Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

PROLOG

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Pandai-pandailah dalam mengolah rasa, karena jika sudah patah hati tidak ada satu pun orang yang bisa dimintai tanggung jawab selain diri sendiri.

🍁TEMAN SEPELAMINAN🍁
kataria.byidria

Bersantai di atas kursi lipat, ditemani semilir angin yang menyejukkan, ditambah pula dengan lautan telaga yang bersih nan jernih menenangkan. Tak jauh dari tempat mereka berada, hamparan kebun teh yang hijau semakin menambah kesan keasrian.

Zayna melirik sekilas ke arah samping, tepat di mana seorang pria bernama lengkap Cakrawala Mahesa Airawan tengah menikmati kopi kalengnya. "Aku mau menagih omongan A Cakra beberapa waktu lalu," katanya lantas kembali memusatkan pandangan ke arah depan.

Cakra, begitulah sapaan akrabnya. Dia meletakkan sejenak kopi kaleng yang baru diteguk seperempatnya itu di samping kursi lipat yang dia duduki. Sedikit menarik tubuh agar tegak dan menatap ke arah sang lawan bicara. "Yang mana?"

Kini keduanya saling beradu pandang. "A Cakra pernah bilang, kan kalau seandainya orang tua aku mulai menunjukkan kejanggalan dalam menyikapi hubungan pertemanan kita, A Cakra akan menyudahi semuanya. Menyudahi yang A Cakra maksud seperti nongkrong, ngopi, dan main, kan?"

Cakra terdiam beberapa saat, dia sedikit mengangguk kecil. "Udah nggak aman ya, Zay?"

Tanpa banyak bicara perempuan berusia 23 tahun pemilik nama lengkap Zayna Adria Respati itu pun mengangguk cepat.

Ada helaan napas yang menguar. "Berarti ini kali terakhir?"

Lagi-lagi Zayna mengangguk. "Aku nggak ekspek ada di fase ini. Aku ngiranya ya akan aman-aman aja, tapi ternyata makin ke sini orang tua aku mulai berani mengutarakan keresahannya. Aku nggak mau pemikiran mereka kian liar, di mana aku sangat amat yakin nggak akan mungkin bisa memenuhi ekspektasi mereka terhadap hubungan pertemanan kita, yang emang benar-benar cuma temen tanpa ada embel-embel perasaan sedikit pun."

"Sesuai apa yang pernah aku perkiraan kalau momen ini pasti akan terealisasi. Kenapa baru bilang sekarang?"

Zayna sedikit tersenyum samar, dia meluruskan kedua kakinya dan sengaja menyandarkan punggung pada kursi, mencari posisi paling nyaman. "Aku cuma lagi nyari momen yang pas, dan aku rasa sekarang waktu yang paling tepat."

Hampir enam tahun Cakra dan Zayna menjalin hubungan pertemanan, murni sebatas teman tanpa melibatkan perasaan. Bermula dari rekan kerja, dan tanpa ada ikrar yang jelas keduanya mendeklarasikan sebagai teman.

Sebatas teman untuk ngopi dan nongkrong, sesekali traveling ke luar kota, itu pun tidak sampai menginap. Sekadar pergi pagi, pulang sebelum magrib. Sebagaimana yang sudah Zayna ungkapkan, semula semua aman dan baik-baik saja.

Sampai akhirnya ada omongan dari sang ibu, "Laki-laki kalau udah sering ngajak keluar dan main, apalagi cuma berdua doang pasti ada apa-apa. Bisa, kan kalau mau berangkat jangan cuma COD-an di pinggir jalan?"

"Temen gabut doang, Ma makanya COD-an di jalan. Kalau dibawa ke rumah, apalagi pake segala izin ke Mama, baru itu ada apa-apa. Aku sama A Cakra mah bestie."

"Mama nggak ngelarang kamu buat main atau keluyuran sama cowok, selagi kamunya bisa jaga diri. Tapi, bisa, kan dibawa temen gabutnya ke Mama buat sekadar pamit dan minta izin?"

Permintaan sederhana yang sangat amat sulit untuk direalisasikan. Maka dari itu Zayna lebih memilih untuk mencari opsi lain. Yakni, mundur teratur.

Karena sangat amat tidak mungkin, seorang Cakrawala Mahesa Airawan berkenan untuk berkunjung ke rumah perempuan hanya untuk sekadar berpamitan, dan parahnya hanya berstatus sebagai teman.

Zayna sudah sangat hapal betul bagaimana perangai Cakra, yang bahkan belum pernah membawa satu orang perempuan pun ke rumahnya. Spesialis COD-an depan gang ataupun pinggir jalan. Sebetulnya dia memiliki effort yang patut diacungi jempol, tapi hanya ditujukan pada orang-orang tertentu saja.

Orang yang pasti dan mungkin kelak akan pria itu nikahi. Mantannya memang hanya satu, tapi cabangnya ada di mana-mana, begitupun gebetannya yang menjamur di beberapa wilayah. Playboy yang tidak terima jika dicap sebagai pemain wanita. Padahal itulah kenyataannya.

"Oke, berarti aku harus nyari partner baru," katanya begitu santai.

Zayna tak sedikit pun tersinggung, apa yang bersarang di kepala terealisasi juga pada akhirnya. Berjalan sesuai dengan dugaan. "Sok mangga, tapi pesan aku harus nyari yang kayak aku. Yang nggak gampang baper, dan mati rasa sama laki-laki."

Terdengar tawa nyaring yang spontan Cakra keluarkan. "Agak sulit, karena sejauh ini cuma kamu, Zay yang aman sentosa tanpa ada banyak drama."

"Saran aku supaya nggak ada lagi korban, tolong dikurangi act of service-nya, jangan terlalu care, friendly boleh tapi lihat-lihat dulu. Perempuannya gampang baper atau nggak, karena hal-hal sepele kayak gitu bikin salah paham. Laki-lakinya men-treatment secara berlebihan, dan perempuannya berekspektasi kejauhan."

"Berlebihan kamu bilang? Menurut aku wajar-wajar aja kok."

Zayna mendelik tak terima. "Kalau bukan aku perempuannya, aku jamin seribu persen tuh perempuan akan baper tingkat dewa. Sesederhana sikap peka A Cakra, yang random suka tiba-tiba ngirim makanan, kalau ngopi dibayarin, kalau main ditraktir, berangkat dalam kondisi kenyang, pulang kebegahan. Dan hal-hal lainnya yang nggak bisa aku paparkan satu per satu."

Cakra meringis kecil. "Masa cuma gara-gara itu baper?"

"Bukan cuma, tapi di mata perempuan itu tuh effort yang nggak semua laki-laki miliki. Nilai plusnya A Cakra punya tingkat kepekaan di atas rata-rata, di mana kebanyakan cowok juga nggak memilikinya."

"Keren dong aku!" katanya pongah.

Zayna yang tengah memegang minuman teh dalam botol pun refleks melemparnya ke arah Cakra. "Harus, kah berbangga diri sudah melukai banyak hati karena sikap yang terlalu friendly?"

🍁BERSAMBUNG🍁

Padalarang, 04 Januari 2025

Bismillahirrahmanirrahim, assalamualaikum ... Ahlan wa sahlan di lapak baru, apakah seru? 😅😂 ... Bagaimana dengan bab pembukanya nih???

Semoga bisa istiqamah untuk menuntaskan cerita ini sampai akhir. Mau, kan temenin aku sampai di penghujung bab terakhir? 🤭😅

Sepakat sama Cakra dan Zayna, atau justru sebaliknya nih? Untuk kali ini ketemu 🐊 dulu ya 🤫😆

Mau dilanjuttt?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro