Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Dua

Pak T benar-benar bersyukur karena Urata menyanggupi permintaan nya. Padahal anak itu seharusnya sedang disibukkan dengan tugas OSIS dan berbagai macam kegiatan khusus anak tingkat akhir bukan?

Tetapi Urata mau menyanggupi untuk mengajari Sakata, sang adik kelas (yang katanya) bermasalah, di perpustakaan sepulang sekolah.

Pak T benar-benar bersyukur.

Sekarang yang tinggal menjadi beban di benak Pak T.

Bagaimana cara mengajak Sakata Akira agar dia mau berguru kepada Urata?

***

"Perpustakaan sepulang sekolah? Ngapain pak? Saya kurang suka baca buku," ujar Sakata ketika Pak T memintanya untuk datang ke perpustakaan sepulang sekolah.

Pak T menghela nafas. Berusaha menyusun kata demi kata menjadi kalimat yang benar.

Kalau sampai Sakata tahu tujuannya adalah untuk belajar, bocah rambut merah itu jelas bakal kabur.

"Jadi gini.... Bapak pengen ngenalin seseorang."

"Siapa? Jodoh bapak? Atau malah... Jodoh saya?" Sakata cengengesan.

Pak T menarik nafas dalam-dalam. Berusaha untuk tidak menggeplak kepala anak didiknya yang satu ini.

Tetapi fakta bahwa dirinya masih lajang meski sudah nyaris kepala tiga membuat Pak T tidak bisa untuk tidak galau.

Sabar...

"Siapa tahu jodoh kamu," jawab Pak T asal.

"Wuih!! Kayak gimana orangnya pak? Saya demen yang loli-loli gitu pak! Tapi kalau doi lebih tua boleh juga, pak! Kalau tipe bapak sendiri yang kayak apa?" Sakata berbinar-binar.

"Yang manis dan nurut," jawab Pak T dengan semburat merah terukir di pipi.

Loading sejenak...

"EH!! SAYA GAK LAGI BAHAS INI, SAKATA!!!"

***

Pada akhirnya, Sakata diseret paksa oleh sang guru IPA menuju perpustakaan sepulang sekolah.

"Pak... Mau ngapain sih ketemu si Utara itu?" Sakata merengek.

"Urata. U-ra-ta. Dia kakel lho! Yang sopan!" tegur Pak T sembari meraih kenop pintu perpustakaan.

Sakata hanya bisa cemberut. Ide awal untuk pulang cepat dan pergi ke game center musnah gara-gara guru IPA a.ka Tomohisa Sako yang ganteng tapi masih jomblo.

Pak T menyeret Sakata menuju salah satu tempat duduk.

"Maaf menunggu, Urata!"

Sakata menoleh. Penasaran dengan sosok Urata ini. Ketika mendapatinya, Sakata termenung.

Pemuda imut bersurai cokelat dengan manik emerald menawan. Tunggu, apa benar dia kakak kelas? Pasalnya dia pendek sekali.

"Ini murid bapak yang paling baik, Sakata Akira," Pak T menepuk punggung Sakata agak keras. Memberi isyarat agar anak berambut merah itu memperkenalkan diri.

"Sakata, kelas XI-IPA-5," kata Sakata cuek. Meski pemuda di hadapannya itu kakak kelas berparas imut, tapi Sakata masih ngambek karena gak bisa pulang cepet.

"Urata Wataru, kelas XII-IPA-3, salam kenal." Urata mengulurkan tangan, mengajak bersalaman.

Sakata menerima jabatan tangan itu singkat.

"Jadi... hari ini mau belajar apa?" tanya Urata.

"HAAAHH!!?? BELAJAR??!!" seru Sakata shock. Menyebabkan beberapa penghuni perpustakaan menoleh.

Pak T tepok jidat.

"Ya, belajar. Ada yang salah?" Urata memiringkan kepalanya.

Sakata mencengkeram kedua bahu Pak T lalu menggoyang-goyangkannya, "Pak T!! Apa maksudnya ini pak??! Bapak seenaknya nyeret saya kemari buat belajar??!"

Pak T mengangkat tangan, isyarat agar Sakata diam, "Ini demi kamu, Sakata. Kamu tidak tahu kalau nilaimu itu membuatmu terancam tidak naik kelas?"

Sakata merengut, melepaskan cengkeramannya.

"Ayolah, Sakata. Bersikaplah koperatif," pinta Pak T.

"Saya bukan anggota koperasi pak!" seru Sakata jengkel.

Haha lucu...

Tiba-tiba pundak Pak T ditepuk. Pak T menoleh perlahan dan mendapati Pak Gero, si penjaga perpustakaan, tengah tersenyum horor.

"Dilarang ribut di perpustakaan."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro