Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

TEAM: 20: NEWS!

judul part di coming soon kemarin diganti sama ini ya hehe

HAPPY READING!

...

Airin pernah kepikiran mengambil bahasa Jepang saat awal masuk SMA Bintang Favorit dulu ketimbang Mandarin. Soalnya, Airin selalu belajar Bahasa Jepang dari anime-anime Ghibli yang pernah ditonton, terlebih Ponyo, karakter fiksi kesukaannya yang menjadikannya cinta dengan dunia fiksi. Namun, pada akhirnya di semester dua, Airin mengganti kelas Bahasanya jadi Mandarin hanya karena Leon dan Arian juga mengambil kelas itu. 

Ya, anggap saja Airin mengekor dua sahabatnya. Memang benar kok. Airin tak boleh dipisahkan dengan dua cowok itu karena mereka berdua adalah dunianya. Makanya, Airin berusaha keras pula belajar Mandarin agar pandai seperti mereka. 

Untung saja, Airin punya cukup keberanian sekarang untuk menyiarkan berita dalam Bahasa Mandarin di sekolah. Dia sudah bersiap-siap dengan seribu satu energinya yang sudah menyala-nyala, terlebih melirik Adly yang seperti biasa wajahnya sedatar langit dan memastikannya lewat pancaran mata kalau Airin akan menang dalam proyek ini. 

Berita disiarkan di ruang broadcasting dan audio visual, lantai dua. Yang menyaksikan secara langsung hanyalah Bu Lian yang sudah siap dengan lembar penilaiannya. Sementara itu, peserta lain dan sejumlah audien yang notabene-nya warga SMA Bintang Favorit bisa melihatnya dari setiap monitor yang ada di sekolah. Sesuai dugaan mereka pula, Kepala Sekolah turut menyaksikan itu dari singgasananya ditemani secangkir teh hangat serta Bu Rahma dan Pak Willy yang diundang dengan hormat di sana. 

Bu Lian membuka siaran dengan penuh semangat. Menyapa pada umumnya, memperkenalkan kelas siaran hari ini dan proyek Mandarinnya dalam materi Pengumuman serta meminta pada audien untuk sejenak menyimak hasil kerja mereka. Dengan ini, siaran pun resmi dimulai. 

"Kelompok pertama, silakan masuk." 

Airin, Aurelie dan Leon pun masuk dengan draft dalam genggaman. Gawat! Airin merasa agak gugup ketika berhadapan dengan Bu Lian. Kamera juga dihadapkan pada mereka dan Bu Lian memberi isyarat bahwa sound dan kamera akan on dalam lima detik dari sekarang.

Airin pun membukanya dengan baik yang kira-kira bunyinya seperti ini:

Sudahkah kalian siap dengan berita hari ini? Kali ini, kalian berada pada siaran pertama oleh Airin Clark, Leonardo Alisatya dan Aurelie Sevenor.

Kalian pernah dengar tentang Majestic Art? Ya! Pekan Seni Internasional yang sudah dibuka sejak 1990 sampai dengan sekarang dan sudah dilaksanakan di 10 negara diantaranya Netherlands, Japan, New Zealand, Germany, Thailand, China, Turki, Indonesia dan Philipina. Kalian tahu tidak kalau tahun ini, Majestic Art akan dilaksanakan di Singapore? 

Berita ini sudah trending sejak dua hari kemarin dan dibahas lebih dari seratus ribu netizen di setiap platform. Sebenarnya apa yang menarik dari Majestic Art sampai menjadi trending?

Kamera berganti, menunjukkan wujud Aurelie yang sudah bersiap dengan bunyi beritanya:

Majestic Art didirikan oleh Seven Vision, Sevenor Artwork and Culture di Indonesia. Proyek ini diadakan dengan mengusung karya seni dan budaya di seluruh dunia. Proyek ini ikut berpartisipasi dalam kegiatan amal tahunan sekaligus mempromosikan seniman-seniman berbakat di seluruh dunia, khususnya seniman yang nggak kalah berbakat dari Indonesia. 

Majestic Art adalah pameran yang selalu melihat masa depan tanpa mengubah masa lalu. Artinya, dalam pameran ini seniman baru bebas menunjukkan karya-karyanya dengan membawa inspirator seniman mereka. Karya legendaris pada masa lalu takkan pernah redup dan karya terbaru dari seniman yang baru juga akan bersinar. 

"Sssttt diam lu pada! Ini calon istri gua lagi siaran!" seru Bang Eka pada antek-anteknya yang sedari tadi berisik lantaran memuji kecantikan Aurelie. Sungguh, mereka mengganggu aktivitas Bang Eka yang sedang mengagumi kecantikan Aurelie lewat kamera ponselnya. Berniat merekam, tapi Bang Eka tidak sadar kalau dia belum menekan tombol rekam sama sekali. 

Barulah Bang Eka sadar setelah kamera bergeser pada Leon. 

"Nah kan! Gara-gara lu pada nih nggak kerekam! Ah sialan emang!" Bang Eka mulai marah-marah sedangkan teman-temannya mulai menyalahkan satu sama lain. 

Majestic Art juga selalu membuat pementasan di hari pertama pembukaan pameran. Tahun ini, Majestic Art mengundang salah satu pianist muda kebanggaan kita semua yang namanya sudah terkenal di mana-mana. Arian Morgant. 

Kita semua tidak asing dengan nama itu, bukan?

Arian Morgant akan tampil di pembukaan Majestic Art bulan depan dengan membawakan aransemen klasik dan berkolaborasi dengan maestro terkenal dari Italia. Pertunjukannya digadang-gadang akan menjadi pertunjukan paling legendaris sepanjang sejarah Majestic Art. 

Kepala Sekolah yang duduk manis di singgasananya pun tersenyum. "Walau sudah baca, tapi saya suka berita ini."

Berbeda dengan Kepala Sekolah, Bu Lian yang duduk di hadapan pembawa berita hanya menampilkan wajah datar yang barangkali itu ekspresi netral agar mereka tak bisa menebak siapa pemenang proyek ini. 

"Berikutnya, kelompok dua."

Prity dan Jessy memasuki ruang broadcasting dengan draft yang disusun di atas dirigen. Kamera kembali dihadapkan pada mereka, sementara Bu Lian masih dengan wajah datar mode seriusnya mengamati dua gadis yang tampaknya lebih senang bergosip dibandingkan belajar.

Hah, mana mungkin?

Jessy pun kembali membuka berita hingga wajahnya muncul di setiap monitor sekolah, kira-kira bunyinya seperti ini:

Dajia hao! Kalian berada di siaran kedua dari Jessy De Sevenor dan Prity. Kira-kira menurut kalian, berita trending apa yang ada di luar sana belakangan ini?

Berita dunia pendidikan yang tidak akan pernah kalian lewatkan, datangnya dari SMA Bintang Favorit. 

Apa lagi kalau bukan International Physics Olympiad yang sekarang sedang dipersiapkan keberangkatannya!

Deg!

Airin sedikit terkejut mendengar tim Jessy malah membawakan berita tentang IPhO. Yap, berita yang baru keluar dan trending sehari setelah pembekalan kedua yang dilakukan di SMA Bintang Favorit. Selain trending di dunia pendidikan, berita itu juga trending secara universal karena ada nama Adly—yang jadi sorotan akhir-akhir ini. 

Sebentar, kalau berita IPhO itu diambil tim Jessy, lalu ... Adly mengambil berita apa? Bukankah untuk yang satu ini, Adly yang tak ragu akan mengambilnya? 

Airin melirik Adly dari jarak yang cukup jauh. Lelaki itu malah serius melihat monitor, entah memikirkan apa. Tidak mungkin mereka mengambil berita yang sama kan? Memang sih ada banyak berita trending di luar sana, tapi kan ini IPhO! Adly tak mungkin melewatkan berita yang mengagungkan namanya ... atau jangan-jangan ...

Airin tak dapat membayangkan kalau seandainya Adly malah mengambil berita trending tentang keluarganya. Sial. Airin mulai bergulat dengan kekhawatirannya akan hal itu. Adly kan nekat. Bisa saja dia tiba-tiba mengambil berita itu karena lelah diperbincangkan di semua media, lalu berita itu akan disiarkan dan semua orang mendengarnya—mendengar kerapuhannya dan memandangnya sebagai anak yang menyedihkan, lalu Adly akan merasa tak berguna dan triggered dengan hal itu. 

Gawat! Airin benar-benar panik. 

Prity mengambil alih narasi:

IPhO tahun ini akan diselenggarakan di Tokyo, Japan. Lima siswa yang diutus sudah bermufakat melakukan evaluasi persiapan olimpiade dibimbing langsung oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Pembina dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Bandung. 

Kita semua sudah pasti tahu, SMA Bintang Favorit tidak pernah asing dengan lomba-lomba semacam ini. Beberapa tahun silam, utusan SMA Bintang Favorit selalu berada dalam lingkaran kompetisi-kompetisi bergengsi baik Nasional maupun Internasional ... dan ... kita sama-sama tahu dua dari lima peserta lomba pada tahun ini ada Adly Nirlangga dan Airin Clark!

Jessy melanjutkan:

Berangkat dari Kompetisi Sains Nasional dalam bidang Fisika, Adly Nirlangga dan Airin Clark bisa melaju ke International Physics Olympiad. Seluruh tim pengajar Fisika di SMA Bintang Favorit juga turut bekerja sama membimbing Adly dan Airin selama dua bulan ini, dipimpin langsung oleh ketua tim pengajar, Bu Ara. Dalam hal ini, SMA Bintang Favorit mengerahkan seluruh tenaga agar persiapan keberangkatan dan kompetisi Adly dan Airin bisa maksimal. 

Mereka berdua membawakan berita dengan gaya khas formal pembawa acara di siaran pendidikan. Dan begitulah berita mereka berakhir, tak lupa ada salam penutup serta harapan untuk memenangkan kompetisi Internasional ini pada Adly dan Airin. 

Sedangkan Bu Lian yang masih di tempatnya tak juga menampilkan ekspresi apa-apa. Heran. Apakah dia benar-benar bosan mendengarkan berita Mandarin ini atau memang malas berekspresi? Tak ada yang tahu. 

"Kelompok terakhir, silakan masuk."

Kini, giliran kelompok Marlen dan Adly yang akan menyiarkan berita. 

Percayalah, Marlen sudah keringat dingin sekarang. Dia tak tahu apakah yang lain juga ikut gugup, tapi sepertinya yang wajahnya benar-benar tegang sedari tadi hanya dia seorang. Marlen merasa mereka semua biasa saja, masih bisa bercerita dengan santai, saling bertepuk tangan jika kelompok lain mengakhiri berita, ya ... pokoknya masih bisa santai. Beda dengan Marlen yang bernapas saja rasanya tak kuat lagi. Oh Tuhan! Perasaan buruk macam apa ini?

"Keluarin kacamata lo, kalau kayak gitu lo nggak bisa lihat apa-apa," ucap Adly begitu melihat Marlen berulang kali mengusap kacamatanya yang berembun lantaran keringat. Aneh, padahal di ruangan ini AC-nya sudah yang paling dingin. 

Marlen pun menuruti. Lagian kacamata ini tak penting-penting amat. Marlen tak sedang membaca teks karena dia dan Adly bahkan tak menyiapkan teks berita! Berita hari ini murni dari improvisasi mereka. Adly bilang sih begitu. Oh astaga! Bahkan selama latihan, Marlen tak pernah melihat improvisasi Adly soalnya Adly cuma melatih Marlen agar percaya diri. 

Mereka tak pernah latihan membawa berita berdua!

Bagaimana ini? Apa mereka akan gagal? Apa Marlen akan membuat Adly malu? Marlen mulai berpikir untuk kabur saja dan menangis di luar. Walaupun nanti Jessy akan memarahinya di depan umum karena bersikap pengecut. 

"Tarik napas. Jangan pikir apa pun selain berita. Permainan kata Mandarin," lirih Adly, paham betul kalau lelaki di sebelahnya sudah gugup setengah mati. 

Marlen pun menarik napasnya perlahan. Benar. Dia harus tenang. Dia harus fokus. 

Marlen jadi teringat kata-kata Jessy pekan kemarin, "Kalau udah jam pelajaran, fokus. Belajar ya belajar, bukan bengong!"

Bu Lian memberitahu kalau audio dan kamera sudah stand by, dalam hitungan lima detik, monitor akan menampilkan wajah mereka. 

Lima, empat, tiga, dua ...

Marlen pun menarik kedua sudut bibirnya, hingga wajahnya kelihatan jelas sedang tersenyum.

Dajia hao! Kalian semua masih di sana? Saya harap kalian masih tetap di sana karena kalian berada pada siaran terakhir dari Marlen Giannoka dan Adly Nirlangga!

Adly mengangkat kening, menyimak sedikit perubahan ekspresi Bu Lian yang agaknya terkejut dengan cara Marlen membuka berita. Ia tahu, bukan bahasa Mandarin Marlen yang membuatnya takjub, tapi bagaimana lelaki itu bisa bicara tanpa tersendat-sendat. Dan Adly yakin, mereka yang menyimak di balik layar juga sama takjubnya.

Benar saja. Di luar, ada Airin yang melongo takjub. Jessy juga takjub; ya kalau gadis ini selain takjub melihat pacarnya tanpa kacamata, juga takjub melihat sisi lain Marlen yang satu ini. Aurelie tersenyum manis seperti ibu peri yang baru saja menolong seorang anak dari kekejaman ibu tiri. Prity tanpa ragu dan malu mengungkap kata wow. Leon tampak seperti bapak-bapak yang terharu melihat toddler-nya bisa bicara satu kalimat dengan jelas. 

Semua ikut bangga melihat Marlen. 

Tadi sepertinya kalian sudah mendengarkan berita-berita trending yang luar biasa dan menakjubkan mulai dari Majestic Art serta kehadiran Arian Morgant di sana dan IPhO yang sudah dipersiapkan dan didukung penuh sekolah. Bagaimana? Berita-berita bermanfaat bisa membawa kita ke ranah positif, bukan? Menurut kamu bagaimana, Adly?

Adly menjawab:

Semua berita tadi sangat bagus. Majestic Art jadi pameran menarik yang membuka mata dunia tentang seniman-seniman berbakat yang belum dikenal khususnya seniman Indonesia. IPhO, bukan hal baru lagi di SMA Bintang Favorit, tapi sekolah ini masih antusias dengan kompetisinya. Di luar itu, kalian tahu ada berita trending apa lagi?

Marlen kembali mengambil alih:

Seminggu yang lalu, lebih dari tiga puluh pengusaha menggelar pertemuan di Singapore dan sepakat menanda-tangani Charity Well*. Pertemuan ini diagendakan selama dua hari di Pan Pacific Singapore. Teruntuk kalian yang mungkin belum tahu, Charity Well adalah kegiatan amal sosial yang dilakukan untuk memberi bantuan terhadap kelas-kelas yang membutuhkan bantuan. 

"Berita yang mereka ambil rupanya di luar topik SMA Bintang Favorit, ya?" gumam Bu Rahma yang ikut menyimak anak-anak tercintanya siaran di ruangan Kepala Sekolah.

Adly ganti bicara:

Charity Well mulai mendata sejumlah pengusaha yang terlibat dalam kegiatan amal dengan beberapa proyek penting seperti Majestic Art, Glow Show dan banyak proyek di masa depan yang sudah dipersiapkan. 

Tapi sebenarnya kalian tahu kalau setelah berita trending ini muncul, ada berapa banyak pengusaha yang sudah bergerak donasi ke tempat-tempat yang butuh bantuan? Seperti Richo Deenata, donatur SMA Bintang Favorit yang dua hari ini tercatat telah mendonasikan 500 milyar ke Palestina? Berita ini trending diurutan ke sembilan belas minggu ini. Morgantara, donatur SMA Bintang Favorit juga ikut berdonasi 800 milyar. Bu Liana, direktur SMA Bintang Favorit juga donasi ke Papua sebesar 750 juta dan kebutuhan pangan lainnya. Berita ini trending diurutan ke tiga puluh empat pekan kemarin. 

Mungkin menurut kalian, kita selalu bicara tentang angka yang tertera di berita-berita itu. Tapi, bukannya angka-angka itu yang buat kita termotivasi donasi juga? Angka-angka yang kadang tidak masuk akal, tapi bagi mereka yang menerima, sudah lebih dari cukup. 

Marlen ganti bicara:

Dan hal yang membuat kita bangga, tokoh-tokoh yang disebutkan tadi adalah bagian dari SMA Bintang Favorit. Ada di sekeliling kita.

Walaupun beritanya tidak menempati urutan trending pertama atau bahkan sepuluh besar, tapi berita ini bisa membuat hati kita takjub sedikit, kan? Menebar kebaikan.

Dan begitulah mereka menyiarkan berita tentang Charity Well. Berita yang baru ditemukan Adly setelah menjelajahi media kolaboratif; yang tidak banyak menyiarkan berita soal keluarganya. Mungkin media kolaboratif terwaras yang Adly temui selama dia hidup, walau tetap saja berita keluarganya masih jadi nomor satu di sana. 

Siaran berakhir. Adly dan Marlen menutupnya dengan baik, melirik Bu Lian yang masih saja tak bereaksi apa-apa.

Sementara itu, Kepala Sekolah pun mengerjap setelah menghabiskan teh-nya dan menaruh cangkir yang kosong. 

"Sial, sepertinya saya mulai menyukai formasi baru ini."

Ke-tujuh murid yang ada di ruang kelas hari ini ikut tegang manakala Bu Lian masuk dengan wajah yang datar seperti tadi. 

Huh, Bu guru yang satu ini benar-benar punya topeng yang bagus!

Entah apa pula yang dia pikirkan? Barangkali ada berita yang di luar ekspektasinya atau dia baru saja kena amuk Kepala Sekolah? Mereka tak dapat menebak. Sampai ketika Bu Lian menatap satu per satu dari mereka, dia mulai tersenyum antusias. 

"Zhu he ni!" Bu Lian kembali seperti wataknya semula yang antusias dan bertepuk tangan dengan keras. "Kalian sangat—sangat luar biasa! Kalian tahu? Laoshi dapat pujian dari Kepala Sekolah terkait proyek Mandarin ini!"

(Chinese: Selamat ya!)

Barulah mereka semua bisa bernapas lega dan ikut tersenyum melihat Bu Lian tampak bahagia. 

"Ah, sekarang ... mari kita evaluasi. Tim Airin, Aurelie, Leon. Bagus! Kalian punya gaya siaran yang santai. Seperti mendengarkan informasi di ensiklopedia. Airin, gaya kamu membuka siaran juga sangat bagus. Aurelie dan Leon juga ... kalian membuat beritanya terasa hidup. Komunikasi dengan audiens baik. Kepercayaan diri meningkat setiap narasi. Bahasa Mandarin yang sangat pas! Bagus!"

Bu Lian memberi jempol pada Airin, Aurelie dan Leon membuat ketiga orang itu mulai saling melemparkan high five dan tersenyum senang.

"Tim Jessy dan Prity. Walaupun hanya berdua, tapi kalian luar biasa! Kalian benar-benar membawakan berita tema pendidikan dengan gaya yang pas! Tidak terlalu kaku dan tidak berlebihan. Cara kalian terus-menerus menekankan SMA Bintang Favorit itu bagus, Kepala Sekolah sangat suka jika kalian mengagungkan sekolah ini. Bahasa Mandarin kalian juga tidak kaku, tidak menggunakan bahasa tradisional. Aksennya juga pas, tidak terdengar aneh!"

Kedua gadis itu melemparkan kode dengan wajah kebanggan; bangga pada diri sendiri serta satu sama lain. 

"Terakhir, tim Marlen dan Adly. Marlen ... laoshi salut sama kamu. Walaupun kamu awalnya gugup dan kelihatan ragu, tapi begitu kamera on kamu langsung bersikap profesional. Kamu tahu? Reaksi seluruh murid ketika kamu membuka siaran itu di luar ekspektasi. Mereka semua kaget dan kagum kamu sudah berubah." Bu Lian tersenyum. "Adly juga, kamu menjelaskan kompilasi berita dengan baik. Tidak ada yang berekspektasi kamu akan merangkum berita donatur sekolah dalam judul berita yang kamu berikan pada laoshi. Good job!"

Marlen tadinya ingin melemparkan high five pada Adly seperti yang dilakukan tim Airin, Aurelie dan Leon. Tapi, diurungkan karena sepertinya ... itu akan terasa awkward. Hehe.

"Wah, sayang banget ya kalau harus ada yang terbaik di antara kalian. Padahal kalian semua mengerjakan proyek ini dengan bagus. Rasanya laoshi susah memilih." Bu Lian tertawa. "Tapi, seperti tahun kemarin, proyek ini pasti ada hadiah. Dan laoshi sudah menentukan hadiahnya."

"Hadiah pertama, skor kalian akan penuh. Kalian tidak perlu takut kalau sewaktu-waktu ada ulangan harian kalian yang tidak tuntas karena kalian sudah punya skor yang penuh. Lalu, untuk hadiah yang sudah laoshi janjikan ..., TADA!" Bu Lian mengeluarkan sebuah kupon dari saku kamejanya. "Voucher liburan musim dingin di Shanghai!"

"WAAHHH!" Keenam murid (kecuali Adly) berseru. Seketika keinginan untuk menang melambung tinggi, menuju tak terbatas. 

Sungguh, mereka ingin mendapatkan voucher gratis itu. 

"Voucher ini akan laoshi berikan kepada tim yang menang. Well, berangkatnya memang akhir tahun sih. Tapi voucher ini masih bisa digunakan kok soalnya keluarga laoshi yang punya bisnis tour ini hehe. Kalian bisa ke China sepanjang musim dingin dengan semua kebutuhan yang terpenuhi. Tempat tinggal, makan pagi, siang dan malam, pemandu wisata dan transportasi. Semuanya aman terkendali."

Sekali lagi, ketakjuban masih tak bisa dilepaskan dari wajah mereka. Mata mereka pun keluar kristal, seperti mata puppy atau kitten yang minta disayang. 

"Hah, karena kalian sudah mendengar hadiahnya. Jadi langsung aja ya ...," Bu Lian tersenyum. "Pemenang dari proyek Mandarin ini adalah ...,"

◽ TO BE CONTINUED ◽

holla teammate! 

senang bisa update dan menemani malam kalian ini. besok libur yaa? >.< 

*oh ya mengenai Charity Well, itu kegiatan amal sosial yang dibuat murni fiksi aja ya. Charity Well ini mirip sama The Giving Pledge, organisasi filantropi yang punya miliarder itu lho. hehe. 

oh ya gimana part ini? walaupun halunya udah kelebihan dan agak aneh tapi semoga bisa menghibur kalian :)

menurut kalian siapa yang bakal menang?

apa alasannya tim yang kalian pikirkan menang? 

jangan lupa di vote ⭐⭐⭐⭐ biar aku semangat update yaa (* ̄3 ̄)╭

...

chapt 21; ?

coming soon!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro