#6 Weird Partner
Ini semua gila, kau tahu? Kenyataan bahwa aku dapat melakukan apapun agar hubungan kita semakin dekat
Untuk kali ini, Byanca benar-benar tidak mempercayai pendengarannya. Bagaimana bisa jumlah suara untuknya dan Hansel sama banyak? Hansel jauh lebih berbakat, pintar, dan mengagumkan. Dibandingkan dengan dirinya, Byanca merasa ia bukan apa-apa. Hal apa yang menyebabkan banyak teman sekelas memilihnya?
"Gue nggak salah denger, kan?" gumam Byanca sambil menatap papan tulis dengan pandangan tak percaya.
"Iya. Lo salah denger, By," canda Elsha. Kedua temannya yang lain tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan Elsha.
"Ih... serius dikit bisa nggak, sih? Jasmine! Pokoknya lo harus tanggung jawab. Ini semua gara-gara lo. Jangan cari masalah sama gue, ya," ucap Byanca sambil berusaha menjitak kepala Jasmine.
Mr. James memandangi murid-muridnya yang duduk di belakang kelas itu dengan tatapan pasrah. Ya, ampun. Cobaan apa gue bisa dapet kelas hancur kayak gini? Pemilihan ketua kelas aja udah rusuh begini, pikir Mr. James gusar.
Tok... tok... tok... Mr. James mengetukkan penghapus papan tulisnya ke atas meja. "Mohon tenang semuanya. Karena jumlah suara untuk Hansel dan Byanca sama, maka untuk sementara Hansel akan menjadi ketua kelas dan Byanca sebagai wakilnya. Kita bersama akan melihat potensi kerja mereka, dan yang dianggap dapat bertanggung jawab akan menjadi ketua kelas kita," tutur Mr. James. Kemudian, pria tersebut menghapus papan tulis, dan bergegas membereskan mejanya. Mr. James pun keluar dari kelas X IPA 1 dengan langkah gontai.
"Woi, Byanca!" seru Jasmine sambil berbalik menghadap ke belakang. "Apa gue bilang? Sukses, kan? Lo tuh sebenernya bisa kalo mau berusaha," ucap Jasmine dengan wajah berseri-seri.
"Eh... lo gak usah pake pepatah klasik buat disambung-sambungin sama konteks kayak gini, dong. Gaje tau nggak?" sahut Byanca dengan kesal. Mana bisa gue jadi deket sama Mr. James hanya dengan jadi ketua kelas? Lagian rasanya imposible aja. Kenapa semuanya jadi aneh, sih? pikir Byanca kesal.
"Ya udah. Terserah lo aja, deh. Gue juga udah nyerah buat lo," ucap Jasmine sambil cekikikan. Byanca mendengus sebal. Namun, dalam lubuk hatinya yang terdalam, ia tahu bahwa dirinya akan merasa bahagia jika dapat berada dekat Mr. James.
***
Dengan sepeda elektriknya, Byanca pulang menuju rumahnya yang berada tak jauh dari sekolah. Kali ini, ia hanya sendirian lantaran moodnya yang sedang memburuk. Dengan berbagai pertimbangan yang telah terpikirkan sebelumnya, Byanca tahu bahwa keputusannya kali ini tidak akan mempengaruhi persahabatan mereka. Maka, Byanca memutuskan untuk menenangkan pikirannya dahulu hari itu.
Sesampainya di rumah, Agnes segera membukakan pintu dan menyambut Byanca. "Kok sendirian? Temen lo yang lainnya pada ke mana?" tanya Agnes bingung. Tak biasanya ia melihat Byanca pulang sendirian dengan wajah murung seperti itu.
"Ya, gue lagi bad mood aja, makanya pulang sendirian," sahut Byanca singkat, kemudian segera masuk ke rumah dan melewati Agnes yang masih berdiri di depan pintu. Agnes yang tidak mengerti apapun dengan kejadian di sekolah tadi hanya bisa mengangguk pura-pura mengerti.
Dengan cekatan, Agnes segera menghidangkan santapan siang yang baru saja dimasaknya tadi di atas meja makan. Makanan lezat yang begitu menggiurkan itu rupanya tetap tak dapat memperbaiki mood Byanca. Byanca mengambil sepotong tahu dan sesendok sambal terasi, kemudian makan dengan lesu.
"Eh, Nes... menurut lo gue baik-baik aja nggak, sih setelah masuk SMA Harapan Bangsa?" tanya Byanca tak jelas.
"Hah? Baik-baik yang gimana? Gue gak ngerti sama pertanyaan lo," ucap Agnes sambil lalu. Agnes lalu mengambil beberapa sendok sup bayam ke dalam mangkuknya sendiri. Mungkin Agnes adalah satu dari seratus ribu pembantu yang bebas melakukan apapun di rumah majikannya. Byanca sendiri tak pernah menganggap Agnes sebagai pembantunya, melainkan sebagai teman bermain yang membantunya mengurus pekerjaan rumah dan mengisi kekosongan hidupnya di rumah.
"Ya... maksud gue... gue itu jadi berubah nggak, sih setelah masuk SMA Harapan Bangsa?" jelas Byanca asal-asalan.
"Kayaknya pertanyaan tadi sama pertanyaan barusan sama-sama gak jelas, deh. Hahaha..." canda Agnes. Melihat wajah Byanca yang semakin tertekuk-tekuk, Agnes segera memperbaiki kalimatnya. "Hihi... gue jawab, deh. Buat gue, dari dulu, sekarang, dan sampai selama-lamanya, lo itu tetep Byanca yang gue kenal waktu empat tahun yang lalu. Lo tetep Byanca yang cerewet, bawel, tapi bikin bahagia," kata Agnes dengan tulus.
"Hehe... thanks, Nes. Gue balik ke kamar dulu, ya," ucap Byanca dengan gembira. Rupanya, antusiasme-nya sudah kembali sejak mendengar penuturan Agnes tadi.
***
Di kamarnya yang sepi dan terasa kosong itu, Byanca merebahkan tubuhnya di atas spring bed. Namun, tiba-tiba Byanca sadar bahwa ia belum berganti pakaian dan membereskan barang-barangnya sejak pulang sekolah tadi. Sepertinya, hari ini Byanca terlalu bad mood hingga merupakan rutinitas yang dilakukannya setiap hari.
Byanca segera merapikan barang-barangnya, kemudian duduk di hadapan meja belajarnya. Ia meraih handphonenya yang diletakkan di ujung meja belajar, kemudian membuka aplikasi Instagram. Di simbol direct message, Byanca melihat satu pesan terkirim untuknya. Awalnya, Byanca berpikir bahwa pastilah itu dari Jasmine, Elsha, atau Sheryl yang sedang menggodanya mengenai kejadian tadi siang. Byanca hampir saja hendak kembali ke beranda, namun matanya menangkap username asing yang tertera di situ.
@avada_kedavra? Gila. Ini pemilik akun gaje banget. Siapa pemilik akun ini? pikir Byanca ketus. Kesan pertama Byanca adalah bahwa pemilik akun itu pasti seorang yang menjengkelkan-dilihat dari usernamenya yang gila dan menyebalkan. Byanca tak langsung menerima permintaan pesan itu, ia memutuskan untuk stalk akun tersebut terlebih dahulu.
Pada feeds akun tersebut, rupanya Byanca tak dapat menemukan hal-hal yang membenarkan kesan pertamanya bahwa pemilik akun itu menjengkelkan. Byanca hanya melihat foto-foto panorama yang diambil dengan ilmu fotografi yang tinggi. Apa mungkin dia fotografer? Tapi, kenapa username-nya gaje kayak gini, sih?
Akhirnya Byanca kembali ke roomchatnya. Ia membaca pesan tersebut, barangkali pesan yang dikirimkan dapat menjadi penanda identitas pemilik akun mencurigakan itu.
Hai, Byanca. Ini aku Hansel kelas X IPA 1. Semoga kita dapat menjadi partner yang baik saat pemilihan ketua kelas nanti, ya.
Baiklah. Jadi itu Hansel teman sekelasnya? Dan apa maksudnya mengenai pesan yang-menurut Byanca-sangat tidak jelas itu? Byanca tahu bahwa ia akan bekerja sama dengan Hansel nantinya, hanya saja mengapa Hansel harus mengirimkan pesan canggung seperti itu? Byanca sama sekali tidak mengerti dengan cara berpikir cowok itu.
大家好! Akhirnya Teacher's Love Story comeback setelah sekian lama gak update cerita baru. Because, kemarin itu aku dikejar-kejar sama dateline lomba novel Ellunar Publisher, hehe... and maybe selanjutnya aku mau ikutan perburuan naskah novela-nya BasaBasi, wkwkwk... Pokoknya mulai sekarang aku bakal semangat update Teacher's Love Story. Semoga gak ngaret lagi, yaa.
Contact Auhor behind the words -- Instagram: @jessieyicha
Email: [email protected]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro