11. Lo Mikirin Apa?
"Loh, ini Brendan?"
"Eh..., siapa?" adalah pertanyaan cerdas yang Brendan lontarkan.
"Gue Milly, temen samping Kiara di office," ujar Milly sesaat sebelum dia berdecak. "Kita sekantor loh?"
Brendan mengernyit, mengingat-ingat.
"Kenapa Milly?" tukas Kiara yang membuat perhatian Milly teralihkan, lagi pula Brendan sepertinya tidak tahu juga siapa Milly.
"Gue mau ngajak pulang bareng, tapi ternyata lo sama Brendan," dia berucap dengan nada lemah di akhir.
"Iya, ketemu di jalan tadi," Kiara mengangguk, "lagi pula ini Summarecon, siapa pun bisa ketemu di sini, jangan bilang lo mikir gue berangkat bareng sama Brendan? Konyol ha-ha-ha."
Baiklah, jadi ini rasanya menjadi bodoh seperti Milly.
Milly jelas mencium sesuatu yang salah dari gelagat Kiara, cewek Scorpio emang paling sulit dibohongi. Dan tiba-tiba jurang canggung terbentuk di parkiran itu, tidak ada yang berbicara dan khususnya Milly hanya menatap Kiara dengan 'bombastic side eye'.
"Ayang masih lama?" suara klakson mobil terdengar di sekitar situ. "Cepetan mau ujan."
"I'm coming, Ayang!" ujar Milly dengan senyuman ramah tapi tatapannya masih sama ke arah Kiara. "Kalau gitu sama ketemu besok di tempat kerja, Kia."
Kiara mengangguk kaku, "pasti! Sampe ketemu nanti, Milly."
Ketika Milly pergi, Brendan mengangkat alisnya seakan bertanya "kenapa nih?".
Kiara hanya menggigit bibir bawahnya, merasa enggak enak terhadap Brendan. Masalahnya, jika cewek friendly yang pergi dengan Brendan itu akan terlihat biasa saja seperti teman ... tapi Kiara? Kiara bukan orang yang ramah sama cowok, Kiara enggak punya pertemanan bagus dengan cowok, jadi jika ada cowok yang dekat dengan Kiara, orang lain akan mudah menganggap itu sebagai orang yang sedang PDKT.
Mungkin Kiara harus mulai friendly besok, tapi mengingat history record Kiara di tempat kerja dengan cowok-cowok itu buruk ... hhh, udah lah.
"Lo mikirin apa?" tanya Brendan yang masih berdiri dan menatap Kiara di sebrang pintu mobil.
"Bukan apa-apa," Kiara membuka pintu depan lalu mengajak Brendan masuk agar segera mengantarnya pulang.
Hari itu Kiara tidak bisa tidur tenang, Milly sulit dihuhungi jika sedang bersama pacarnya, berarti Kiara harus menunggu sampai besok di tempat kerja untuk menjelaskan semuanya. Itu pun jika Milly belum buka suara pada siapa-siapa. Pasti Milly gak mungkin buka suara, 'kan? Emangnya Kiara sepenting itu digosipkan? Milly gak terlalu dekat juga dengan Brendan, untuk apa menggosip? Iya, 'kan?
Kiara memutuskan tidur dan akhirnya dia tertidur nyenyak bahkan mimpi indah.
Tapi bohong, Kiara tidak tidur nyenyak sama sekali.
Jadi pada pukul enam pagi, Kiara sudah berangkat kerja, dia akan menunggu Milly sebelum dia sempat mengobrol dengan orang lain.
Pukul enam lewat tiga puluh, Kiara sampai di tempat kerja, absen di tempat proxy kemudian pergi ke kantin, dan di sanalah Milly, sedang mengantri untuk memilih sarapannya. Kiara segera berjalan cepat ke arah Milly, lalu merangkul tangannya.
"Kia!" dia setengah terkejut
"Pagi, Milly, gimana tidur lo? Nyenyak?"
"Bikin kaget aja," Milly hampir kesal tapi dia jadi kesal beneran saat melihat Kiara. "Lo mau sarapan apa?"
"Samain," tukas Kiara.
"Tunggu gue di meja kantin tempat gue sama Lian suka makan bareng," jelas Milly. "Nanti gue temuin lo di sana, sebaiknya lo siapin jawaban cerdas untuk pertanyaan gue."
Kiara ingin protes, tapi sebaiknya tunda dulu protesnya karena orang lain sedang mengantri juga untuk mengambil sarapan.
"Gue tunggu," tekan Kiara. "Gue beneran nunggu karena ada yang perlu gue bicarain."
Ketika akhirnya Kiara duduk di kursi kantin langganan Milly, Milly datang sepuluh menit kemudian, membawa dua piring Indomie Soto. Milly segera duduk di samping Kiara dan meneliti Kiara.
"Lo sama Brendan?" tanyanya tanpa tedeng aling-aling.
"Cuma temen."
"Kalian bahkan gak berteman di kantor."
Enggak ada guna juga berbohong pada Milly.
"Kia dengerin," Milly mendekat, suaranya seakan main rahasia-rahasiaan. "Brendan cowok enggak baik, ceweknya banyak, terutama di kantor kita, bahkan semua temen ceweknya teritorial seakan-akan gak boleh Brendan cuma buat satu orang."
"Idih?" Kiara mengangkat bibirnya geli.
"Terus dia sering deketin cewek, paling lama dia deketin cuma sebulan, sehabis itu kebanyakan dia ghosting," Milly berbisik. "Kia, gue tau gimana lo suffering selama putus cinta, gue ikut sedih untuk lo, dan gue gak mau lo sedih lagi, kalau lo gak mau sayat luka di tempat yang sama mending jaga jarak dari Brendan."
"Milly," panggil Kiara. "Ini bukan apa-apa, kemarin kita cuma kebetulan ketemu."
"Apa pun itu," tekan Milly. "Jangan temuin dia lagi, lo mungkin berpikir ini bukan apa-apa, tapi sebulan itu cukup buat bikin lo suka sama dia."
Kiara hampir tertawa.
Kiara tidak melihat Brendan sebagai laki-laki, hanya partner ranjang yang cocok. Kiara hampir memberitahu Milly yang sebenarnya terjadi tapi Kiara menahannya.
"Gue pastiin Brendan sama gue cuma temen, jadi lo jangan bilang siapa-siapa karena ini bukan apa-apa. Oke?"
Milly masih berwajah tidak senang, dia tahu betapa Kiara menyedihkannya di awal-awal bekerja, Milly selalu membantu pekerjaan Kiara, sama seperti Indri. Jadi, hal ini Kiara pastikan adalah bentuk lain dari kekhawatiran dan rasa pedulinya.
Akhirnya mereka menuju office setelah sarapan dan mengobrol hingga obrolan mereka menjadi seru membahas drama terbaru Vincenzo yang baru selesai tiga minggu lalu (2 Mei 2021). Setelah Vincenzo selesai, mereka selalu kangen setiap minggu karena terbiasa menontonnya, dan mereka juga membahas bahwa rewatch Vincenzo itu worth it.
"Udah ditungguin tuh sama bestie-bestie lo," ujar Milly dengan geli saat melihat Edel dan Patricia tengah nongkrong di tempat Kiara.
Kiara mendengus, Kiara mungkin terlihat akrab dengan Edel dan Patricia, tapi jika masalah pribadi, rumah Kiara di tempat kerja adalah Milly dan Indri.
"Pagi Pat, pagi Edel," sapa Kiara.
"Baru dateng?" Edel yang tengah duduk di meja Kiara menengok.
"Ada apa?"
"Nanti pulang kerja mau ikut?"
"Ke...mana?" Kiara melihat Patricia yang sedang mengunyah kacang almond lalu melihat Edel lagi. Kalau mereka mengajak pergi, Kiara kadang enggak yakin bakalan betulan pergi, kalau pun mengajak, mereka pasti enggak mengajak ke tempat baik. Beberapa minggu lalu Edel bahkan mengajak Kiara untuk menyoba Hollywings.
"D'Canggu?" jawab Patricia lebih ke arah bertanya. Emang kirik, orang nanya balik nanya.
"Enggak bisa," tolak Kiara segera.
"Kenapa?" Edel mengerutkan alis.
"Gue enggak minum, dan kita bahkan belum gajian, Del, gak ada yang harus kita rayain juga," Kiara mengibaskan tangannya.
"Diajak sama Brendan, bill di dia semua, jadi ayo ikut!" Edel mengambil cemilan almond di tangan Patricia.
"Brendan?" Kiara mendengus, Kiara bahkan enggak diajak. "Kayaknya enggak bisa."
"Semua orang diajak kok, rencananya baru dibuat tadi sebelum lo masuk office," Edel tersenyum penuh rencana nakal. "Ayolah? Sekali-kali?"
"Iya Kya," timpal Patricia. "Pasti seru, nanti pulangnya kita anter."
"Gue enggak janji, tapi kita lihat sore nanti aja ... ya?"
"Oke deh, kalau gitu, nanti sore lo cabut sama gue ya, jangan berangkat sama siapa-siapa selain gue sama Edel," pungkas Patricia. "See you."
Anjir?
==================================
Venus' Note
Ada yang bingung enggak sama timeline-nya?
Jadi cerita ini setting-nya pas masih pandemi, yang pertama Kiara ketemu Brendan itu tanggal 10 Mei 2021 kalau gak salah tepat seminggu setelah drakor Vincenzo finish🤣
Menurut kalian part ini?
Jangan lupa vote sama comment please, aku mau tes dong bisa nyampe 150 vote enggak? Kalau bisa nanti hari Rabu atau Kamis aku upload lagi🦭
Jangan lupa follow ig aku jugaa, aku aktif di sanaa @/kadachune26
See youu soon, Love🤗🫶🏻
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro