Sepuluh
Jam istirahat sudah tiba. Urata dan hampir seluruh populasi murid XII-IPA-3 nampak menenggelamkan wajah di atas meja dengan nyawa nyaris melayang.
Try Out pertama dengan tingkat kesulitan luar biasa berhasil di selesaikan.
Ya, baru saja murid-murid kelas dua belas mengikuti try out pertama. Meskipun masih semester satu, sekolah sudah melaksanakan banyak ujian kepada murid tingkat akhir.
"Ura-chan, awas nyawanya pergi!" kata Senra asal sembari duduk di bangku di depan meja Urata.
Urata menatap Senra, "Haha lucu! Lucuuu banget!"
"Tau kok, aku kan emang lucu," Senra mengangkat bahu kemudian menaruh bungkusan makanan di atas meja Urata.
"Aku tau kamu belum makan dari pagi."
Urata menatap makanan-makanan yang kini terpampang di depannya. Diraihnya bungkus roti keju, "Makasih."
"Tadi malem gak apa-apa?" tanya Senra dengan raut serius tiba-tiba.
Urata mengunyah sejenak rotinya. Semalam kedua orangtua Urata bertengkar lagi entah karena apa. "Gak papa kok. Guanya gak peduli juga. Biasa ortu gua lebay. Kebanyakan nonton drakor keknya."
Padahal aku tak ingin mereka begitu...
"Emang suaranya kedengeran banget ya?"
"Banget," Senra menatap Urata dengan raut wajah yang terlihat lebih serius. Tangannya tiba-tiba terulur untuk mengelus pucuk rambut Urata, "Kalau ada apa-apa, datang saja padaku."
"Apa si lu kebanyakan drama. Gua mau makan juga." Urata menepis tangan Senra.
"Ya udah, sori. Ya udah makan yang banyak sekarang. Biar nambah tinggi!"
"Eh, kampret!"
"Urata-san!"
Baik Urata maupun Senra sama-sama terdiam mendengar suara itu. Perlahan ditolehkan kepala mereka ke sumber suara.
Dan mendapati Sakata tengah berdiri di ambang pintu dengan tampang serius yang jarang ditunjukkan.
Biasanya kan muka dia ele-elean.
Senra langsung memasang wajah dingin sedangkan Urata nampak malas menanggapi.
"Ada perlu apa dengan Ura-chan?" tanya Senra dingin sedingin kekuatan es-nya Elsa.
"Urata-san, anu soal yang kemarin..." tiba-tiba Sakata membungkuk sembilan puluh derajat. "MAAFKAN AKU!!"
Pemandangan yang luar biasa. Bahkan mampu menarik atensi seluruh kelas.
"Wah kenapa tuh?"
"Eh dia adek kelas kan?"
"Dia kenapa?"
"Wah, bahan gosip baru, nih!"
Urata menarik nafas lalu menghembuskannya kencang. Ia kemudian bangkit dari kursi, berniat menghampiri adik kelasnya itu, "Ikut aku."
"Ura-chan," Senra mencegat tangan Urata dengan dramatis.
Wadooo, jadi sinetron ini...
Urata menggeleng pelan pada Senra, "Aku bukan adikmu, Senra. Tidak usah mencemaskan ku setiap saat." Urata menarik tangannya dengan lembut, "Sakata, ayo pergi."
***
"Jadi?" Urata menuntut penjelasan akan kemunculan Sakata yang tiba-tiba di kelasnya. Untung munculnya pas istirahat. Coba munculnya pas lagi try out, bisa jadi masalah ye kan.
"Aku mau minta maaf soal kemarin," kata Sakata sembari menatap Urata dalam, "Selama ini aku sudah menyusahkan Urata-san. Aku bahkan sama sekali tidak memikirkan perasaan mu. Padahal kau begitu sibuk dan tampak kesulitan. Maafkan aku."
Urata menghela nafas untuk kesekian kali, "Ya sudah, tidak apa-apa. Aku tidak marah."
"Sungguh?"
"Hanya sedikit tersinggung."
Sakata merengut.
"Kalau gitu, sesuai permintaan mu, pulang sekolah kita belajar. Ikuti instruksi dariku dan jangan coba-coba kabur," manik emerald Urata tiba-tiba berkilat seram. "Itu yang kau minta, kan?"
Sakata susah payah menelan ludah, "Ba-baik..."
Tiba-tiba...
"Pengumuman kepada seluruh pengurus OSIS dan Pramuka, harap berkumpul di ruang rapat untuk membahas acara tujuh belasan dan hari Pramuka. Sekali lagi..."
Syied :)
"Ah.... ngomong-ngomong, Urata-san anggota OSIS, ya?" tanya Sakata memastikan dan dibalas anggukan kepala Urata.
"Kalau begitu aku akan menunggumu."
***
Rapat gabungan OSIS dan Pramuka harusnya sudah dimulai dari lima menit lalu jika saja ketuanya, Soraru, gak sibuk menjelajah goa di Minecraft.
Lon dan Urata sama-sama memelototi sang ketos. Anak OSIS yang lain speechless. Anak Pramuka cuma ketawa-ketawa canggung.
Oh iya, karena sekarang sudah H-6 maka OSIS dan Pramuka akan rapat gabungan untuk seterusnya sampai acara sukses terlaksana.
Dan.... karena Soraru orangnya gak peka, jadi pelototan dari duo bocil gak bakal mempan bray.
"Sor, buru dibuka rapatnya!" Lon berbisik dengan agak keras.
"Bentar bentar bentar... Anjay lapis lazulli!" Soraru keasyikan nambang di dekat air terjun lava.
Lon menggeram, Urata menghembuskan nafas. Ingin rasanya mereka mengumpat jika Soraru sudah bertemu belahan jiwanya a.ka game.
Kesal, akhirnya Lon menyikut lengan Soraru sedikit kencang. Menyebabkan Soraru (di Minecraft) terjatuh dan nyebur ke air terjun lava.
Azab Melalaikan Rapat Demi Bermain Minecraft PE.
"Lon!! Lu ngapain sih ah!!?"
"Lu nya yang ngapain!! Noh udah pada nungguin bego!! Buru dimulai rapatnya!!!"
Dimulailah pertengkaran SoraLon yang mirip pertengkaran adek-kakak rebutan remot tv.
"UDAH JANGAN MALU-MALUIN LU BEDUA!!" Urata akhirnya teriak juga. SoraLon kicep.
Heran deh...
Kenapa dua orang absurd itu yang jadi pengurus inti OSIS. Sering malu-maluin padahal.
Soraru sedikit membetulkan dasi sebelum akhirnya membuka rapat. Ia berdeham sejenak tapi jatuhnya batuk beneran.
Untung Kashitaro baik hati dan menawarkan obat batuk merek Komix.
Mix, Komix Komix... Kalo batuk, di Komix aja~~!!
Lupakan...
"Baik, mari kita mulai rapatnya," Soraru pun membuka rapat.
***
Jangan heran kalau rapat OSIS pimpinan Soraru gak pernah bener. Pengurusnya aja gak ada yang bener. Apalagi ketuanya. Udah gitu rapat yang mereka adakan lebih sering selesai tanpa kesimpulan.
Tapi hebatnya...
Hebatnya OSIS pimpinan Soraru nih ya...
Apa yang mereka rapatkan pasti berhasil berjalan dengan mulus semulus paha Ueno //plak
"Oke, rapat selesai!" Soraru menutup rapat yang belum selesai. Padahal mereka lagi debat masalah penggunaan panggung itu perlu apa enggak.
Anak OSIS langsung beres-beres ketika mendengar ucapan Soraru. Anak Pramuka cengo dong ya.
Padahal belum mencapai kesimpulan apa-apa loh!
"Gua duluan ya!" Urata pamit.
Lon tiba-tiba ngintil, "Mau ke Deltamart gak? Anterin kuy!"
"Siapa juga yang mau ke Deltamart? Ajak si Sorar noh!"
"Ah Soraru mah malesin. Kayak zombie ngantuk tau gak?"
"Tidur terus sih ya."
"Gua bisa denger kampret!" Ups, ketosnya ngamuk karena digibahin. Urata dan Lon langsung auto sungkem.
"Lagian ya Lon, gua emang gak bisa," ujar Urata setelah sungkem sama Raden Mas Kanjeng Soraru, "Gua ada janji."
"Banyak amat janji lo-"
"Janji buat ngajarin si Sakata."
Lon langsung membola sebelum kemudian mendorong punggung Urata, "YEEE KENAPA GAK BILANG ATUH TANUKI!!!? YA UDAH SONO PERGI!! JANGAN BUAT BEBEB MENUNGGU!!!"
"BEBEB PALE LO BEBEK??!!"
Gila...
Komentar orang-orang yang melihat duo tersebut.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro