"Ha? Game baru?" Sakata berbinar-binar ketika mendengar cerita sahabatnya, Mafumafu, tentang game baru liris untuk PS4.

"Iya. Game zombie gitu sih. Tapi gila tau gak sih? Grafiknya bagus banget!" cerita Mafumafu.

"Yah curang lu langsung main kagak ngajak gua," protes Sakata.

Mafumafu nyengir.

"Pokoknya entar pulang sekolah, ajakin gua mainin itu game baru di rumah lu!" Sakata menunjuk Mafumafu.

"Yah, gak bisa gua kalau hari ini..." Mafumafu menggaruk kepalanya, "Gua ada acara keluarga."

"Sakata-kun, ada yang nyari! Eh, senpai-"

Sakata dan Mafumafu sama-sama menoleh ke arah pintu kelas. Seorang pemuda pendek berambut cokelat dengan jaket hijau membalut seragamnya masuk ke dalam kelas XI-IPA-5 begitu saja.

Yup, itu Urata.

Sakata langsung keringet dingin. Apalagi ketika kakak kelasnya itu berjalan menghampirinya.

Urata menatap tajam Sakata sebelum kemudian menghela nafas. Disodorkannya sebuah kertas.

"Pulang sekolah, kita ke game center!"

Hah?

Sakata loading.

Tapi hasilnya HTTP 404 not found.

Urata cemberut, "Pokoknya game center!" ulangnya sebelum kemudian berbalik dan meninggalkan kelas.

Hening sejenak...

"SAKATAAA!!! GILA LU DIAJAK DATING!!" seru Mafumafu dengan high note nya yang jelas-jelas mengundang perhatian banyak orang.

Sakata menggeplak mulut sahabatnya. Emang kalau ngomong suka gak di filter.

"Itu Urata-senpai anak kesenian kan? Kamu punya hubungan apa dengan dia, Sakata-kun?" tanya Amatsuki menghampiri.

Sakata menggaruk kepalanya, "Jadi waktu itu gua diseret ama Pak T buat belajar bareng dia. Taunya anaknya rada galak. Kemaren gua kabur pas dia lagi ngejelasin MTK. Gua kira dia tadi mau marah-marah ke gua anjir!"

"Terus hubungannya ama game center?" Amatsuki bertanya lagi sedangkan Mafumafu sibuk menyimak.

"Gak tau."

"Terus kertas yang dia kasih itu apa?"

Sakata melirik ke kertas itu. Itu kertas kuis Bu Hanatan miliknya. Dan kertas itu sudah diberi catatan cara mengerjakan soal yang benar.

"Wow! Ini kerjaannya dia?!" Mafumafu memekik histeris. Wajahnya berbinar-binar. Lumayan ada bahan gosip.

"Mungkin... Oh, jawabannya betul semua!" Amatsuki meneliti catatan jawaban tersebut.

Mafumafu memandang Sakata dengan tatapan meledek, "Sakata, tembak aja deh. Lampu ijo tuh!"

"LAMPU IJO LU TEMBAK!!?" seru Sakata gak nyelow sembari menggeplak kepala Mafumafu.

***

Urata uring-uringan gak jelas di ruang OSIS. Lengan jaketnya yang emang kegedean dipakainya untuk menutupi wajah.

Lon jelas bingung. Partner in crime-nya ini kenapa coba?

"Rat, lu kenapa?" Lon mengguncang-guncang bahu temannya itu.

"Malu kali abis ngajak jalan anak orang," sergah Soraru cuek sambil asik main Minecraft PE. Mau menjelajahi hell dia.

"GUA GAK NGAJAK JALAN!! INI TUH BIAR DIA MAU BELAJAR!!" Urata tiba-tiba teriak. Lon sama Soraru jelas kaget. Apalagi Soraru. Doi kan cuma asal jeblak.

Karena kaget, gak sengaja Soraru mukul zombie pigman. Dikerubungi lah dia ama tuh zombie-zombie bermuka babi. Abis gitu mati deh.

Padahal dia udah punya diamond.

"ANJING!!" umpat Soraru tanpa filter. Yeu lagian si Abang, udah tau diamond berharga, kenapa gak ditaruh di chest inventori aja.

Lon mengabaikan sang ketua OSIS yang kini sibuk misuh-misuh, "Lu beneran ngajak jalan anak orang? Gila... Siapa tuh?"

Urata cemberut, "Bukan gitu... Ini tuh biar dia mau belajar. Rencananya nanti gua bakal bikin taruhan atau apalah semacamnya biar dia belajar."

"Oh..." Lon manggut-manggut mengerti, "Siapa emangnya?"

"Sakata."

"Sakata?"

"Cowok rambut merah yang kemarin bareng gua."

Jawaban Urata sukses membuat Lon menjerit-jerit.

"DEMI APAA!!? Habis di perpus sekarang ngajak jalan lo ya? Gila gercep banget lo!! Jalan kemana betewe? Kapan?" Aura-aura fujo menguar dari tubuh gadis pendek berambut pirang tersebut.

Urata menggeplak kepala Lon. Tapi gak kenceng kok, soalnya doi cewek. "Tobat lu."

Lon nyengir, "Jadi kapan lu jalan ama ayang Sakata? Kemana?"

Ayang ayang... Lu kira bayang-bayang mantan?!

Yah galau :(

"Jadi... Gua ngajak dia ke game center pulang sekolah. Begonya gua ngajak dia di depan temen-temen sekelasnya. Aaahh... Gua takut ada gosip belok tentang gua...!" Urata galau lagi. Lon jejeritan lagi.

Soraru mengernyit, "Pulang sekolah hari ini, Rat?"

Urata mengangguk.

"Lah bego. Kan kita rapat nanti. Gabungan ama anak Pramuka."

"LAH GUA KIRA RAPAT GABUNGANNYA LUSA ANJIR!!"

"Bang Sorar, gak papa lah si tanuki ini bolos," Lon tiba-tiba udah di belakang Soraru, mijit-mijit pundak si ketos.

"Biarin dia merasakan bahagia. Biarkan dia merasakan betapa menyenangkannya merajut kasih dengan doi. Aaaa~~!"

Tangan Lon langsung ditepis oleh Soraru, "Tobat lu. Lagian pijitan lu gak berasa. Kayak pijitan anak umur tiga tahun tahu gak?"

Lon cemberut.