Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Jembatan Pelangi

Di sebuah rumah kecil di pinggir hutan, Lili kecil sedang menangis tersedu-sedu. Kucing kesayangannya, Bori, baru saja mati karena sakit. Bori adalah kucing putih oranye bermata sendu yang Lili rawat sejak lahir. Ke mana pun Lili pergi, Bori akan mengikuti. Keduanya makan bersama, tidur bersama, dan bermain bersama. Mereka hampir tak pernah terpisahkan.

Pernah suatu ketika, seekor ular tak sengaja hampir masuk ke rumah kecil mereka. Namun, Bori berhasil mengusir ular tersebut dengan gagah berani. Bori juga kucing penyayang. Berkat Bori, kucing yang Lili pelihara sudah menjadi lima ekor. Lili begitu senang dengan anggota keluarga barunya. Lili sangat menyayangi mereka, tetapi Bori menempati posisi yang spesial di hati Lili.

Bori adalah alasan Lili menjadi penyayang binatang.

"Lili, jangan menangis. Bori sudah menyeberangi Jembatan Pelangi. Bori ada di tempat yang lebih baik," kata Ibu Lili sambil mengusap kepala anaknya.

Ayah Lili menimpali, "Ibu benar, Lili. Suatu saat Lili akan bertemu kembali dengan Bori."

Kata-kata Ayah dan Ibu membuat Lili penasaran. Apa yang terjadi pada Bori setelah dia pergi meninggalkan dunia ini? Mengapa Jembatan Pelangi? Adakah tempat yang lebih baik dari rumah hangat mereka, bersama saudara-saudara yang saling menyayangi? Bagaimana Lili bisa bertemu kembali dengan Bori?

Malam itu, hari hujan lebat. Lili kesulitan tidur karena masih sedih dan mengkhawatirkan Bori.

Keesokan paginya, Lili masih saja lesu. Melihat itu, Ayah dan Ibu Lili berpamitan untuk pergi ke kota untuk membelikan Lili camilan favoritnya. Orang tua Lili berharap Lili akan ceria kembali. Sebelum pergi, tak lupa mereka mengingatkan agar Lili tidak bermain jauh ke dalam hutan.

Saat Lili sedang bersedih, tiba-tiba ia melihat sebuah pelangi besar yang cantik di langit. Entah kenapa, Lili merasa ada sesuatu yang memanggilnya untuk mendekat.

Lili berlari mengikuti pelangi itu karena penasaran. Tanpa sadar, ia sudah berada di kaki sebuah jembatan pelangi di dalam hutan. Di sana ada seekor kucing tua berwarna abu-abu.

"Halo, Nak. Siapakah namamu?" tanya kucing tua itu.

"Namaku Lili. Siapa kamu?" tanya Lili penasaran. "Dan jembatan apa ini?"

Kucing tua itu tersenyum. "Halo, Lili. Kau anak yang manis. Panggil saja aku Luna. Aku akan menjadi memandumu melewati Jembatan Pelangi. Ikutilah aku."

Lili mengikuti Luna. Keduanya melangkah di atas jembatan pelangi. Seketika, pemandangan hutan di sekitar pun sirna, berganti dengan padang rumput hijau, bukit, dan lembah yang indah nan subur. Akan tetapi, selain pemandangan itu, Lili melihat banyak sekali kucing dan anjing lucu.

"Lili, Jembatan Pelangi adalah tempat yang menjadi rumah para hewan kesayangan setelah mereka meninggalkan dunia." Luna mulai bercerita. Ia menunjuk ke arah sekumpulan anjing yang sedang bermain kejar-kejaran. "Anjing berbulu hitam itu bernama Blackie. Dia datang ke sini setelah menghabiskan lima belas tahun dengan pemiliknya."

Lili terkejut. "Luna, Blackie yang kulihat tidak terlihat tua. Dia juga bisa berlari bersama anjing lainnya."

Luna tersenyum lembut, kumis putihnya bergerak naik. "Di Jembatan Pelangi, mereka yang tua dan lemah menjadi muda kembali. Mereka bisa bermain dan bersenang-senang seperti saat muda dulu. Mereka kembali pada usia paling bahagia saat bisa bermain setiap hari dengan pemiliknya."

Mendengar itu, Lili sangat takjub. Lili penasaran apakah Bori juga ada di sini? Saat menoleh ke arah lain untuk mencari Bori, Lili melihat beberapa kucing sedang berjemur. Salah satunya adalah kucing belang tiga dengan mata biru dan kuning.

"Cantiknya!" Lili berseru.

"Kucing itu bernama Bella. Dia datang ke sini lima bulan yang lalu karena sakit parah. Pemiliknya sangat kehilangan." Luna menjelaskan.

Mendengarnya, Lili menjadi sedih. Ia teringat akan Bori yang juga pergi karena sakit. "Apakah Bella juga sehat-sehat di sini?"

"Tentu saja," ucap Luna lembut. "Semua yang datang ke Jembatan Pelangi akan sehat kembali seperti sedia kala." Luna memandu Lili berjalan lebih jauh melewati jembatan. "Selalu ada makanan dan air di Jembatan Pelangi dan cuaca selalu hangat layaknya musim semi."

Mata Lili berbinar semangat. "Tempat ini sangat mengagumkan!" Artinya Bori juga kembali sehat dan bisa bermain bersama teman-teman barunya di sini, 'kan?

Keduanya menyusuri jembatan pelan-pelan. Meskipun rasanya sudah berjalan jauh, Lili sama sekali tidak kelelahan. Sambil melihat-lihat, Lili harap dia bisa bertemu dengan Bori meski hanya sebentar.

"Luna, apakah hewan-hewan di sini tinggal di Jembatan Pelangi selamanya?" tanya Lili penasaran.

Mendengar itu, Luna menggeleng. "Tidak. Tempat ini hanya menjadi tempat peristirahatan sementara. Hewan-hewan ini sedang menunggu."

"Menunggu?"

"Ya, mereka menunggu pemilik mereka untuk datang dan menemani mereka menyeberangi Jembatan Pelangi sampai selesai."

"Kenapa?" Lili menelengkan kepalanya kebingungan.

Kumis kucing Luna lagi-lagi naik saat ia tersenyum. "Lili, Jembatan Pelangi adalah jembatan yang menghubungkan Bumi dan Surga. Para hewan di sini menunggu pemilik mereka, agar mereka bisa menyeberangi jembatan bersama-sama dan tak pernah berpisah lagi. Hidup bahagia bersama di surga."

Mendengar penjelasan Luna, Lili seketika teringat akan Bori. "Luna, sebenarnya kucing kesayanganku juga baru pergi meninggalkan dunia tempo hari!" serunya semangat.

Apakah artinya Lili dan Bori akan bertemu?

"Aku tahu. Nama kucing itu Bori, bukan?"

"Bagaimana kamu bisa tahu, Luna?"

"Oh, Lili. Aku adalah kucing pemandu Jembatan Pelangi. Tentu aku tahu." Luna dengan sabar menjelaskan.

Lili mengangguk paham. "Kalau begitu, bukankah artinya Bori sedang menungguku?"

Kali ini Luna yang mengangguk. "Jika kita sampai pada pertengahan jembatan, kau akan bisa melihat Bori."

Lili yang senang berlari-lari kecil menuju puncak jembatan sekaligus titik tengah Jembatan Pelangi. Untuk beberapa saat, ia mengabaikan pemandangan indah di sekitar. Lili hanya ingin cepat-cepat bertemu dengan Bori lagi.

Sesampainya di puncak jembatan, Lili melihat ke kiri dan ke kanan. Pandangan Lili terpaku pada gerombolan kucing yang sedang bermain mengejar buru gereja. Melihat bulu putih oranye dan ekor panjang itu, Lili seketika memanggil, "Bori!"

Kucing itu terhenti, hidungnya berkedut dan telinganya terangkat. Saat kucing itu melihat ke atas, ia langsung lari dari kelompok bermainnya.

"Bori!" Lili berlutut dan membuka kedua tangan dengan lebar. Kedua mata Lili penuh dengan air mata, tatkala Bori melompat ke pelukannya. "Bori! Oh, Bori! Betapa aku merindukanmu!" Lili menangis sembari menggendong dan memeluk kucing itu dengan erat.

Bori mencium dan menjilati wajah Lili, lagi dan lagi.

Saat mata Lili melihat kedua mata sendu Bori penuh haru, ia percaya hal ini benar-benar nyata. Ini Bori-nya Lili. Bori yang sudah menjadi keluarga dan sahabat sejati. Bori kucing kesayangan Lili.

"Bori, ayo kita menyeberangi Jembatan Pelangi bersama-sama. Kita akan bersama selamanya."

Setelah itu, Lili berterima kasih pada Luna yang telah memandunya sampai titik ini. Ia juga berpamitan dan berharap mereka bisa bertemu lagi.

Dua sosok, satu gadis kecil dan satu kucing, berjalan menuju ujung Jembatan Pelangi.

Menuju kebahagiaan abadi.

Hari itu, orang tua Lili tidak bisa menemukan Lili di mana pun. Jasad Lili ditemukan di dalam hutan, dengan beberapa luka-luka di tubuhnya akibat terjatuh dan melukai kepalanya.

Hanya Lili yang tahu, bahwa ia sudah bertemu kembali dengan Bori, menyeberangi Jembatan Pelangi, di tempat yang lebih baik.

Tamat

Cerpen ini ditulis untuk mengenang Bori, kucing saya yang mati karena sakit ginjal. Berikut adalah puisi yang menjadi inspirasi dari cerpen ini. Puisi ini adalah karya Unknown.

There is a bridge connecting Heaven and Earth.

It is called the Rainbow Bridge because of all its beautiful colors.

Just this side of the Rainbow Bridge there is a land of meadows,

hills, and valleys with lush green grass.

When a beloved pet dies, the pet goes to this place.

There is always food and water and warm spring weather.

The old and frail animals are young again.

Those who were sick, hurt or in pain are made whole again.

There is only one thing missing,

they are not with their special person who loved them so much on earth.

So each day they run and play until the day comes

when one suddenly stops playing and looks up!

The nose twitches! The ears are up!

The eyes are staring and this one runs from the group!

You have been seen and when you and your special friend meet,

you take him in your arms and hug him.

He licks and kisses your face again and again—

and you look once more into the eyes of your best friend and trusting pet.

Then you cross the Rainbow Bridge together never again to be apart.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro