhatian dan jiwanya bahkan ketika sedang mandi lava.
Kia, selamat makan siang
-Geri
Notifikasi muncul di ponsel Kiara ketika Kiara susah payah mengeluarkan sate dari tusukannya.
Kenapa lagi Geri?
Geri juga, selamat makan siang
-Kiara
Pulang kerja nanti Geri mau ke Bekasi
-Geri
Kiara tidak membalasnya.
Apakah Kiara salah telah menjawab pesannya? Apa seharusnya Kiara mengabaikan saja dia? Tapi Kiara terlalu mudah merasa iba.
"Eh, Kiara."
Kiara mendongak dan menemui Brendan bersama teman-temannya yang berdelapan itu berjalan ke arah Kiara.
"Hai Kevin," Kiara tersenyum.
Siapa Kevin, Cok? Goblok banget mendadak lupa siapa namanya.
Diam-diam Kiara mengutuk dirinya.
Teman-teman Kevin tertawa.
Brendan hanya tersenyum miring, dia lalu pergi ke meja kantin diikuti mereka sementara Kiara segera mengabaikannya dan pura-pura tidak melihat.
Apa Kiara telah menyinggungnya? Tapi seharusnya nggak menyinggung, 'kan? Itu kan bukan apa-apa? Gak semua orang harus mengingat nama seseorang.
Kiara melanjutkan memakan satenya, tapi tidak habis karena tiba-tiba tidak mood makan. Jadi dengan segera Kiara menyimpan piringnya ke tempat dishwashers (tempat pembuangan makanan yang tidak habis dan pengumpulan piring kotor yang segera dicuci oleh sederet orang) lalu kembali lagi ke office karena kafetaria terlalu bahaya apalagi jika bertemu Edel featuring Patricia.
Tapi, meskipun Kiara berusaha untuk menghindari Edel dan Patricia selama makan siang dan jam kerja, akhirnya mereka ketemu juga ketika Kiara selesai dari toilet pada break Ashar.
Itu terjadi karena biasanya Kiara pergi melalui pintu depan, tapi pintunya lebih jauh, itu sebabnya Kiara pergi ke pintu belakang yang dekat dengan tim sana, jadi kemungkinan untuk tidak bertemu dua orang itu sangat kecil. Atau, mereka mungkin sengaja menunggu Kiara yang sulit ditemukan dimana-mana dari pagi, jadi di sanalah mereka berdiri di jalan sambil menyilangkan dada saat melihat Kiara.
"Lo jadi pergi, 'kan? Nanti perginya sama gue sama Edel." Belum apa-apa Patricia sudah to the point.
"Sini duduk dulu di tempat gue," ajak Edel.
Kiara tahu dia nggak punya salah, tapi tempat duduk Edel itu berada di tengah-tengah tim sana, sementara orang-orang di tim sana seperti baru selesai break; termasuk Brendan yang tengah mengobrol dengan hampir seluruh tim sana. Tapi untungnya kedatangan Kiara nggak bikin perhatian mereka teralihkan.
"Jadi, 'kan?" tanya Patricia.
"Kalau nggak jadi apa alasannya?" cerocos Edel. "Giliran sama Om bisa, sama kita nggak bisa."
Om siapa, Edel bodokh!
"Pulang kerja, 'kan? Gue cuma perlu ke parkiran, 'kan nunggu Pat?" Kiara sebisa mungkin terlihat bahwa dari awal dia nggak berniat menolak.
"Iya, gue tungguin ya," Patricia mengangguk bangga. "Nah, gitu dong."
"Guys, ini Kia jadi ikut!" seru Edel jelas mengundang tatapan semua orang yang sedang mengobrol bersama Brendan.
Anjing banget Edel ini, rasanya Kiara ingin memberikan emoji menangis selama tiga puluh halaman.
"Weh, suhu ikut," komentar Angel.
Angel ini paling menonjol juga, agak tomboi, cantik dan sangat tinggi, hampir menyamai tinggi-tinggi para cowo dan apa tadi dia bilang? Suhu? Apakah wajah Kiara sebejad itu hingga dipanggil suhu? Kiara ingin memberi emoji menangis lagi, kali ini emoji menangis sebanyak satu buku benuh.
Mereka seakan setuju Kiara suhu dengan memberikan wajah mereka yang jahil.
Usut punya usut, Kiara tahu kenapa kepopulerannya terjadi secepat ini, itu karena awal-awal Kiara bekerja, bukan rahasia umum Kiara sering menangis dan bertengkar dengan atasan dan itu sangat cepat tersebar beritanya padahal kini Kiara telah tobat dan patuh pada atasan.
Tapi di antara semua orang Kiara menatap Brendan yang tidak terusik sama sekali, dia sedang berdiskusi dengan Gusti dan sepertinya itu hal penting.
Barulah setelah Kiara jelas akan pergi, Edel melepaskan Kiara.
Mencari mood untuk bersemangat setelah seharian ini bermanifest agar tidak perlu ikut benar-benar melelahkan. Meskipun begitu, saat jam kerja telah usai, Kiara telah menemukan semangatnya untuk minum-minum.
==============================
Aku double update ya karena part yang kemarin terlalu sedikit.
Next partnya aku bakalan bikin 2k words setiap post ya🥰💝
Selamat hari Senin, wupyuuuu prennn💝
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro