Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#7 The Power of Introvert Friend

Now playing: Na Xie Nian (Those Years)

Di tengah sekelumit permasalahan di dunia ini, kuharap masih ada orang yang bersedia berjuang bersamaku.

Byanca melemparkan tas ransel dengan sembarangan ke atas kursinya, kemudian duduk dengan santai. Yeah... sejujurnya saja, hari itu Byanca sangat enggan masuk sekolah. Di samping karena malas berurusan dengan proses pemilihan ketua kelas-Byanca benar-benar pesimis mengenai hal ini-ia juga malas bertemu dengan Hansel setelah chat canggungnya kemarin.

Di ruang kelas X IPA 1 itu, hanya ada segelintir siswa yang sudah datang. Sheryl yang selalu datang pagi dan menghabiskan waktunya dengan membaca novel-novel setebal di atas 500 halaman tentu saja sudah duduk manis di kursinya sambil menopang sebuah novel hardcover.

Awalnya, Byanca ingin mengangkat pembicaraan dengan Sheryl. Namun, tiba-tiba ada sesuatu yang lebih menarik yang berhasil mengalihkan perhatiannya.

"Woi... gue bener-bener gak terima kalo si perfeksionis itu jadi ketua kelas kita. Si cupu Hansel Jackson itu emangnya bisa apa?" Byanca segera menoleh mencari sumber suara itu. Suara cowok kasar yang selalu saja suka meremehkan orang lain-pasti mereka dari gank Jacob si anak berandalan. Padahal sebenernya mereka semua itu bisa apa, sih? Kok bisa banget, ya dengan percaya diri yang berlebihan merendahkan Hansel yang setidaknya jauh lebih baik dari mereka? Pikir Byanca tak terima. Hatinya langsung panas saat itu juga, namun terbersit di kepalanya bahwa lebih baik melanjutkan mendengarkan percakapan mereka terlebih dahulu.

"Terus lo pikir gue terima gitu? Gue juga gak terima! Cowok cupu gitu mau jadi ketua kelas? Heh... emangnya kita bersedia dipimpin dia?" imbuh Jacob dengan berapi-api. Byanca bergidik ngeri ketika melihat kuku jari Jacob yang panjang itu mencakar meja sekolah sambil menggeram.

"Menurut gue, sih... mau yang jadi ketua Hansel atau Byanca, pada akhirnya kita tetep gak bakal patuh sama mereka. Jadi ngapain kalian pada ngeributin kayak gini, sih? Bikin bad mood tau," sahut Farrel-anggota gank Jacob yang lainnya-sambil menyilangkan lengan di depan dada.

"Bener, sih kata lo. Tapi paling nggak si Byanca itu lebih enak dilihat. Iya, nggak Cob?" sahut Andri dengan tatapan nakal.

"Hahaha... punya selera juga lo, Ndri," sahut Jacob sambil tertawa terbahak-bahak, yang diikuti dengan tawa menjengkelkan dari teman-temannya.

Di sudut ruang kelas itu, Byanca mendengarkan semuanya dengan jelas. Sangat jelas sehingga Byanca benar-benar yakin bahwa gank cowok berandalan itu sedang melecehkannya. Telinga Byanca sudah memerah saat ini. Kata-kata 'enak dilihat' yang ditujukan kepadanya itu sama sekali bukan berniat untuk memuji.

Dengan amarah yang sudah meluap hingga ke ubun-ubun, Byanca menggebrak mejanya sendiri dengan geram. Sheryl yang sedang membaca buku tentu saja terlonjak kaget, namun anehnya-ini sepenglihatan Byanca-tak ada salah seorangpun dari gank Jacob yang menoleh ketika gebrakan meja itu terdengar.

"Eh... lo kenapa, sih By?" tanya Sheryl bingung setelah mengatasi kekagetannya.

"Mereka... ish... gue gak tahan lagi pokoknya," geram Byanca. Sejenak, Byanca mengumpulkan segenap keberaniannya, kemudian ia mendekati kumpulan cowok-cowok berandalan kelas itu dengan tampilan berani.

"Woi... gue kasih tahu, ya. Meskipun kalian semua itu kaya dan kantong tebel, tapi kalian tetep gak bisa seenaknya gitu memperlakukan orang lain. Kalian pikir dengan semua uang yang dimiliki, kalian pasti punya masa depan cerah gitu? Jadi seenaknya membangun relasi dengan orang-orang," ucap Byanca tiba-tiba. Spontan, semua tatapan anggota gank Jacob langsung menoleh ke arah Byanca. Beberapa dari mereka tampak merasa bersalah, namun kebanyakan malah tertawa geli mendengar perkataan Byanca.

"Heh... Ndri, muse lo dateng, tuh. Gak dideketin?" bisik Farrel sambil menyenggol lengan Andri.

"Ssst... diem aja lo. Tunggu aja aksi gue," ucap Andri dengan senyuman miringnya yang mengesalkan.

"Hehehe... si cantik Byanca udah dateng, nih Ndri. Godain, tuh. Kita-kita pergi dulu, ya. Happy sweet," ucap Jacob dengan gayanya yang amat sangat menjengkelkan. Jacob beserta segenap teman-temannya-kecuali Andri yang diketahui tertarik dengan Byanca-segera meninggalkan ruang kelas.

"Heh... kalian semua maksudnya apa, sih? Gu... gue..." Byanca menunjuk Jacob dan Farrel yang keluar dari kelas. Gini, deh susahnya berurusan sama badboy sekolah yang norak dan berandalan, pikir Byanca dengan kesal. "Ish... gak peduli, ah," kata Byanca sambil menurunkan tangannya.

Byanca segera berbalik dan hendak kembali ke bangkunya. Perasaannya sudah agak lega setelah marah-marah dengan cowok berandalan itu. Namun, tiba-tiba niatnya itu terurungkan. Sebuah telapak tangan yang keras menncengkeram pergelangan tangannya dengan kasar. Byanca memandang orang tersebut dengan penuh rasa amarah, dan... yeah, siapa lagi jika bukan Andri.

"Lepas..." ucap Byanca dengan kesal. Namun, mendapati bahwa Andri semakin mempererat cengkeramannya, Byanca tak sanggup lagi menahan emosinya. "LEPAS ATAU GUE LAPOR KE MR. JAMES!!!" bentak Byanca.

***

"LEPAS ATAU GUE LAPOR KE MR. JAMES!!!" bentak Byanca.

Sheryl yang duduk di sudut ruangan terperanjat kaget. Ia merasa sangat terpojok menyaksikan peristiwa tersebut. Sheryl ingin sekali membantu, namun di sisi lain keraguan besar muncul dalam batinnya. Fisiknya lemah-kelemahan ini berbeda dengan remaja normal pada umumnya. Ini yang menyebabkan Sheryl selalu terlihat introvert-sehingga Sheryl berpikir kedatangannya untuk membantu hanya akan merepotkan sahabatnya. Biar saja orang lain mengatakan Sheryl pengecut, namun sebenarnya Sheryl ingin Byanca segera terhindar dari masalah itu.

Dengan gelisah, Sheryl memikirkan bagaimana cara paling efektif untuk membantu Byanca keluar dari masalah dengan Andri. Terbersit di benak Sheryl untuk menelepon Jasmine, temannya yang aktif dan cerewet itu. Sheryl segera menggulirkan nama-nama dalam daftar kontaknya. Ia hampir saja menyentuh nama 'Jasmine' untuk meneleponnya, namun suatu nama lain mengalihkan perhatiannya. James Johnson. Tiba-tiba Sheryl mengingat kalimat yang dikatakan Byanca beberapa detik yang lalu. Lepas atau gue lapor ke Mr. James, Sheryl mengingat kalimat tersebut.

Dengan segera, Sheryl menelepon Mr. James. Gadis itu yakin benar bahwa Mr. James sudah berada di ruang guru yang berjarak sekitar lima meter dari kelas X IPA 1. Bunyi yang menandakan bahwa handphonenya dan Mr. James sudah terhubung membuat Sheryl semakin panik. Sambil menunggu kata 'Halo?' dari seberang sana, Sheryl terus mengawasi apa saja yang dilakukan Andri terhadap Byanca.

"Byanca, lo pikir gue segampang itu lepasin lo? Bisa dapet moment kayak gini gak gampang, lho," ucap Andri sambil melemparkan senyum nakal kepada Byanca.

Byanca merespons dengan dengusan kesal. "Serius. Gue nggak main-main. Lo lepasin gue atau gue lapor?" ancam Byanca dengan tatapan sadis.

Namun, sepertinya Andri bukan orang yang mudah diancam. Bisa saja ia sudah seringkali menghadapi ancaman, apalagi ancaman kecil seperti yang dilontarkan Byanca barusan. Wajahnya tak menggambarkan bahwa Andri terkejut atau takut. Cowok brengsek itu malah menarik Byanca untuk semakin mendekat ke arahnya. Perlahan-lahan, lelaki tersebut membelai ujung kepala Byanca.

"Halo? Ada apa menelepon saya pagi-pagi begini?" terdengar suara Mr. James dari handphone Sheryl. Sheryl yang sedang memperhatikan adegan Byanca dan Andri pun segera mengalihkan fokusnya.

"Oh... iya, Mr. James. Tolong Mr. datang ke kelas secepatnya. Andri lagi modusin Byanca gila-gilaan, nih. Masa sekolah kita bakal ada kejadian buruk kayak gitu? Please, cepetan ke kelas, Sir," bisik Sheryl kepada handphonenya.

"Ya, ampun. Baiklah, saya akan segera ke sana," ucap Mr. James dengan cepat. Sambungan telepon langsung mati saat itu juga. Sheryl berharap-harap cemas menanti kedatangan Mr. James, satu-satunya orang yang akan menyelamatkan Byanca saat ini.

Drap... drap... drap... terdengar suara derap langkah cepat. Sheryl berdoa dalam hati semoga saja Mr. James lekas tiba dalam kelas itu. Beberapa detik kemudian, kepala Mr. James telah menyembul dari balik pintu kelas X IPA 1.

"ANDRI, STOP!" bentak Mr. James.

***

Yeay... akhirnya chapter 7 selesai. Stay tuned terus, ya teman-teman untuk menantikan kelanjutan ceritanya. Update chapter 8 dijadwalkan tanggal 15 Februari 2019. Semoga gak ngaret lagi, ya hehe...

Contact author behind the wordsà Instagram:@jessieyicha for personal account and @storywith.jessie for writing account.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro