Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

9


Diandra kaget saat tampak sesosok tubuh tinggi tegap telah membuka ruangannya dan tersenyum lembut, rambut gondrongnya terikat rapi.

"Tumben ke sini kak?" tanya Diandra.

"Pasti penting kalau sampai datang sendiri," ujar Diandra lagi.
Saga duduk di depan Diandra yang masih sibuk di dengan pekerjaannya.

"Boleh aku ganggu?" tanya Saga dan Diandra menghentikan pekerjaannya. Berdiri dan mengajak Saga agar duduk di sofa yang nyaman, ia tahu bahwa Saga akan datang padanya.

"Aku meminta restumu," ujar Saga langsung pada maksudnya.

"Aku tidak tahu alasan kakak meminta restuku untuk menikahi Keysa, aku tak yakin jika kakak mencintai Keysa, nggak kan?"

Diandra menatap laki-laki berkulit coklat di depannya yang juga balik menatapnya dengan tajam.

"Belasan tahun lalu kakak juga mencintaiku, tapi aku nggak tahu cinta apa obsesi sampai kakak hendak membunuh Al dan Keysa yang tersakiti, kini malah kakak berniat menikahi Keysa, kisah hidup yang rumit," ujar Diandra tanpa senyum.

"Aku tak mau berbicara masa lalu, itu sudah selesai dan yang jelas seiring dengan berjalannya waktu, aku juga masuk penjara, perasaan padamu hilang tak berbekas, tapi pada Keysa yang jelas aku ingin dia bahagia," sahut Saga. Diandra menggeleng.

"Kakak yakin bisa membahagiakan Key, lalu siapa wanita yang bernama Meliana dan Key selalu cemburu padanya, itu kakak bilang akan membuat Key bahagia? Lalu aku ingat dulu, kakak tak pernah lepas sehari pun dengan wanita yang datang silih berganti, aku tahu kakak hanya butuh pelepasan tapi jika itu terjadi saat kalian hidup bersama maka akan mempercepat kematian Key, apa itu yang akan kakak katakan kebahagiaan?" tanya Diandra sambil menatap tajam pada wajah Saga.

"Kau lupa jika aku lama di penjara? Dan hal seperti itu jadi tak terbiasa lagi, ayolah Di, kau ingin kan Key bahagia? Aku ingin membahagiakannya, kita tak usah sok menyimpan rahasia, kita tak tahu sampai kapan Key bertahan, aku ingin ia bahagia disisa hidupnya," ujar Saga terlihat sedikit gusar. Diandra tersenyum sinis.

"Justru karena aku ingin ia bahagia maka aku nggak ingin dia nikah sama kakak, yang kapan hari Key sakit kan juga karena Key melihat kakak sama wanita itu kan? Itu yang kakak janjikan bahagia? Heh bahagia macam apa?"

"Ok. aku minta maaf, aku janji, jika kami menikah, akan aku tutup semua akses yang akan membuat Keysa sakit, termasuk dengan Meliana pun akan aku hentikan, aku yakin dia mengerti," ujar Saga, dan Diandra kembali menggeleng.

"Saranku, pastikan perasaan kakak, coba kakak tinggal di apartemen kakak lagi, pisah dari Keysa, lalu rasakan apa yang terjadi pada perasaan kakak, kalau kakak tak merasakan apa pun, kehilangan, sedih, rindu nggak kakak rasakan, ya sudah, selesai, jangan memaksakan diri, jangan paksakan hati kakak hanya untuk menebus salah di masa lalu, pulanglah, aku tak ada waktu basa-basi,"

Saga berdiri dan menatap Diandra.

"Akan aku lakukan apa pun untuk bisa menikah dengan Keysa, aku yakin ia akan bahagia jika menikah denganku, aku akan lega jika suatu saat aku juga dipanggil olehNya, paling tidak aku sudah pernah membuat gadis kecilku tersenyum bahagia,"

Saga ke luar dari ruang kerja Diandra. Dan Diandra menghempaskan badannya ke sandaran sofa, ia merasa menjadi orang jahat, karena Saga baru saja sampai, ia tahu perjalanan Saga dari Jakarta ke Malang pasti melelahkan sekalipun by plane. Hanya ia merasa tak punya cara lain untuk meyakinkan Saga bahwa kebahagiaan Keysa bukan main-main.

***

Om Saga, di mana?

Di bandara Sayang, mau balik ke Jakarta lagi

Loh memangnya Om Saga ada di mana?

Aku menemui mamamu, meminta restunya

Lalu?

.....

Om, kok diam? Mama nggak ngebolehin kan? Jawab Om!

Yah

Dan Saga mendengar tangis lirih Keysa

Hei Sayang, kita tetap menikah, Om akan menikahimu

Iyah

Ok, jangan nangis, tunggu Om

Saga memandang ponselnya dan memasukkan pada saku bajunya, menghela napas berat. Berpikir untuk melakukan saran Diandra, mencoba mencari tahu apa yang ia rasakan pada Keysa. Saga memutuskan akan tinggal di apartemennya lagi.

***

Dengan langkah berat Saga menuju pintu apartemennya, ia baru saja sampai dini hari tadi. Dan hari ini memang memutuskan untuk tidak ke kantor, sempat berkabar pada mamanya bahwa untuk sementara akan tinggal di apartemen. Dan siang ini ia mendengar pintunya digedor berulang dan bel yang tak henti berbunyi. Saga membuka pintu dan menemukan Keysa dengan mata sembab menubruknya dan memeluknya dengan erat.

"Eh Key, masuk ayo, gak enak dilihat ntar ada yang lewat,"

Saga menarik tubuh Keysa dan pintu menutup dengan sendirinya.

"Om mau menghindari Keysa kan? Pasti mama yang nyuruh, iya kan?" tanya Keysa dengan tangis pilu.

Saga tersenyum, ia usap air mata Keysa, ia cium berulang kening Keysa dan memeluknya dengan erat.

"Om hanya ingin meyakinkan hati Om, Om kan belum punya rasa apa pun ke Key, dengan pisah gini Om akan tahu, Om rindu apa nggak ke Key," ujar Saga sambil mengusap punggung Keysa. Ada rasa nyeri tiba-tiba di hatinya. Matanya jadi berkaca-kaca. 

Saga melepas pelukannya, ditangkupnya pipi Keysa, ia menatap mata indah yang penuh air mata di hadapannya. Dan tanpa sadar Saga memajukan wajahnya, menunduk dan mengulum lembut bibir Keysa yang bergetar karena menahan tangis. Saga merasakan ciumannya bersambut. Dan segera ia lepaskan saat napas Keysa jadi semakin berat, ia tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Keysa.

"Aku yakin kalau kita tak berhenti akan membuatmu sesak, aku tak mau jantungmu bermasalah, dan kita harus belajar menahan sayang, jika kita menikah, kita hanya bisa seperti tadi dan tak bisa lebih, hmmm mengerti kan maksud Om?" Saga menahan senyumnya saat melihat wajah Keysa memerah.

"Gak papa kan Om kalau kita nyoba kekuatan jantungku," pinta Keysa memelas.

"Sssttttt.. nggak Sayang, Om nggak mau menanggung resiko benar-benar kehilangan kamu, Om bisa gila," bisik Saga, dan Keysa memeluk Saga.

"I love you, Om, more and more," suara lirih Keysa membuat mata Saga menghangat.

"Yah Om akan segera mencintaimu, Sayang,"

Keduanya memejamkan mata, sama-sama mencari celah diantara gelap, berharap menemukan jalan terang tentang hubungan mereka. Saga hanya ingin mewujudkan keinginan Keysa, sebelum semuanya terlambat.

Dan keduanya kaget saat ponsel Saga dari dalam kamarnya berbunyi, Keysa  tergesa ke kamar Saga. Saga hanya mampu menatap langkah Keysa dan dengan gerakan pelan ia menyusul Keysa ke kamarnya.

Halooo oh, Om Saga masih capek baru datang dari Malang, maaf kalo boleh aku minta, bisa kan nggak nelponin Om Saga lagi, kami akan segera menikah, please..ngerti kan kalo Om Saga cuman milik Key?

Saga tertegun menatap Key yang juga tengah menatapnya...

Saga tahu siapa yang menelepon.

***

17 Maret 2020 (15.38)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro