5
Lima hari kemudian...
"Gimana Keysa, Pak, baik-baik saja dia kan?" tanya Meliana.
"Yah, Alhamdulillah," sahut Saga yang sore itu mengunjungi Meliana lagi seorang diri.
"Aku bawa dulu bukunya ya Mel?" Ujar Saga, lalu Saga bangkit untuk pamit.
"Aku pulang dulu, aku khawatir Key," ujar Saga.
"Dia mencintai Bapak," ujar Meliana tiba-tiba. Saga menoleh dan menatap wajah lembut yang selalu menunduk jika dia menatap lama dan tajam.
"Dari mana kamu tahu?" Tanya Saga.
"Dari caranya menatap Bapak dan perilakunya," sahut Meli.
"Entahlah, aku hanya tak ingin ia terluka lagi olehku cukup satu kali aku hampir membunuhnya, dan aku tak ingin terjadi lagi," ujar Saga dan mata Meli terbelalak kaget.
"Maksud Bapak?"
"Aku ada di penjara karena aku salah tembak Mel, peluruku mengenai Keysa kecil dan ah sudahlah, aku jadi sesak dan terasa sakit di dada jika mengingat itu," ujar Saga.
"Tidak mungkin, Bapak orang baik," ujar Meli dan Saga tersenyum sambil menggeleng.
"Aku bukan orang baik Mel," sahut Saga pelan.
"Aku pulang ya, eeemmm jika Key menurutmu menyukaiku, lalu aku ingin bertanya juga padamu, apakah kau menyukaiku?" Tanya Saga dan Meli terlihat gugup dengan wajah memerah, tapi dia segera mengendalikan perasaannya.
"Ah, siapalah saya Pak Saga, saya tidak mau jadi pungguk merindukan bulan, Bapak dari keluarga kaya raya, sementara saya, hanya anak seorang janda yang berusaha bertahan hidup, status saya pun sudah pernah menikah," sahut Meli.
"Tapi kau menyukaiku kan Mel?" tanya Saga lagi.
"Bapak memaksa saya mengatakan iya?" tanya Meli dan Saga menatap sambil tersenyum, senyum yang jarang Meli lihat dan tiap Saga tersenyum, hati Meli selalu berdesir aneh.
"Aku melihat sinyal itu Mel," ujar Saga melangkahkan kakinya ke luar rumah Meli.
"Ya,"
Suara Meli membuat langkah Saga terhenti, ia menoleh dan menemukan wajah sabar bersahaja itu jadi memerah menahan malu.
"Mel," terdengar suara berat Saga.
Meli mengangkat wajahnya dan menemukan senyum Saga.
"Aku suka jika kau menunduk malu seperti itu, dan terima kasih kau menyukaiku, aku akan berusaha menyukaimu Mel, sejak lama aku juga mengamatimu, dan entah mengapa dengan hanya melihatmu, membuatku ingin mempunyai keluarga utuh dan memiliki anak," ujar Saga.
Dan mata Meliana berkaca-kaca.
"Jangan menyukai saya jika Bapak ingin anak, saya dicerai karena saya belum bisa memberi anak pada mantan suami saya," ujarnya lirih.
Saga kembali tersenyum.
"Tak masalah Mel, kalaupun tak ada anak, kau berada di sisiku, itu sudah cukup, sekali lagi, aku akan belajar menyukaimu, aku pulang Mel," ujar Saga, melangkah lebar menuju mobilnya.
****
"Om dari mana?" Tanya Keysa saat Saga baru saja datang.
"Ada urusan kerjaan Key," sahut Saga.
"Cepat sehat, cepat pulang, Sayang," bisik Saga dan samar terlihat senyum Key.
"Aku suka Om panggil aku, Sayang," bisik suara Key.
"Jangan banyak bicara dulu, yah Om akan panggil kamu Sayang," ujar Saga.
Key mencari-cari tangan Saga dan Saga menggenggamnya.
"Jangan pergi, jangan tinggalkan Key," ujar Keysa lagi dengan mata berkaca-kaca.
"Yah, Om nggak akan ninggalin Key," bisik Saga mendekatkan wajahnya pada wajah Keysa.
Mereka saling pandang, Key sangat menikmati wajah dewasa Saga yang selalu mendamaikan hatinya, sedang Saga menatap wajah cantik di depannya yang terlihat lemah dengan hati berkecamuk, antara keinginan tidak ingin menyakiti dan kebingungan bagaimana nanti ia akan menyelesaikan semuanya.
Al dan Diandra yang baru saja msuk ke kamar perawatan anaknya setelah sarapan, jadi saling pandang.
"Bagaimana ini, Sayang?" Bisik Diandra bingung, karena ia tahu bahwa Saga tak memiliki perasaan apapun pada anaknya.
"Entahlah, aku tak tahu harus gimana," sahut Al pelan.
Saga menoleh karena mendengar suara dan melepaskan genggaman Key, meletakkan tangan ringkih itu pelan dan bangkit menuju Al dan Di berdiri.
"Aku pulang dulu, Al, Di, ada kerjaan yang harus aku selesaikan, nanti malam biar aku yang jaga Key, kalian kan mau pulang nanti?" Tanya Saga.
"Iya, tadi kamu sudah tanya ke dokter yang menangani Key, kondisi Key semakin membaik, bentar lagi alat bantu pernapasan tidak akan dipasang lagi, artinya kan kondisinya semakin baiklah, jadi kami titip Key ya Ga, di Malang banyak kerjaan yang gak mungkin kami tinggal terlalu lama," ujar Al.
"Iya, iya kalian santai saja, pasti aku jaga Key, kebetulan kerjaan hari ini tinggal dikit, akan segera aku selesaikan, dan balik ke sini, nanti malam, pasti, Key sayang, Om pulang dulu ya, mau balik ke rumah, lalu ke kantor,"
Saga melihat Key yang mengangguk.
****
Dua hari kemudian Keysa telah kembali ke rumah, masih terlihat lemas dan masih belum bisa beraktivitas ke kampus.
Sehari-hari Saga yang merawat Keysa, mulai dari menyuapi, mengajak ngobrol sampai menunggu Keysa tertidur.
Diandra dan Al yang menerima laporan tiap hari mengenai kemajuan kesehatan Keysa menjadi kawatir justru Keysa semakin sulit menjauh dari Saga.
Dua hari dari telepon terakhir Saga tiba-tiba Al muncul, Saga kaget karena terlihat wajah kawatir Al.
"Kapan kamu datang?" Tanya Saga.
"Barusan, langsung ke kamarmu," sahut Al.
"Gimana ya Ga, aku jadi bingung, tulus aku bilang makasih sama kamu, lalu gimana caranya agar Keysa gak semakin berharap sama kamu jika kamu di sisinya terus?" Tanya Al.
"Aku juga bingung Al," sahut Saga terdengar lelah.
"Sebisanya memang lebih baik kau tak menikahi Keysa, Ga, meski tak masalah dalam aturan agama kita karena kau saudara tiriku, tapi aku dan Diandra kemarin sempat berbicara panjang lebar, memang lebih baik kalau Key berusaha menjauh dari kamu, tapi gimana caranya? Aku takut dia sakit lagi," ujar Al terdengar kawatir.
"Nggak akan Al, aku nggak ada niatan menikahi Keysa, hanya rasa bersalahku padanya yang membuatku tak bisa menjauh darinya tapi aku akan mencari jalan, gimana caranya menjauh dari Keysa," jawab Saga.
"Terim kasih Ga, carilah cara agar kalian tak saling mencintai," ujar Al.
"Yah," Saga mengangguk sambil menghela napas berat, Ia tak menemukan jalan dan cara agar Keysa menjauh darinya, karena tanpa Saga sadari semakin ia berusaha menjauh dari Keysa, hatinya seolah mencari-cari sesuatu, seperti ada yang hilang.
Kau harus menjauh dariku Key, kau akan selalu sakit jika dekat denganku....tapi entah mengapa semakin aku berusaha menjauh, semakin aku merasa bersalah padamu..
****
22 Februari 2020 (21.33)
Diantara kegiatan LDK, pengurus OSIS, MPK dan PRAMUKA di sekolah 😅 sempat ngetik nih cerita sambil ngantuk-ngantuk 😅😅😅
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro