Permata Naga dan Penyihir
Di sebuah negeri yang damai, hiduplah naga es yang kesepian. Naga itu telah menghabiskan 500 tahun hidupnya menyendiri di pegunungan es. Setiap harinya ia selalu terbang di langit, mengawasi kota-kota yang dihuni manusia dan merasa iri. Sang naga sangat ingin memiliki teman serta hidup bersama para manusia. Namun, acap kali ia mendekat, manusia akan ketakutan dan mulai menyerangnya hingga sang naga harus terbang kembali ke pegunungan. Sang naga pun bersedih sampai air matanya berubah menjadi permata biru yang indah.
Hingga suatu hari datanglah seorang penyihir muda ke sarang sang naga. Tatkala dirinya hendak memungut permata biru di sana, sang naga terbangun. Makhluk itu lantas menegakkan tubuhnya dan menatap tajam pada penyihir. Namun, alih-alih ketakutan atau merasa terancam, penyihir itu justru menyapanya dengan ramah.
"Wahai Naga Es, Sang penguasa pegunungan utara. Aku datang kemari hanya untuk berteduh dari badai salju di luar sana. Jika engkau berkenan, izinkanlah aku di sini sampai badai selesai. Aku berjanji tidak akan menganggumu."
Sang naga mengangguk lalu berkata, "Kau boleh di sini sampai badainya reda. Kau juga boleh menyalakan api untuk menghangatkan diri."
Penyihir pun senang karena mendapat izin dari sang naga, kemudian ia pun membuat api unggun menggunakan sihirnya. Akan tetapi, penyihir itu terkejut karena permata yang berserakan tak jauh dari api unggun berubah menjadi air. Karena penasaran akan permata tersebut, ia pun kembali berbicara dengan sang naga.
"Wahai Naga Es, mengapa permata ini berubah menjadi air?"
"Karena permata itu berasal dari air mataku," ucap sang naga.
Mendengar hal itu membuat penyihir jadi penasaran lagi, sebab ia tidak pernah mendengar bahwa naga bisa menangis. Baginya, naga hanyalah makhluk tanpa emosi, tidak seperti manusia ataupun dirinya.
"Kenapa engkau menangis? Sudikah engkau memberitahuku?" tanya penyihir.
Sang naga yang tidak pernah bercerita pada siapa pun tertegun, saat itu ia pikir mungkin sudah saatnya membuka hatinya pada penyihir yang terlihat baik. Maka, sang naga pun menceritakan semua yang telah dialaminya.
"Manusia menyerangku saat aku hanya ingin menyapa mereka. Para manusia ketakutan melihat rupaku dan mengusirku dari kota-kota mereka. Padahal aku tidak bermaksud untuk melukai siapa pun."
Penyihir mengangguk, merasa iba pada sang naga lantas ia pun berkata, "Wahai Naga Es, janganlah engkau bersedih. Walaupun manusia takut padamu, mereka sebenarnya hanya takut pada wujudmu. Sejatinya manusia tidak terbiasa dengan wujud dan rupa makhluk yang tidak sesuai standar mereka. Engkau tidak usah khawatir, sebab aku tidak akan melakukan apa yang mereka lakukan padamu."
Mendengar ucapan penyihir, hati sang naga mulai merasa tenang. Saat itu ia pikir akhirnya ada orang yang mau menjadi temannya. Jadi, sang naga membiarkan penyihir bercerita banyak hal tentang dunia luar sembari menunggu badai reda. Dari cerita-cerita itu, sang naga jadi makin ingin mengunjungi dunia luar dan berinteraksi dengan manusia.
"Penyihir, aku ingin mengunjungi tempat yang kau bilang. Tapi, manusia mungkin akan ketakutan melihatku," ujar sang naga dengan lesu.
Senyuman pun merekah di wajah penyihir, bersamaan dengan ide cemerlang yang muncul di kepalanya. "Wahai Naga Es, bagaimana jika engkau mengubah wujud nagamu? Jadilah manusia dan berbaurlah dengan penduduk di sana. Niscaya engkau akan diterima sebagai bagian dari mereka."
"Tapi aku tidak punya kuasa semacam itu, Penyihir."
"Serahkan padaku! Aku bisa membuatmu menjadi manusia."
Penyihir pun merapalkan mantra yang cukup rumit, lalu sang naga berubah wujud menjadi manusia. Namun, penyihir lupa jika sang naga tidak mempunyai sehelai pakaian, sehingga membuat penyihir terkejut dan memejamkan matanya. Penyihir itu juga menyerahkan jubahnya untuk menutupi tubuh polos dari sang naga.
"Wahai Naga Es, tutupi tubuhmu dengan jubahku. Untuk sementara waktu bertahanlah dengan itu walau aku yakin engkau tidak akan kedinginan. Setelah badai reda, aku akan membelikan pakaian di kota nanti. Tapi sebelum itu apa engkau punya nama?" tanya penyihir.
Sang naga tersenyum. "Kau bisa memanggilku Nerdys."
"Kalau begitu gunakanlah nama itu selama berada di wujud manusia dan jangan beritahu siapa pun bahwa engkau adalah naga es penguasa pegunungan utara."
Ketika badai reda, penyihir menepati janjinya. Ia membawa Nerdys ke kota terdekat, membelikan pakaian, sepatu, bahkan makanan. Ia juga yang mengenalkan Nerdys pada orang-orang di sana sebagai teman seperjalanannya. Ke mana pun penyihir itu pergi, Nerdys seperti anak ayam yang mengekori induknya. Ada banyak tempat yang ditunjukkan, ada banyak pula hal baru yang dipelajari sang naga. Setidaknya kebersamaan mereka berlangsung selama satu tahun hingga tibalah waktunya sang penyihir harus kembali ke kota asalnya. Sebelum penyihir pergi, sang naga memberikan sekantong permata biru dari air matanya sebagai kenang-kenangan.
"Wahai Nerdys, aku berjanji akan menjaga pemberianmu ini. Aku juga berjanji kita akan bertemu lagi suatu hari nanti," ujar penyihir.
Kepergian penyihir muda itu membuat sang naga merasa kesepian, hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk kembali ke sarangnya di pegunungan utara. Sang naga menunggu pertemuan selanjutnya dengan penyihir itu.
~o0o~
Berbulan-bulan telah berlalu. Naga yang kesepian akhirnya bertemu kembali dengan penyihir. Pertemuan yang dinantikan itu membawa suka cita untuk Nerdys, ia bahkan menyambut kedatangan penyihir dengan jamuan. Akan tetapi, penyihir itu tampak gusar.
"Penyihir, apa ada sesuatu yang menganggumu?" tanya Nerdys.
Penyihir pun menjawab, "Wahai Naga Es, seharusnya ini menjadi reuni yang menyenangkan setelah sekian lama kita tidak bertemu. Tapi aku malah mengacaukannya. Maafkan aku."
"Tidak apa-apa, Penyihir. Katakan saja jika kau butuh bantuanku."
Lantas, penyihir yang ragu-ragu itu mulai berbicara. "Sebenarnya aku baru saja dirampok oleh bandit. Di tasku ada barang berharga milik sang Archmage yang harus kuantarkan besok. Tapi aku malah kehilangan benda itu dan harus mengganti rugi. Aku tidak tahu bagaimana caranya aku mendapatkan uang dalam waktu singkat."
"Kalau begitu gunakan sihirmu untuk menciptakan uang," kata Nerdys.
Penyihir menggeleng. "Tidak bisa. Sihirku tidak bisa menciptakan uang. Matilah aku jika seandainya sang Archmage tahu."
Melihat kawannya bersedih, Nerdys pun akhirnya merasa iba. Lantas, ia pun mengambil sebilah pisau dan meneteskan darahnya ke atas permukaan es. Tetes-tetes darah itu berubah menjadi permata merah.
"Penyihir, aku tidak bisa menangis sekarang. Tapi darahku bisa menjadi permata. Ambillah ini dan gunakan untuk mengganti kerugian barang yang hilang."
Penyihir terkejut. Ia lekas mengambil permata merah itu dan bersujud pada sang naga. "Wahai Naga Es, engkau sungguh murah hati. Terima kasih banyak."
Setelah pertemuan itu, penyihir pun pergi. Namun, ia kembali lagi seminggu kemudian. Penyihir muda itu terluka dan berdalih habis diserang serigala, tetapi ia berhasil menyelamatkan diri. Sang naga yang iba kembali memberikan permata dari darahnya untuk biaya berobat, tak lupa diantar ke desa. Ketika lukanya sudah sembuh total, penyihir itu lagi-lagi berpamitan pada sang naga. Ia bilang harus kembali ke kota asal untuk menyelesaikan penelitian sihirnya.
~o0o~
Suatu hari muncul desas-desus mengenai permata dari darah naga yang dijual mahal. Banyak manusia mulai berbondong-bondong pergi ke sarang naga untuk mendapatkan darahnya. Namun, alih-alih menemukan naga, mereka justru bertemu dengan seorang gadis cantik di sana.
"Hei, Nona. Apa kau tahu di mana naga yang seharusnya tinggal di sini?" tanya seorang pria berbadan besar.
Nerdys pun balik bertanya, "Kenapa kau mencari naga?"
"Kami dengar darahnya bisa menjadi permata paling mahal. Satu permata bisa mencukupi kehidupan satu keluarga selama satu tahun. Kau tahu di mana naga itu?"
Nerdys yang terkejut cepat-cepat menggeleng. "Tidak tahu. Aku tidak melihat ada naga sejak kemarin."
Para manusia itu lantas lekas pergi, kembali mencari di tempat lain. Sementara itu, Nerdys yang ketakutan segera meninggalkan sarang naga. Ia memilih bersembunyi di hutan dan merahasiakan bahwa dirinya adalah naga es. Namun, rupanya para manusia itu sudah menyadari bahwa Nerdys-lah sang naga dalam wujud manusia. Mereka mulai mengejarnya, memaksa Nerdys harus berlari meninggalkan hutan menuju desa lain.
Sesampainya di desa, Nerdys tidak sengaja bertemu lagi dengan penyihir. Lantas, ia pun langsung menghampirinya dan meminta bantuan. Setelah dijelaskan situasinya, penyihir menyanggupi untuk membantu Nerdys. Sang naga disembunyikan di sebuah rumah milik si penyihir dan manusia yang mengejarnya tidak bisa menemukannya.
"Penyihir, bagaimana bisa mereka tahu aku adalah naga? Padahal aku menepati janji tidak pernah memberitahukan soal identitasku."
Si penyihir tersenyum lalu berkata, "Karena aku yang memberi tahu mereka. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, seharusnya tidak kuberi tahu. Nah, naga es yang malang. Di wujud manusiamu ini engkau begitu lemah sehingga mudah untukmu memiliki semua darahmu."
Haus akan keserakahannya, penyihir mulai menyerang Nerdys. Mengunci pergerakannya dan mengikatnya di kursi. Kemudian, ia menyayatkan belatinya di tangan Nerdys bermaksud untuk mengeluarkan darah sang naga. Darah itu kemudian ia teteskan di atas es dan permata darah yang baru dibuat ia masukkan ke dalam peti kecil.
"Penyihir! Dasar pengkhianat! Seharusnya aku tidak mempercayaimu!" seru Nerdys yang masih terikat.
"Kau memang naga yang bodoh. Jadi berikan saja darahmu untukku dan matilah sebagai manusia," kata penyihir sambil tertawa.
"Aku akan mengutukmu dan semua orang di negeri ini yang menginginkan darahku penderitaan yang amat pedih. Sihirmu lenyap. Bumi menolak jasad kalian dan langit melempar doa kalian kembali. Kalian tidak akan pernah menemukan kepuasan dan akan selalu putus asa!"
Setelah mengatakan itu, langit berubah menjadi gelap. Angin bertiup kencang disertai kepingan es mulai berjatuhan. Dari tubuh sang naga, es mulai merambat menyelimuti rumah penyihir. Dalam sehari, es itu sudah membekukan semua tempat di sana. Kecuali orang-orang yang mulai putus asa bersama penyihir yang kehilangan sihirnya. Kutukan sang naga membawa kehancuran pada negeri tersebut.
Tamat
p.s sebetulnya enggak tamat juga, sih wkwk. Ini cuman awal mula kisah para OC-ku.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro