-14
Bermain di luar rumah adalah salah satu hal gila yang Biru lakukan hari ini. Dia secara terpaksa berada di lapangan basket dekat rumahnya hanya untuk menuruti permintaan Sea.
Sepulang sekolah Biru segera disambut Sea yang mengajaknya bermain di lapangan basket itu. Mulanya Biru menolak, ya gila saja dia sudah lelah belajar masa harus ditambah lelah bermain. Dia ingin tidur dan mengistirahatkan otaknya yang besok akan bertemu ulangan bahasa Indonesia. Dalam kondisi lelah itu, Sea tetap meminta Biru untuk menemaninya bermain.
"Ayolah Biru, sekali saja. Tadi aku sempat lewat sana, di sana asik banget suasananya," bujuk Sea di saat Biru bersiap tidur.
"Tidak mau."
"Cuma sekali loh! Habis itu aku janji tidak akan meminta apa-apa lagi." Sea masih bersikeras membujuk.
Biru menghela napas. Ini adalah momen menyebalkan di mana dia sudah ngantuk berat, tapi harus dihadapkan dengan situasi seperti ini.
"Pulang saja sana, kamu ganggu tahu!" usir Biru. Dia membalikkan badannya menghadap tembok—tidak ada niatan melihat wajah Sea yang sudah pasti akan menunjukkan muka melasnya.
Walau sudah diberi kalimat yang lumayan pedas, Sea masih bergeming dengan posisi berdiri. Tidak mau menyerah, Sea kembali bernegosiasi.
"Aku pulang, tapi setelah itu kita ke sana, ya?" tawarnya.
"Ish, baiklah! Cepat pergi dari sini!" seru Biru pasrah, dia tak mau berdebat lebih lama lagi.
Begitulah singkatnya percakapan mereka beberapa jam lalu sebelum akhirnya berada di lapangan basket yang ketika malam cukup sepi. Iya sekarang sudah malam, tidak terlalu larut, masih jam 7 tetapi tetap saja ini memberikan sensasi berbeda pada Biru.
"Kamu lelah Biru?" tanya Sea yang duduk di kursi pinggir lapangan.
Biru mengangguk. Mereka datang dari sore pukul 5, jadi tentu saja Biru kelelahan—walau sebenarnya dia hanya duduk saja.
Mata Biru terpejam, berusaha melepas penat dengan menikmati angin segar yang jarang dia rasakan. Di waktu yang bersamaan, tanpa ragu Sea memandang wajah Biru tanpa berkedip. Baru sekarang dia melihat Biru dengan setenang ini.
"Ada apa?" tanya Biru ketika membuka matanya dan tahu Sea tengah memandangnya.
Sea menggeleng, dia kembali menatap lurus.
"Apa kedatanganku mengganggumu?" Sea memberi pertanyaan yang tak terduga.
Hening sebentar. Biru butuh waktu untuk memberikan jawaban yang pas. Haruskah dia jujur pada Sea dan dirinya sendiri? Atau menjawab seadanya saja.
"Entah, menurutmu saja bagaimana."
Pada akhirnya hanya itu yang bisa dia katakan.
"Rasanya aku ingin menetap di tahun ini," gumam Sea.
"Memangnya tidak bisa?"
"Aku rasa tidak, saat aku berada di tahun 2020, kehidupan di 2022 juga berjalan. Itu sih menurutku saja, soalnya jika fisik dan ragaku ikut melakukan perjalanan waktu harusnya orang rumah sadar aku tidak ada, tapi mereka bersikap biasa saja. Dan, mustahil apabila waktu di sana berhenti, karena saat aku kembali jam dan harinya berganti."
Meski sedikit rumit, tetapi Biru mengerti hanya saja dia tidak mau menanggapi hal itu lagi.
Sea tetaplah Sea, satu topik habis maka dia punya banyak cadangan topik lainnya.
"Biru, kamu menganggap aku ini apa?" Pertanyaan yang terdengar sedikit ambigu itu keluar begitu saja dari mulut Sea tanpa rasa ragu.
Biru mengusap wajahnya, dia tidak tahu harus menjawab apa. Bisakah dia menganggap Sea teman sedangkan mereka baru kenal baru-baru ini? Namun, tidak bisa dielakkan juga kalau dia merasa seperti punya teman dekat selama Sea di sini. Hanya saja terlalu aneh baginya menganggap seseorang yang baru dikenal sebagai teman.
"Entahlah."
"Yah, padahal aku selalu memandangmu sebagai teman." Sea sedikit kecewa dengan jawaban Biru yang tampak tak niat, meski begitu dia tetap mengajak Biru bicara lagi.
"Bagaimana pendapatmu tentang people come and go?"
Pertanyaan acak Sea kali ini tidak direspons lagi, Biru memilih bangkit dan mengajak pulang.
"Sudah malam ayo pulang," katanya yang kemudian pergi mendahului Sea, bahkan sebelum gadis itu berkata apapun.
"Dia ini kenapa?" lirih Sea. Dia menghela napas, padahal masih ada yang ingin dirinya katakan.
"Tidak apalah, mungkin besok masih bisa."
***
Hehe agak rumit ya penjelasan Sea? Nanti aku revisi deh (kalo kieng ✌)
Ih asli ya, aku demen banget sama dialog Sea-Biru di bagian Sea nanya tentang people come and go terus Biru jawab begitu asksks. Biasa aja sih sebenernya, tapi aku tetep suka.
[180722]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro