2
Alis menekuk sepanjang dirinya menuruni tangga yang memutar itu, batinnya menyerapahi sosok manusia berasma Olivier.
Meski dirinya sendiri yang menyetujui permintaan lelaki itu.
Suara beberapa orang terdengar ketika menuruni anak tangga, dan makin jelas ketika (name) semakin turun.
Jangan salahkan pendengarannya yang terlampau tajam, ia menuju bekas Laboratorium Moreau karena mendengar suara itu, termasuk suara beberapa orang yang dikenalnya.
"Sudah ku duga itu kau, Roland"
(Name) menghela nafas. Lain halnya dengan 5 orang itu yang menatapnya terkejut.
"Apa yang kalian lakukan ?? Terlebih lagi di tempat seperti ini ?" (Name) bertanya, tatapannya tajam membuat mereka bergidik.
"Tunggu dulu, (Name) ! Dengarkan penjelasan mereka terlebih dahulu"
"Apa-apaan itu, Roland ! Kenapa bukan kau saja yang menjelaskan ?!"
"Eh ? Aku ??"
Garis pada bibir menurun, (name) menggeser tubuh lelaki bernetra biru dan membuka pintu itu tanpa mendengar penjelasan mereka.
"(Name) tunggu-
Pang ! Pang !!
Begitu dibuka, mereka disambut oleh Ilmuwan botak yang menembakkan kertas pesta pada mereka.
"Selamat datang ! Dan selamat datang kembali, No. 69 milikku !!"
(Name) melirik lelaki bermata biru di sebelahnya. Iris (e/c) miliknya sedikit membola ketika melihat lelaki disebelahnya malah tersenyum pada Moreau.
"Doctor Moreau !"
"Suatu kehormatan bisa bertemu dengan anda lagi !"
"Ya,ya ternyata kau ingat jalan kemari !" Doctor Moreau menolehkan kepalanya ketika menyadari keberadaan orang dibelakang Vanitas. "Ng ? Siapa orang-orang dibelakangmu ? Mereka membawa senjata... Apa mereka temanmu ?"
"Mereka adalah pendukung anda !"
Setelah vanitas berujar seperti itu, (name) dapat merasakan tatapan roland menjadi waspada. (Name) diam-diam menyeringai, ia maju mendekati vanitas dan Doctor Moreau.
"Doctor Moreau !? Apa ini benar anda ?! Saya mengidolakan anda setelah mendengar cerita tentang anda ! Sungguh luar biasa bisa bertemu dengan anda ! Saya.. rasanya saya seperti ingin pingsan saking senangnya !!"
(Name) memegangi dada kirinya, air mata yang menetes di sudut matanya juga menambah kesan dramatis.
Sedangkan roland dan yang lainnya menatap (name) tak percaya.
"Luar biasa !!"
Doctor Moreau bertepuk tangan sembari menari tak jelas.
'Bodoh..'
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro