Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

3. Bukan, pasti Bukan.


"Aku tidak pernah melupakannya Radja. Kamu hanya sahabatnya, menjaga dan membahagiakan Nadira adalah tugasku! Jadi kamu buang saja pikiran untuk mengambil gadisku," ujar Reza.

Aku mengembuskan napas. Kepalaku sudah terasa berat. "Jika kamu ingin menjagaku, tolong lepaskan aku, Reza. Aku harus segera diobati ... ugh. Dan kamu juga harus segera masuk kelas. Jangan hanya karena aku, kamu malah membolos."

"Dira, apa kamu benar-benar gak punya waktu untukku, tapi dengannya? Membolos sehari atau dua hari tidak akan membuatku gak lulus," balas Reza yang kembali mendekapku.

Mataku bertemu dengan Radja, tetapi tidak lama aku berpaling. Pelan, meski sakit, tanganku menyentuh kedua tangan Reza yang sedang mendekapku erat. Jantungku berdebar, bingung harus menjawab apa. Aku tidak ingin melibatkan Radja dalam hal ini. Namanya harus tersingkir dalam kisah cintaku.

"Reza, mengertilah. Aku dan Radja mencoba profesional di sini, tidak melibatkan perasaan apa pun di sini. Itu pun harus kamu terapkan dari sekarang, Reza. Karena selanjutnya kamu mungkin bersama gadis lain, tidak denganku. Aku tidak bisa cemburu," ucapku padanya.

Reza perlahan mengendurkan dekapannya. Sehingga aku pun melangkah maju, mendekati Radja. Berbisik untuk dibukakan portal antara bumi dengan Twins. Lalu aku berbalik dan melihat kekasihku lagi.

"Maaf, Reza. Aku memang tidak punya waktu untukmu. Seharusnya kamu tahu kalau itu resiko jatuh cinta pada pahlawan sepertiku," ucapku pelan. Tidak sanggup aku melanjutkan kata-kata, tetapi ini harus diakhiri. "Lebih baik kita tidak terikat dalam hubungan jika kamu tidak bisa mengerti kondisiku, Reza."

"Apa-apaan itu, Dira! Aku tidak setuju. Putus katamu? Semudah itu kamu mengatakannya!" bentaknya.

Aku tersenyum padanya. "Maaf. Kita bicara nanti lagi, Reza."

oOo

Aku tahu, mengambil keputusan ketika diselimuti amarah itu tidak bagus. Sudah hampir dua minggu aku menghindari Reza dan bersembunyi ke tempat lain. Bahkan aku menghindari Radja, hanya karena tidak mau Reza semakin salah paham. Namun, itu lebih sulit. Selain teman sekelas, faktanya Radja adalah orang yang ditugaskan kakakku untuk menjagaku.

Sudah Kesekian kalinya aku mendengus. Memperhatikan Bizar yang sejak tadi asyik berkencan dengan papan ketik dan layar monitornya. Bahkan sekedar mengerjakan tugas pun sulit aku lakukan. Tempat ini terlalu sepi. Hanya saja ini tempat yang tepat untuk menghindar dari Radja.

Bizar tiba-tiba berhenti mengetik. Dia lalu memutar kursinya seraya melihat ke arahku. "Dira, kita lakukan beberapa tes untuk menguji ingatanmu."

Aku mengangguk. Siap dengan tes itu. Meski sebenarnya aku takut jika kutukan yang kudapatkan dari pertarungan terakhir; di mana akumengorbankan ingatanku terkikis demi menyelamatkan bumi dari ancaman Reza. Ah, aku memang bodoh. Namun, waktu itu tidak ada cara selain mengorbankan diri.

"Kapan kamu lahir?" tanya Bizar tiba-tiba.

Ini pertanyaan yang mudah. Aku bisa menjawabnya. "8 November. Kenapa kamu tanya pertanyaan mendasar kayak gitu?"

"Karena kalau kamu lupa, berarti ingatan kamu benar-benar terkikis, Dira. Oke selanjutnya, kamu inget gak minggu ini ada tugas apa di sekolah?" balas Bizar lagi.

"Memangnya ada tugas?" balasku spontans. Bizar langsung mencoret hologram yang ada di hadapannya.

"Untuk manusia normal, aku maklum. Untuk kamu tidak. Padahal kemarin malam Radja dan aku sudah ingatkan. Kamu sendiri udah nanya sedikit soal tugas programnya. Oke Dira. mungkin ingatanmu masih baik-baik saja sejauh ini," ucapnya tegas.

"Syukurlah. Soal tugas, sepertinya aku lupa karena sedang melamun," balasku padanya.

Bizar mendengus. Laki-laki itu mendekatiku, menepuk pelan juga pundakku. Ilmuwan gila ini tidak akan mengerti tentang cinta. Jadi curhat pun percuma saja jika harus dengannya. Lalu aku meliriknya sekias. Jika aku bicara dalam hati pun, Bizar akan mengetahuinya.

"Sepertinya kamu tidak cocok berusuan dengan orang yang namanya diawali huruf R. Lihat Radja, lihat Reza, mereka membuat isi kepalamu penuh dengan mereka," gerutu Bizar dan aku mengerti betul jika laki-laki itu tengah geram dengan kelakukan Radja dan Reza.

Aku membaringkan tubuh pada kursi yang ada di labnya. Melirik ke langit-langit sambil membuang napas. Bizar benar, kepalaku dipenuhi mereka. Harus aku selesaikan. Hanya saja aku tidak tahu harus memulai dari mana.

Reza telah saah paham. Dia cemburu pada sahabatku sendiri, ah juga cinta pertamaku. Sedangkan semua perlakuan Radja padaku dilakukan demi tugasnya dari kakak untuk menjagaku. Salah satu harus mengalah, dengan begitu hidupku tenang.

Ya, dan putus dengan Reza bukanlah solusi terbaik. Karena laki-laki itu akan tetap salah paham. Melihatnya menggunakan kekuatan gelap hingga lisensi pahlawannya ditarik kembali, membuaku takut. Apa lagi yang harus aku korbankan jika Reza lagi-lagi mengamuk sehingga bumi dalam bahaya.

"Radja atau Reza?" celetuk Bizar tiba-tiba. Aku melihat ke arahnya, bingung.

"Soal apa, Bizar?"

"Mereka berdua sama-sama suka kamu, kan. Jadi kamu harus pilih salah satu," jelas sahabatku hingga membuatku melongo. Bukannya Bizar bisa membaca pikiran, tetapi kenapa dia malah asal menyimpulkan?

"Tidak Bizar, Radja gak suka aku. Masalahnya di sini cuma satu ... Reza cemburu dan aku harus meluruskan...."

"Faktanya Radja suka kamu dari dulu, Dira. Tapi bukan kehendaknya untuk dia menolakmu. Selain karena masalah pekerjaan dan persahabatan kalian, Radja terlanjur menerima pacarnya. Ah, sekarang udah jadi mantan," ucap Bizar padaku.

"Mantan? Mereka putus setelah dua tahun bersama?" tanyaku. Kaget? Tentu saja!

Radja tidak pernah membahas kisah cintanya dan aku tidak mau mengusik. Aku takut membuka luka hati yang teah mendera. Sudah kukatakan dalam hati jika itu hanya cinta monyet. Harus segera dilupakan.

Bukannya senang, tetapi aku merasa sedih. Radja dan pcarnya itu terlihat baik-baik saja. Mereka masih berkomunikasi meski berbeda sekolah dan laki-laki itu jug amemiliki kesibukan sebagai superhero. Lalu apa yang menyebabkan mereka putus? Rasanya aku ingin bertanya sekarang juga.

"Dira, jujur sama aku. Sampai sekarang, kamu masih suka dia kan? Reza hanya laki-laki yang berusaha kamu cintai. Berharap kamu bisa menghapus perasaan kamu ke Radja dengan kehadirannya," tukas si ilmuwan menyebalkan itu. Dan dia benar sebagian.

Aku menjadikan Reza sebagai orang yang menggantikan posisi Radja di hatiku. Tidak mudah. Bahkan kamu belum tiga bulan bersama. Lalu putus. Sekarang perasaanku dan Radja sama. Tapi, apa benar ini yang kuharapkan?

Aku menggeleng. "Aku mencoba suka pada Reza. Kupikir dicintai akan membuatku lebih mudah jatuh hati daripada mencintai seseorang yang tidak bisa kumiliki. Sayangnya aku salah.

"Aku memang masih menyukai Radja, tetapi aku tidak mau mengakuinya. Aku ingin melupakannya. Radja sendiri ingin aku jadi temannya, bukan?"

Bizar kembali menepuk bahuku. Dia tidak mengatakan apa pun dalam mulutnya. Namun akau bisa mendengar suara yang dikirimkan lewat telepatinya. Dira, aku mendukungmu jika kamu mau bersama Radja.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro