Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

TEAM: 41: PERAN BARU

HAPPY READING

...

Evaluasi program PIN tahunan berjalan dengan baik dan sesuai harapan, setidaknya begitu yang dipikirkan Kepala Sekolah. Tak sia-sia dia membentuk kelas khusus dari pemegang PIN yang tersisa tahun ini dan berpikir menjadi saksi keluarga Sevenor dilengserkan oleh gadis yang entah dari mana---tiba-tiba saja menunjukkan eksistensi di pertengahan semester berjalan. 

Airin Clark, dia adalah ikon baru SMA Bintang Favorit yang menarik. Kepala Sekolah tak habis pikir, kenapa orang yang tercatat masuk dalam komunitas pencinta hewan itu bisa merambat naik mengalahkan semua orang? Bagaimana cara Adly mengajarinya? Dia bahkan bisa menggeser Adly di ulangan harian matematika kemarin. Incredible!

Terkadang Kepala Sekolah suka berpikir, apa peran Adly dalam kejayaan hidup gadis itu? Ataukah Airin selama ini memang cerdas hanya berpura-pura bodoh saja? Ah, itu kasus yang beda. Itu kasus Marlen. Lelaki cengeng itu memang dasarnya memiliki range IQ yang tinggi hanya ketutupan tingkah cengeng dan berpura-pura bodoh saja agar tak ada yang menyukainya. Lantas, kasus Airin yang langka ini---pasti dia manusia ajaib yang dihadirkan untuk menjadi sejarah penggeser peringkat keluarga Sevenor!

Ini menyenangkan, selain Nirlangga rupanya keluarga itu harus menerima nasib dikalahkan oleh Airin Clark. 

"Selamat, Aurel. Essay kamu sudah masuk tahapan review. Penilaian relevansi topik kamu sudah masuk hari ini, kamu sudah lihat hasilnya?" tanya Kepala Sekolah dengan senyuman lebar. 

Aurelie mengangguk. Miss Hana sudah mengabarinya kalau essay yang disubmit sudah dikonfirmasi dalam penilaian awal dan masuk ke tahapan review. Karya yang ditulis tercatat orisinil, tidak terdeteksi plagiarisme dan relevansi dengan topik yang dibahas. Tandanya sebulan lagi menunggu hasil review sampai ke pengumuman kejuaraan.

"Saya cukup senang mendengar kamu sudah kembali aktif dalam hal-hal seperti ini. Ah, kamu pasti berterima kasih dengan saya karena kalau bukan dorongan memperketat belajar, kamu tidak mungkin ada diposisi ini." Kepala Sekolah melanjutkan dengan raut bangga.

Aurelie memicing sekilas lalu berdehem, "Bukannya Ibu yang harusnya terima kasih karena kalau bukan keinginan saya, sekolah mana mungkin ada dalam daftar essay Nasional itu? Keluarga saya yang banyak mendorong saya, bu."

Kepala Sekolah tertawa. "Benar juga, ya? Sebelumnya sekolah hanya mendorong kamu dengan bawa-bawa nama Adly. Baguslah sekarang kamu sudah bisa sendirian."

Akhir-akhir ini Kepala Sekolah memang suka sekali menyarkas. Efek bertemu dengan Rosalia beberapa waktu lalu. Sepertinya dia lebih tertarik dengan keadaan Aurel yang tak bisa lagi digeser Airin karena pamor gadis itu meningkat sejak mengalahkan Adly. Seolah Aurel tak lagi diberi kesempatan untuk kembali ke takhtanya dan Kepala Sekolah bersuka cita atas itu.

Aurelie si nomor dua, tidak. Dia akan abadi dengan peringkat tiga dan itu tandanya, sejarah Sevenor yang selalu naik di SMA Bintang Favorit sudah berakhir di angkatan ini. Aurelie adalah kegagalan mereka. 

Aurelie tersenyum, "Ibu lupa, ya? Dari dulu saya memang berjuang sendirian. Ibu nggak lagi nyinggung pemegang peringkat dua sekarang kan?"

"Maksud kamu Airin Clark?" tanya Kepala Sekolah. Dia terkekeh, "Wah, saya cukup menyesal karena meremehkan dia dulu. Airin adalah simbol PIN baru sekolah yang masih segar. Saya tidak tahu bagaimana cara Adly mengajarinya, tapi bukannya itu hebat? Anak yang berada di catatan peringkat akhir bisa naik hanya dalam satu tahun. Dia jenius."

Aurel terdiam.

Kepala Sekolah menautkan jemari di meja dan menegapkan tubuh. "Kamu kelihatan kecewa, ya? Tenang saja. Kamu masih tetap murid kesayangan sekolah ini kok, Aurelie."

Masa bodoh. Siapa juga yang minta diakui jadi murid kesayangan Kepala Sekolah? Dia sendiri yang suka melabeli setiap siswa yang berjuang atas nama sekolah sebagai murid kesayangan dan mendiskriminasi siapa pun yang gagal. Tak ada yang peduli validasinya. 

Kepala Sekolah tak pernah berhenti memantau mereka. Terlebih Aurelie. Gadis itu punya kegiatan yang lebih sibuk akhir-akhir ini karena sejak pagi sampai malam, jadwal belajarnya diperketat. Lagi-lagi keluarganya sukses mengendalikannya. 

Aurel tak lagi punya waktu luang belajar sendiri di kamar, kelasnya penuh. Bahkan kadang Rosalia memintanya belajar di perpustakaan agar tak ada yang mengganggunya belajar. Suatu hari, Rosalia tahu kalau Jessy suka datang ke kamarnya mengganggunya belajar dan dia menganggap Jessy lah yang merusak settingan lama Aurel. Untungnya Aurel sudah kembali ke jalan yang benar.

"Cari tahu apa kelemahan Airin, kamu bisa selangkah geser peringkatnya kalau udah tahu satu kelemahan dia." Rosalia memperingatkannya.

Aurel takkan bilang kalau Airin mirip Adly karena Airin tak terlalu menunjukkannya di kegiatan aktif kelas. Dia tak secekatan Adly atau Aurel, tapi dia bisa memberi hasil yang detail dan itu menjadi poin plusnya. Aurel mengamatinya; cara menghadapi tantangan belajar hampir serupa dengan Adly. Tidak heran karena lelaki itu yang mengajarinya. Airin terbilang cepat dalam logika-matematis, intrapersonal, naturalis. Di beberapa kegiatan seperti mengeluarkan pendapat, Airin masih kelihatan ragu-ragu.

Walaupun Airin masih menunjukkan sisi kurangnya, dia tetap bertahan di peringkat dua. Aurelie heran apa yang membuat mereka setara? 

Dia mengetahui sesuatu ketika mereka sedang memecahkan masalah di pelajaran Geologi, Jessy menggebrak meja dan itu membuat semua orang yang ada di kelas tersentak. Jessy menghadapkan tubuh ke arah Airin. 

"Lo tahu nggak kalau ternyata ada akun support Gemini sama Virgo?" tanya Jessy, setengah berbisik. Kebetulan yang mereka bicarakan tidak masuk sekolah hari ini.

Airin yang tadinya memasang wajah kaget, semakin kaget lagi dan segera bereaksi. "Serius lo baru tahu? Akunnya udah lama anjir sebelum Marlen jadi Gemini! Itu tuh akun fans novelnya doang. Makanya gue udah peringatin lo cepet bikin akun fanbase gadungan biar mereka tahu Marlen punya pacar!" 

Jessy geregetan. "Kok lo nggak bilang? Tapi kenapa coba akun itu aktif sekarang? Masalahnya akun itu ngefollow IG gue!" 

"Ya nggak tahu anjir. Mungkin mereka udah tahu lo pacar real world-nya Gemini ...," Kemudian Airin seperti manusia yang terciduk sehabis melirik Adly. "Duh, tuhkan gara-gara lu gue ketinggalan. Tadi gue lagi mikir keras, malah dikagetin. Hilang deh. Sampe mana sih tadi?"

Gadis itu seperti anak kecil yang perhatiannya cepat teralihkan dan parahnya, dia menanggapi hal-hal yang bukan urusannya. Lebih dari itu, Aurelie menyadari satu hal setelah menunggu Airin berusaha fokus kembali dengan pecahan soal. 

Itu dia kelemahannya! Airin cepat teralihkan sampai fokusnya sirna dan untuk mengembalikannya butuh waktu lama. Dia bisa sampai mengulur waktu kalau fokusnya hilang mendadak. Aurel bahkan memperhitungkan lama waktu Airin sejak konsentrasinya buyar sampai kembali sibuk mengerjakan soal. 

Tiba-tiba Aurel tertarik dengan gadis itu. Untuk membuktikannya, Aurelie mengambil waktu yang pas di ulangan harian terakhir yang diadakan mendekati ujian semester berikut. 

Dia sengaja mengatur alarm di tiga waktu saat ulangan harian berlangsung; dua kali pertengahan waktu sampai menjelang berakhirnya tes. Sengaja pula dia memperbesar settingan volume dan menaruh ponsel di loker belakang. 

Alarmnya aktif di waktu kritis untuk mengerjakan tes dan tak ada yang curiga. Dugaannya benar. Fokus Airin teralihkan; seperti mencari sumber suara dan melirik Jessy. 

"Lo denger suara kucing, nggak?" bisik Airin. Jessy mengangguk. 

"Di sini ada kucing? Apa Ai nyusul gue ke sini ya?" bisik Airin lagi. Dan Jessy membalas dengan isyarat tangan; T.O.L.O.L

Airin mengerucutkan bibir. Dia kembali mencari sumber suara dan tak sadar kalau banyak waktu yang dia sia-siakan, padahal orang lain masa bodoh dengan suara alarm itu. Butuh waktu lama untuknya kembali mengerjakan soal dan sesuai perhitungan Aurel---sampai mana dia bisa mengembalikan fokus. Waktu tes pun berakhir.

Display di mezanin sekolah agak ramai, menunggu siapa yang meraih peringkat tertinggi di ulangan harian terakhir ini. Sepertinya mereka menanti apakah Adly akan kembali turun posisi dan Airin menggesernya lagi? Sampai saat ini mereka masih suka membicarakannya. 

Alih-alih menggeser, rupanya gadis itu yang digeser. 

3. Airin Clark
2. Aurelie Sevenor
1. Adly Nirlangga

"Surprise," gumam Aurel. Ya. Gadis itu kembali ke posisi awalnya. 

Sementara itu, di tempat yang jauh dari display ada Jessy yang tadinya ingin menegur Airin dan menanyakan keadaan gadis itu setelah melihat hasil peringkat hari ini tapi mengurungkannya karena merasa itu bukan masalah besar bagi Airin. Lihat saja, gadis itu memberi reaksi santai sambil mengajaknya makan sushi. 

Kelihatannya Airin tidak mau membahas peringkat, Jessy tak mau juga memulainya karena takut merusak mood gadis itu. 

Sebentar ini aneh. Jessy merasa ada yang salah.

Sekian lama, Jessy menyadari sesuatu tentang Airin dan Aurelie dalam diam; di kelas, mereka tak pernah lagi kelihatan saling tegur atau ngobrol. Padahal waktu itu Aurel bilang dia tidak ada masalah dengan Airin dan tidak menganggap siapa pun saingannya. Bahkan saat berpapasan, Airin juga kelihatan tidak menyapa Aurel. Awalnya Jessy pikir itu bukan sesuatu yang serius, tapi sampai ulangan terakhir ini tiba dia baru menyadarinya.

Dalam perjalanan menuju kantin, Airin agak mendongak ke lantai dua. Di sana ada Aurelie yang ikut memantau display dengan wajah datar. Airin juga tak memberi ekspresi berlebih, mereka hanya bersipandang lalu Airin mengalihkan pandangan lurus ke depan. Mereka berpapasan dengan Leon dan Prity---yang tampaknya ingin membahas sesuatu, tapi Airin langsung mengajak mereka makan bersama.

"Ah kalau Lenji sekolah, kita bisa sushi triple date ya," seru Airin ketika mereka sampai di kantin.

"Adly ke mana?" tanya Leon.

"Perpus. Dia bakal nyusul," jawab Airin. Leon baru ingin menambah pertanyaan, tapi Airin langsung menyela. "Eh, Lenji udah kelar syuting nggak sih?"

Jessy mengangguk. "Udah dari seminggu lalu. Makanya dia sakit, banyak adegan skinship."

Airin dan Leon memasang tampang antusias. Tak menyangka manusia langka itu akan ada di titik syuting dan bersentuhan.

"Woah, seru dong. Lawan mainnya aja Bea Morales. Lo belum baca juga novelnya? Pacar apaan sih kok nggak support dengan baca novelnya? Gemini sama Virgo tuh romantis banget. Ada adegan kisseu juga...," seru Airin, antusias. Sebenarnya sengaja karena ingin melihat Jessy kepanasan. 

Mendengar itu Jessy langsung melotot ketus ke arah Airin. "Siapa yang kisseu?"

"Gemini atau Len ... ji," jawab Airin, mengatur raut wajah seusil mungkin agar Jessy semakin kesal dan kelihatan cemburu.

"Dih, lo baca novel gadungan kali. Ini cerita anak SMA, mana ada adegan kisseu!"

Airin langsung tertampar ketika Jessy mengatakannya seolah memberi petuah bahwa anak SMA tidak melakukan hal-hal seperti itu. Raut antusias plus usilnya memudar seketika dengan pipi yang memerah. Sial. Dia salah menyinggung. Lagi-lagi mengingatkannya pada kejadian beberapa bulan lalu.

Sementara itu Prity yang menyadarinya hanya bisa menahan senyum. "Banyak lho cerita anak SMA yang kisseu, Jess."

Airin langsung mendelik panik ketika Prity malah melanjutkan pembahasan lagi.

"Lo pernah?" tanya Jessy, to the point.

Kali ini Leon dan Prity menjawabnya kompak, tidak mau dituduh. "Nggak." Lalu mereka bertatapan dengan lega. Itu tandanya di hubungan sebelumnya juga mereka belum pernah melakukannya.

Jessy beralih ke Airin yang pipinya sudah mengembung akan dua bola sushi. "Lo pernah, Rin?"

Mampus.

Airin seperti tikus tertangkap basah mengunyah keju. Maaf sekali dia sudah berusaha menghentikan obrolan absurd ini, tapi sayangnya dia terlanjur memulai. Memang benar kata peribahasa; siapa menabur angin, akan menuai badai.

Mereka masih menunggu jawaban Airin yang mengunyah sushi beberapa detik, lalu menelannya susah payah. Tenggorokannya mulai seret

"Ya---nggak ...," jawab Airin tanpa melirik mereka.

Sedetik kemudian, Adly muncul mendadak membuat Airin semakin panik kalau pembahasan mereka masih berlanjut. Benar saja, belum juga duduk Jessy langsung mencecar pertanyaan.

"Heh, lo pernah kisseu nggak?" tanya Jessy.

Suasana jadi canggung. Leon tak menyangka Jessy akan menanyakan hal itu pada Adly, maksud Leon---ayolah, bisa-bisanya dia menanyakan hal itu pada manusia yang baru pertama pacaran dan ngobrol saja jarang. Sedang Prity berusaha menahan tawa seolah tahu jawabannya dan Airin yang ingin menyumpal mulut Jessy agar diam saja.

Adly masih berdiri di belakang Airin, melirik gadis yang setengah menunduk karena tak mau ketahuan salah tingkah.

Jessy pikir Adly takkan menjawabnya. Mana mungkin Adly mau menjawab pertanyaan recehan itu kan? Dia tidak menanggapi hal-hal di luar nalar. Namun, pada akhirnya dia mengeluarkan suara.

"Buat apa nanya?" tanya Adly, tenang.

Jessy tertohok. Iya juga, ya? Buat apa gue tanya? Gara-gara Airin bilang ada adegan kisseu di novel, dia resah sendiri memikirkan Marlen melakukan hal itu. Padahal Jessy juga tahu di film-film luar negeri ada adegan anak SMA yang kisseu. Dia hanya tak mau menerima kenyataan kalau Marlen akan melakukannya. Bagaimana kalau benar dan Marlen menyembunyikannya, makanya dia sakit dan tidak sekolah? Jessy jadi overthinking.

"Nggak apa-apa sih, nanya aja. Udah lupain deh," ucap Jessy. Gantian dia yang tidak mau ketahuan cemburu dan memikirkan Marlen.

Airin bernapas lega setelah Adly duduk. Berakhir juga perbincangan absurd mereka. 

"Udah lihat peringkat?" tanya Adly ke arah Airin.

Gosh! Itu pertanyaan yang ingin mereka ajukan pada Airin sejak tadi, bukan bermaksud membuatnya tersinggung tapi penasaran saja apa pendapatnya. Mereka segan menanyakan itu, tak mau Airin berpikir mereka memandangnya kalah dari Aurel.

Padahal bisa saja mereka tidak kaget karena peringkat dua itu tempat Aurel dulu. Cara dunia berputar sangat tidak terduga, dulu kaget kalau Airin bisa menempati peringkat atas sekarang makin kaget kalau peringkatnya turun seolah-olah dia sudah biasa berada di peringkat itu.

Di luar dugaan mereka, gadis itu mengangguk riang. "By the way, kayaknya gue bakal nyoba banyak urutan peringkat deh. Rekor gue di semester ini pernah nembus top 3 ulangan harian. Gue ramal bisa geserin posisi lo nih, Yon."

Airin mengatakannya dengan santai, seakan tidak terbebani sama sekali. Well, ini memang Airin yang mereka kenal dulu---yang tidak peduli dengan peringkat. Mereka tahu gadis itu tidak berusaha menyaingi siapa pun di sekolah. Hanya saja, hal ini terasa aneh seolah Airin menyembunyikan sesuatu. Dan itu membuat mereka semua tak berkutik, mendengarkan.

"Minggir, Neng Relie datang!" seru Bang Eka. Dia dan gengnya segera menyambut Aurel yang baru tiba di kantin, menuju spot favorit Aurel dan mengeluarkan gitar.

Kantin kembali berisik karena nyanyiannya yang membuat semua orang jengah. Seperti biasa, gadis itu disambut seperti bidadari.

"Bila engkau ratu lebahku, akankah ku jadi rajamu? Kan kujaga cinta kita Neng Relie, untukmu selalu ...," ♪

Airin, Adly, Jessy, Prity dan Leon segera mengarahkan pandangan ke pintu masuk kantin. Gadis yang disambut bak bidadari itu tiba, sejenak terpaku di sana sambil melihat anggota PIN perak sudah mengambil tempat sendiri.

Tiba-tiba terasa canggung. Tadinya Jessy pikir, Airin akan memanggilnya duduk bersama. Bukankah Airin adalah tipe teman seperti itu? Tapi dia tidak melakukannya. Airin diam tanpa ekspresi. Jessy juga menyadari kalau orang yang Aurel pandang di meja mereka adalah Airin. Dua orang itu seakan bicara lewat tatapan. Hanya berlangsung beberapa detik lalu Aurel segera mengambil tempat, menerbitkan senyuman ramah pada Bang Eka CS yang sudah menyanyi dramatis.

Mereka semua kembali melirik Airin yang bersikap cuek dan kembali mengunyah sushi. Pura-pura tak tahu kalau sebenarnya mereka curiga ada hubungan tidak baik antara Airin dan Aurel. Padahal beberapa waktu lalu, Jessy menemuinya dan Aurel bilang tak ada masalah bahkan tak menganggap mereka saingannya. 

Entah peran apa yang gadis itu lakukan, tapi sepertinya pembicaraan mereka di ruang osis waktu itu hanyalah omong kosong. Kalau tidak, mana mungkin dia bersikap aneh dan Airin tidak menyambutnya dengan baik, bukan?

◽ TO BE CONTINUED ◽

...

Aurelie vs Adly ❌
Adly vs Airin ❌
Aurelie vs Airin ✅


New rival unlocked, what's next? 😼

...

chapt 42; ?

coming soon! ⭐

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro