3
Ya Al ada apa?
Mama bercerita padaku kejadian tadi malam
Oh, lalu
Aku hanya berharap kamu memberi pengertian padanya Ga, dia masih muda
Yah akan aku lakukan, dengan cara pelan Al agar dia tak terluka, cukup sekali aku melukainya Al dan aku menyesal
Ah Ga, sudahlah aku hanya ingin kamu menjaganya untuk kami
Yah akan aku lakukan Al
Terima kasih Ga
Saga meletakkan ponselnya di meja makan, ia duduk dan termenung.
"Siapa tadi Ga?" Tanya mama Dini.
"Al, Ma," sahut Saga.
"Aku akan berbicara pada Key perlahan ma," ujar Saga lagi.
***
Saga kembali tersentak saat ia sedang asik bekerja, mendesain sebuah gedung perkantoran tiba-tiba Keysa telah mencium pipinya.
"Ih Om fokus banget sih," ujar Kesya terlihat tertawa senang karena Saga kaget, Saga memutar kursi duduknya dan menatap gadis cantik di depannya dengan rambut tergerai panjang dan hanya menggunakan tanktop dan hotpans.
"Om kan sudah bilang, kalau di luar kamar jangan pake baju kayak gitu, ada om, sayang," ujar Saga pelan dan tiba-tiba saja Keysa telah duduk di pangkuannya, Saga terkesiap. Ia melihat wajah Keysa yang tiba-tiba saja berubah muram.
Kembali harum strowberry memabukkan indera penciumannya. Lengan Keysa memeluk leher Saga. Ia menatap laki-laki di depannya dengan tatapan memuja.
"Masa Keysa nggak cantik?" Tanyanya dengan suara sedih.
"Cantik, sangat cantik malah, tapi sayang pernahkah kau berpikir usia kita terpaut berapa tahun, kau lebih pantas jadi anakku," ujar Saga dan mata Keysa berkaca-kaca, menggeleng. Dan merebahkan kepalanya di bahu Saga.
"Tahu nggak Om, Keysa nunggu Om sejak kecil, Keysa lelah Om, Keysa ingin hidup bersama Om Saga," ujar Keysa.
"Ini kan sudah hidup sama Om, kita dekat kayak gini, dan maaf sayang, bisa nggak turun dari pangkuan Om?"
Saga berbicara hati-hati dengan harapan tidak menyakiti gadis kecilnya.
Mata Keysa membulat.
"Kenapa? Nggak suka Keysa?" Tanya Keysa, matanya mulai berkaca-kaca. Saga membelai pipi Keysa.
"Bukan, dengar sayang, Om ini laki-laki normal, kamu duduk dipangkuan Om dengan baju seperti itu, kau tahu hasrat kelelakian Om bisa saja muncul, bisa saja Om berbuat hal yang tidak-tidak padamu, jangan beri kesempatan Om berbuat tidak baik padamu, Om ingin menjagamu, utuh, yang nantinya akan kau berikan semuanya pada suamimu," ujar Saga sambil menikmati wajah cantik yang hanya berjarak beberapa centi di depannya.
"Aku mau Om berbuat hal yang tidak-tidak padaku, aku mau Om melakukan apapun padaku, aku..,"
Keysa memegang pipi Saga dan mendaratkan ciuman lembut di bibir laki-laki yang sangat ia cintai meski sekilas dan segera Keysa lepaskan mampu membuat Saga terkesiap dan badannya meremang.
Saga tersenyum melihat wajah memerah menahan malu di depannya .
"Kenapa Om tersenyum, kaku ya ciuman Keysa? Tahu nggak Om, itu tadi ciuman pertama Keysa," ujar Keysa sambil mempermainkan kaos Saga, menarik-nariknya. Dan aktifitas keduanya terhenti saat ponsel Saga berbunyi.
Saga meraih ponselnya dan Keysa akhirnya bangkit dari pangkuan Saga.
Yaa haloo
Ya Pak, ini sudah ada buku yang Bapak inginkan
Ok, aku ke rumahmu ya, kasi aku alamat rumahmu bentar lagi aku ke sana
Saat Saga meletakkan ponselnya dan menuju lemari hendak mengambil baju, Keysa terlihat tak suka.
"Om mau ke mana?" Tanya Keysa.
"Ke rumah Meliana, ambil buku pesananku," jawab Saga, ia membuka kaosnya dan mulai memakai kemeja lengan panjang, namun ia gulung lengannya sampai ke siku.
"Ambil buku aja sampe kayak gitu, Om suka sama dia?" Tanya Keysa ketus dan terdengar tawa Saga.
"Hei, aku sama dia cuman teman, dia kan kenal Om selama di penjara, dia tenaga administrasi di sana, sering bantuin Om kalau ada apa-apa," sahut Saga, sambil bercermin dan mengikat rambutnya agar lebih rapi.
"Aku ikuuut," teriak Keysa.
"Ayo, Om tunggu," sahut Saga.
****
"Ini Pak, buku yang Bapak butuhkan," ujar Meliana saat mereka duduk bertiga di teras rumah Meliana.
"Kok buku gituan Om?" Tanya Keysa.
"Selama di penjara Om kan mulai menulis Key, belajar bikin cerpen dan mulai nulis novela, Om ingin mempertajam ilmu Om dalam bidang itu, makanya Om minta tolong Meliana untuk membelikan beberapa buku teori sastra, kebetulan adik Meliana kan berkuliah di jurusan sastra, jadi pas kan?" Ujar Saga.
"Ih kita bisa nyari sendiri lagi Om," ujar Keysa.
"Akan lebih pas kalau kita bertanya pada orang yang bergelut dalam bidang itu," ujar Saga lagi, Meliana hanya tersenyum, dan kembali menunduk saat Saga menatap wanita berwajah teduh di hadapannya.
"Ayo Om pulang, kan udah," ajak Keysa.
"Minum dulu Dik Key," ujar Meliana menawarkan.
"Nggak," sahut Keysa dan Saga mengelus rambut Keysa.
"Ayolah, nggak baik nolak rejeki, minum dulu, ntar kita pulang," bujuk Saga pada Keysa dan dia menurut.
Meliana hanya tersenyum melihat tingkah Keysa, meski berkali-kali Saga mengatakan Keysa adalah keponakannya, saat Kesya dulu sering mengunjungi Saga di penjara, tapi Meliana melihat jika keponakan Saga sangat tertarik dan posesif pada Saga. Tak ingin Saga tertarik pada yang lain, dan ia merasa jika Keysa tak menyukainya.
"Ayo Ooom pulang katanya mau pulang kalau aku dah minum," rengek Keysa lagi.
"Ok, makasih ya Mel, kapan-kapan aku ke sini lagi, boleh?" Tanya Saga dan Meliana hanya mengangguk.
"Ngapain?" Tanya Keysa cemberut.
"Ada deh, urusan orang tua," sahut Saga sambil terkekeh.
"Aku pulang dulu Mel," ujar Saga lagi.
"Iya Pak, hati-hati di jalan," ujar Meliana pelan, Saga menatap sekali lagi wajah Meliana dan Meliana tersenyum, senyum yang selalu membuat Saga nyaman selama berada di penjara.
****
"Om suka ya sama wanita itu?" Tanya Keysa.
"Wajar kan? Usia kami hampir sama, dia akan diceraikan oleh suaminya hanya karena tidak kunjung memiliki anak, sungguh tak adil, dia wanita baik, hanya karena anak, jadi ditinggal begitu saja," ujar Saga berusaha menjelaskan pada Keysa.
"Ya iyalah Om, kalau gak bisa punya anak kan kecewa pasti suaminya, tapi iya juga sih kasihan ya, masa dicerai?"
Keysa kembali menatap wajah Saga yang memegang kemudi.
"Om, Om jangan jatuh cinta sama dia ya? Keysa gimana kalau Om cinta sama dia?" Suara sedih Keysa membuat Saga menepikan mobilnya. Berhenti di tempat aman dan menatap wajah gadis kecilnya dengan tajam.
"Dengar Key, jangan cintai Om, jangan, Om takkan pernah bisa membalas cintamu,"
Perlahan Saga melihat mata gadis kecilnya telah penuh air mata. Ia harus mengatakan ini sebelum perasaan itu semakin mengakar dalam hati gadis kecilnya.
****
15 Februari 2020 (05.41)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro