#4 I'm Nothing in Your Eyes
Now playing: Qin AiDe, Tong Xue (My Lovely Classmate)
Aku tak dapat menemukan alasan yang logis untuk menyukaimu, karena semuanya hanya berawal dari tatapan mata dan seulas senyum yang kau berikan untukku.
"Byanca, lo lagi ngapain?" tanya Jasmine sambil menutup mulutnya. Matanya terlihat sedikit menyipit, sepertinya ia baru saja menahan tawa.
Byanca yang sedang menoleh ke arah luar jendela segera mengalihkan pandangannya kepada Jasmine. "Hah... gue kenapa?" tanyanya lagi.
"You are blushing," ucap Jasmine yang disambut dengan tawa oleh ketiga temannya yang lain.
Byanca memegang pipinya, yeah... sepertinya wajahnya memang agak menghangat. Aaahh... kenapa rasanya begitu memalukan seperti ini? Ia hanya menyaksikan Mr. James melemparkan senyum sekilas kepadanya tadi. Kenapa reaksinya sangat mencengangkan seperti ini? Eerrgh... Byanca benar-benar tak dapat mengontrol suasana hatinya sekarang.
"Eh... gue nggak papa, kok," sahut Byanca singkat.
"Emang lo anak mama, sih," canda Elsha. Byanca hanya mengerucutkan bibirnya ketika mendengar kata-kata yang dilontarkan Elsha barusan.
"Sebahagia lo, deh," ujar Byanca, kemudian merebut kertas hasil tesnya dari tangan Jasmine. Ia memasukkan lembaran putih tersebut ke dalam tasnya.
"Baiklah, semuanya. Saya akan segera mengajar kelas lain. Saya mohon bersikaplah yang baik terhadap setiap guru yang mengajar, karena tidak semua guru mempunyai rasa toleransi yang besar seperti saya, haha..." kata Mr. James sambil berjalan keluar dari kelas.
***
"Nantinya kalian menemui bermacam kata-kata yang merujuk pada kemungkinan, seperti perhaps, probably, dan maybe atau semacamnya. Ketiga kata hubung tersebut, meskipun mempunyai makna yang sama, tapi cara peletakkannya pada kalimat berbe..."
Krrriiingg...krriiingg... bel istirahat pertama pun berbunyi. Seluruh kelas langsung bersorak kegirangan. Siswa laki-laki segera berlari keluar dari ruang kelas, sedangkan siswa perempuan membentuk gerombolan di belakang kelas. Kebanyakan dari mereka yang berkumpul di belakang kelas itu adalah para siswi yang suka bergosip dan membicarakan orang lain. Jelas saja, gank Byanca tidak bergabung dengan kelompok itu.
Mrs. Levy berkacak pinggang melihat murid-murid yang mengabaikan eksistensinya. Ia jelas-jelas belum menginzinkan mereka keluar tadi, ia bahkan belum sempat menyelesaikan kalimatnya. Begitu bel istirahat berbunyi, suasana perhatian yang diciptakannya dengan susah payah itu segera hancur begitu saja. Seketika.
"Guys, kita ke kantin aja, yuk! Gue laper, nih," kata Elsha sambil memegang perutnya yang sudah berbunyi berkali-kali sejak pelajaran Bahasa Inggris dimulai.
"Yuk! Gue juga pengin jalan-jalan," sahut Byanca.
Keempat gadis belia itu pun segera meninggalkan kelas dan menuju kantin yang terletak di dekat gerbang belakang sekolah. Byanca mengambil duduk dengan asal di salah satu kursi melingkar yang terletak di tengah kantin. Jasmine dan Sheryl menyusul duduk di kanan dan kiri Byanca, sedangkan Elsha segera berlari dengan semangat menuju gerobak nasi bungkus di kantin.
Sementara Elsha makan dengan lahap, dan Sheryl sibuk membaca novel tebalnya, Byanca dan Jasmine mengisi waktu istirahat itu dengan berbincang-bincang santai.
"Eh... Min, menurut lo Mr. James, tuh cool nggak, sih?" tanya Byanca sekadar basa-basi.
"Kok tiba-tiba ngomonginnya Mr. James?" sahut Jasmine sambil tersenyum nakal. "Ada apa-apa, nih ya? Kasih tahu, dong."
"Ih... apaan, sih? Cuma tanya aja, kok. Nggak mau jawab, ya udah," kata Byanca dengan kesal.
"Hehe... iya iya. Gue, 'kan mau nyenengin hati sahabat gue. Tadi kenapa pertanyaannya? Oh... Mr. James cool atau nggak? Ehm... definisi cool menurut orang, 'kan beda-beda, jadi..." kata-kata Jasmine yang membingungkan itu hanya diakhirinya dengan bahu yang terangkat saja, menandakan bahwa ia tidak tahu.
"Ih... lo itu, ya. Udah ditungguin, akhirnya cuma gitu. Makanya itu, karena definisi cool menurut orang itu beda-beda, makanya gue tanya sama lo. Gimana, sih?" gerutu Byanca sambil menyilangkan kedua lengannya di depan dada.
"Ooo... oke, oke," kata Jasmine sambil cekikikan. "Ehm... Mr. James... menurutku semua cewek juga bakal nganggep dia keren. Cara jalannya, cara ngomongnya, perhatiannya sama murid... ya gitulah, lo tahu sendiri, kan?" ujar Jasmine.
Byanca mengangguk-anggukkan kepala tanda menyetujui pernyataan Jasmine. "Nah... tu kalo gue ngomong yang baik-baik tentang Mr. James lo setuju. Tapi coba kalo gue bilang Mr. James, jelek, sok ganteng, aneh, nggak waras, genit, lo pasti bakal hancurin kepala gue, 'kan?" kata Jasmine dengan nada protes.
"Ya, iyalah. Jawaban lo nggak logis, sih," ucap Byanca sambil tertawa.
Sesaat, tidak ada seorang pun dari Byanca dan Jasmine yang saling mengajak berbicara. Tiba-tiba, Byanca melontarkan pertanyaan yang membuat Jasmine bingung. "Menurut lo, Mr. James udah punya cewek belum, ya?"
"Hah... mana gue tahu kalo soal begituan. Gitu-gitu, 'kan biasanya lo lebih update. Kenapa nggak tanya langsung sama Mr. James?" sahut Jasmine dengan santai.
"Iih... emangnya gue siapanya? Nanya hal personal kayak gitu," ucap Byanca berusaha terlihat santai, namun ia menundukkan kepalanya dan ekspresinya menunjukkan perasaan kecewa.
Jasmine memutuskan untuk tidak menanyakan hal tersebut lagi kepada Byanca. Namun, ia sepertinya mengerti sesuatu, tentang isi hati Byanca saat ini.
***
"Selamat siang, semuanya. Sepertinya hari ini kita harus mulai memilih calon pengurus kelas kita. Ke depannya, saya ingin yang menjadi pengurus kelas adalah orang yang memegang tanggung jawabnya, sehingga di akhir tahun nanti kita dapat berjuang bersama-sama untuk mendapatkan bendera kelas terbaik, haha..." kata Mr. James di depan kelas X IPA 1. "Tidak, saya tidak benar-benar berharap kelas kita mendapatkan bendera merah itu. Saya hanya ingin semuanya merasa nyaman di kelas ini, dan menganggap sekolah ini sebagai tempat tinggal kalian sendiri," tambah Mr. James sambil menebarkan senyum memesonanya ke seluruh isi kelas.
Byanca yang duduk di ujung belakang kelas menumpangkan dagunya di kedua punggung tangannya. Matanya sama sekali tak dapat beralih ke tempat lain ketika melihat senyum yang mengembang di wajah Mr. James. Aaahh... gue lagi mikirin apa, sih? pikir Byanca sambil mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Mungkin sebaiknya kita mulai dari memilih ketua kelas dan wakilnya? Jadi, siapa yang ingin mencalonkan diri?" tanya Mr. James melanjutkan penjelasannya.
Jasmine memutar sedikit kursinya ke belakang, kemudian menatap Byanca sambil menaikkan alisnya. "Gimana? Lo mau jadi calon nggak? Kalo lo terpilih, lo bakalan lebih banyak berurusan sama Mr. James dibanding yang lainnya," ujar Jasmine dengan suara pelan, kemudian ia segera kembali menghadap ke depan.
Gue? Jadi ketua kelas? Nggak salah, tuh? Mana mungkin ada yang milih gue? pikir Byanca sambil menertawakan dirinya sendiri dalam hati.
***
Halo, semuanyaa... Maaf atas keterlambatan update chapter 4. Semoga kalian enjoy, ya mengikuti tulisanku yang nggak berfaedah ini, hehe...
Oh, ya! Ada pengumuman, yang sebenernya aku juga nggak tega gitu. Hiks... mungkin cerita ini nggak bakal update chapter baru lagi selama tiga minggu ke depan. Tolong jangan pergi, yaa... jangan tinggalkan cerita ini, karena nanti Byanca juga bakal nangis kalo kalian semua ninggalin dia.
Jadi, selama 3 minggu ke depan aku mau bertapa dulu <PLAKK :D>. Ya gitulah istilahnya. Aku mau cari ilmu dan riset dulu untuk penulisan novel latar klasik ku yang satunya. Mohon dukungannya, ya man-teman. Bai bai, I lope you, all!
Instagram: @jessieyicha for personal account
@storywith.jessie for Wattpad story update
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro