Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lima

Sakata menatap kesal buku materi matematika yang berjudul Cara Mudah dan Menyenangkan Belajar Matematika.

Apanya yang mudah dan menyenangkan?

Nyusahin sih iya.

Apalagi sosok kakak kelas cebolnya yang ternyata galak itu kini duduk di sampingnya. Ketika Sakata sibuk mengatur strategi kabur dalam hati, Urata justru mencengkeram pergelangan tangannya kuat.

"Jangan coba-coba kabur kamu, ya."

Kayaknya Urata ada bakat jadi cenayang.

Sakata kembali pusing dengan soal-soal notasi sigma. Urata nyerocos menjelaskan berulang kali tentang materi tersebut, tetapi tak ada satu pun yang nyantol di otak Sakata.

Urata kesal.

Tapi dia berusaha sabar.

Ingat, ini amanah.

"Sudah paham?"

Sakata menggaruk-garuk kepalanya, "U itu suku?"

Urata sedikit berbinar, "Iya betul!" Setidaknya ada penjelasannya yang nyantol sedikit di otak adik kelasnya yang satu itu.

"Emang di Indonesia ada suku U ya?"

Urata hampir saja banting meja.

Tahan...

Sabar...

Tarik nafas...

"Kita ulangi lagi..."

Tiba-tiba sebuah lengan melingkari pundak Urata, menyebabkan pemuda itu memekik tertahan.

Ia menoleh ke belakang, bersiap menampol orang yang seenaknya main peluk dari belakang.

Kan kalau taunya cewek yang meluk, terus dia langsung tampol gitu kan malu :(

Ketika didapatinya sosok pemuda tampan berambut pirang dengan manik madu, langsung saja Urata melayangkan tamparannya kencang tanpa pikir panjang dan tanpa belas kasihan.

"Sakit, Ura-chan..."

"GELEUH ANJENG!!!" seru Urata. Tadinya ia berniat untuk meneruskan makiannya tetapi tak jadi ketika dilihatnya Pak Gero sudah memicing ke arahnya.

"Ngapain lu kesini, Titan? Soraru ama Lon nyariin lu tau ga dari tadi? Struktur dekor belum lu kasih, ya?" Urata bertanya bertubi-tubi.

"Ah, nanti aja kalau tugas OSIS mah," Senra mengibaskan tangannya. Ya, cowok tinggi nan mempesona itu bernama Senra. Ia menduduki jabatan ketua divisi kesenian di OSIS. Tampangnya yang rupawan dan sikapnya yang ramah dan hangat tentu membuat para siswi klepek-klepek.

Senra adalah sosok cowok yang ideal, jika saja kebiasannya yang suka menunda-nunda itu hilang.

"Nanti-nanti! Gua yang ditanyain, bego!"

Senra tertawa kecil sebelum mencubit pipi Urata. Dan tentu saja ia mendapat hadiah tamparan lagi.

"Ngomong-ngomong Ura-chan ngapain ke perpustakaan? Emang kegiatan OSIS udah selesai?"

"Lagi berak."

"Oh..."

"Ya lagi ngajar lah dodol! Gak liat nih adek kelas di sebelah gua?"

"Yang mana?"

"Lu buta apa gimana? Yang sebelah ini lah-" Urata muter dan mendapati bangku di sebelahnya kosong.

Sakata sudah kabur rupanya :)

"Shit! Gara-gara elu nih Titan!"

"Lah gua salah apa?!"

"KALIAN BERDUA KALAU MAU RIBUT MENDING DILUAR AJA!!!"

***

Pak T menatap sosok anak muridnya yang nampak frustasi di hadapannya. Hari ini Urata minta bicara empat mata dengan Pak T.

Urata ingin membicarakan pasal Sakata.

"Bagaimana belajarnya?" tanya Pak T basa-basi.

Urata menghela nafas, "Parah sih, Pak... Padahal baru dua hari ketemu tapi ya gitu..."

Hmm... Sudah kudugong...

"Mau bagaimana lagi..." Pak T tersenyum hambar, "Anak itu sebenarnya tidak bodoh. Dia hanya perlu motivasi untuk belajar."

Urata mengangguk.

"Jadi..." Pak T merasa enggan untuk mengatakan hal ini pada Urata, "Kalau misalnya kamu udah nggak sanggup ngadepin dia, ya... Bapak gak maksa kamu buat lanjut sih... Lagian kamu kan udah tahun tera-"

"Nggak, Pak!" potong Urata.

"Saya udah capek-capek bikinin dia jadwal dan memperbaiki jawabannya di kuis Bu Hanatan tempo hari. Masa saya setop gitu aja? Emangnya bapak bisa ngembaliin waktu yang saya gunakan untuk itu?"

Pak T terdiam.

Tiba-tiba Urata memerah, "Bu-bukan berarti saya demen ngajarin dia atau apa. Tapi i-ini kan amanah dari bapak. Bapak jangan salah paham!"

"Tapi kalau kamu emang udah nggak sang-"

"Saya sanggup, kok! Kata siapa saya nggak sanggup?" Urata membuang muka.

Pak T cengo.

Urata itu tsundere ya?!

***

Urata berjalan di koridor sembari memikirkan kembali tentang isi percakapannya dengan Pak T barusan.

"Anak itu sebenarnya tidak bodoh. Dia hanya perlu motivasi untuk belajar."

"Hmm... motivasi, ya...?"

Saat sedang sibuk berfikir, tiba-tiba dirinya dikejutkan dari belakang. Dan pelakunya adalah Senra.

"Hehehe... Kaget ya?" Senra nyengir lebar.

"Gak lucu anjeng," gerutu Urata, "Kalo ada waktu buat ngerjain orang, mending ke tempat OSIS gih. Kemaren kerjaan lu yang numpuk itu malah gua yang kerjain. Kurang baik apa gua coba?"

"Ya, ga usah marah," Senra mengacak-acak rambut Urata.

Andai saja Urata punya tubuh tinggi menjulang, leher Senra pasti sudah digoroknya dengan sadis.

"Betewe mau mabar pe u be geh ga?" tawar Senra kemudian.

"Kuota gua abis," jawab Urata pendek.

"Ye misqueen. Yodah gua kasih hotspot deh."

"Tumben... Pasti ada maunya."

"Iya. Maunya mabar bareng kamu."

"Geli bangsat," umpat Urata tetapi pada akhirnya ia tetap mengeluarkan hapenya, "Ya udah kuy mabar-"

Tiba-tiba Urata teringat sesuatu.

"Yah... Aku sering ke arena game dengan teman-teman ku. Aku suka Smash Bros, Mobile Legend dan PUBG."

"ITU DIA!!!" Urata memekik kesenangan karena baru saja dapat wangsit.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro