8
"Mengejutkan sekali kau datang langsung ke kantorku Al?"
Al terlihat berjalan mendekat ke arah Saga dengan wajah datar.
Saga berdiri dan berjalan mendekat, memeluk Al dengan erat dan keduanya duduk di sofa nyaman di ruang kerja Saga.
Al memandang wajah Saga yang tetap terlihat menarik meski usianya telah kepala empat lebih, tubuh padatnya terjaga dengan baik, dan rambut gondrongnya yang mampu membuat beberapa orang menoleh, di mana pun Saga berada, di mall, di restoran atau di mana pun dia berjalan.
"Mama berbicara banyak padaku Ga, tentang Keysa dan kalian, aku tahu jika anakku sayang padamu sejak kecil, tapi aku tak tahu apa yang ia rasakan saat ini padamu, cinta, sayang ataukah hanya obsesi, namun yang pasti baik aku dan Diandra tidak ingin kalian menikah, karena aku tahu kau tak mencintainya, kau normal dan dia sakit, aku tahu bagaimana kau dan wanita-wanita itu Ga dan Key tidak akan pernah bisa, sejak awal dokter sudah mengingatkan bahwa aktivitas seperti itu bisa merenggut nyawanya, jadi aku yakin jika kau menikah dengan Key maka akan ada wanita lain dalam hidupmu, kami tidak ingin anak kami tersakiti," ujar Al, Saga menghembuskan napas dengan berat.
"Kau boleh percaya, boleh tidak Al, begitu masuk penjara selesai sudah petualangan ku dengan wanita-wanita itu, sekarang pun tetap seperti itu, aku normal Al, tapi tidak lagi seperti dulu, kalau pun ingin, aku sudah bisa mengendalikannya, usiaku tak muda lagi Al, bukan berarti kekuatanku menurun tapi aku coba mengendalikan nafsuku dengan menggunakan akal, dan mengenai Keysa, sejujurnya aku bingung Al, tapi jika kau mengijinkan kami menikah, akan aku nikahi Keysa," ujar Saga dengan mantap dan Al terperanjat hingga punggungnya terhempas pada sandaran kursi.
"Aku tahu kau hanya kasihan padanya kan? Tidak akan pernah ada restu dariku Ga," ujar Al dengan tegas.
"Aku akan jujur padamu Al, aku tidak mau Key dekat dengan laki-laki mana pun, aku tidak mau dia disentuh siapa pun, aku pernah marah padanya saat teman sekampusnya menuntunnya dengan memegang bahunya, entah mengapa rasanya hatiku terasa sakit,"
Saga menatap mata Al yang juga menatapnya, Saga tahu Al mencoba mencari kejujuran di matanya.
"Tapi siapa wanita yang kata mama akan segera kamu kenalkan?" tanya Al lagi.
"Oh, Meliana? Yah wanita ini juga membuat aku bingung Al, aku tahu dia menyukaiku, dan aku merasa hidupku akan baik-baik saja jika menikah dengannya, dia pernah menikah dan bercerai dengan suaminya karena dia tak kunjung memiliki anak, tapi entah mengapa jika dengan Key aku merasa ingin melindunginya mati-matian Al, Meliana seolah tak butuh perlindunganku, ego besar kelelakianku lebih memilih Key untuk aku lindungi, restui kami Al," pinta Saga.
"Kau mencintai Keysa?" tanya Al dan Saga terlihat gugup.
"Belum,"
"Lalu apa yang akan kau janjikan pada hidupnya jika mencintai saja belum?" tanya Al dengan tatapan seolah mengejek Saga.
"Diandra dulu juga tak mencintaimu, tapi seiring dengan berjalannya waktu, dia jadi tak bisa lepas darimu, bahkan aku yang jelas-jelas dulu berada di sisinya dan menyukainya tak ia lihat sedikit pun," ujar Saga dan Al akhirnya terdiam.
"Lalu Meliana? Mau kau kemanakan?"
"Kami belum apa-apa, belum memulainya ia akan mengerti mengapa aku memilih Keysa," ujar Saga.
"Tapi kau pernah memberinya harapan kan?"
Al seolah mengejar Saga, ingin memastikan hati Saga.
"Yah aku akui, tapi dengan beberapa kejadian terakhir, aku yakin dia akan paham, mengapa aku memilih Key," sahut Saga.
"Satu lagi, kau siap tak mendapat hakmu sebagai suami? Kau tahu kondisi Key?"
Al merasakan tangannya diremas kuat oleh Saga.
"Al, ijinkan aku membahagiakan Keysa, ada banyak cara jika kau hanya berpikir tentang itu, aku lelaki dewasa Al, jangan ajari aku tentang masalah itu," ujar Saga sambil melepaskan genggamannya dari tangan Al.
Keduanya saling menatap, berjalan dengan pikiran masing-masing. Tanpa sadar, di balik pintu ruang kerja Saga yang tak tertutup rapat Keysa mendengarkan pembicaraan Saga dan papanya, air matanya luruh, hatinya terasa berdenyut nyeri menyadari Saga yang belum juga mencintainya, bahkan ia merasa Saga hanya kasihan padanya, tapi egonya yang ingin memiliki Saga membuat Keysa tak peduli, ia yakin akan bisa membuat Saga mencintainya.
Perlahan Keysa membuka pintu ruang kerja Saga dan dua laki-laki yang ia cintai menoleh dengan tatapan kaget.
"Restui kami papa, Keysa ingin jika saatnya Key kembali pada-Nya, Key dipeluk Om Saga, Key akan meninggal bahagia," ujar Key dengan air mata bercucuran.
Saga berdiri dan melangkah cepat ke arah Keysa, ia peluk Keysa yang telah berurai air mata.
"Jangan nangis, kamu akan sakit lagi, Om nggak mau kamu sakit," Saga mengusap punggung Keysa dengan lembut, sesekali mencium kening Keysa.
Al menghela napas, ia tak tahu harus berbuat dan mengatakan apa, ingat kembali pada Diandra, istrinya yang berpesan agar mengatakan bahwa ia takkan pernah memberikan restu jika keduanya tetap nekat akan menikah. Diandra hanya tak ingin anaknya semakin sakit.
Saga melepaskan pelukannya dan menarik tangan Keysa dengan lembut agar duduk di sofa, berdekatan dengannya.
"Jika Diandra keberatan dengan rencanaku menikahi Keysa, aku kan berbicara sendiri dengannya Al, aku hanya perlu meyakinkan kalian bahwa aku akan membuat Keysa baik-baik saja," ujar Saga.
"Silakan, aku yakin Diandra tetap pada keyakinannya,"
Lalu Al menatap putrinya yang sejak tadi terlihat memohon padanya.
"Sayang, kau sudah dewasa, aku yakin saat menikah nanti, dengan siapa pun itu kau harus melayaninya sebagai istri, dan itu pantangan buatmu, karena akan...,"
"Key tahu, Papa, dokter Harno sudah mengatakannya padaku, aku sudah pernah membahasnya dengan Om Saga dan dia tak masalah, jika kami merasa tak ada masalah lalu kenapa papa dan mama yang ribut?" Keysa mendesah putus asa dan matanya kembali berkabut.
"Ah Key kau tak tahu kami para lelaki Sayang, kami....," Belum selesai Al berbicara Saga memotong pembicaraannya.
"Akan aku buktikan Al bahwa aku bisa, tidak semua laki-laki hanya berpikir tentang itu,"
"Iya aku tahu, tapi jika dalam waktu lama, kau sanggup?" tanya Al lagi. Saga memandang tajam ke arah Al.
"Aku lama di penjara Al, kau lupa itu?" Sahut Saga dan Al tak bisa berkata-kata lagi.
Tapi Al tahu, Diandra tidak akan pernah merestui keduanya.
****
15 Maret 2020 (10.51)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro