Tattletale - 8 - Latihan
Abel harus memaksakan dirinya untuk mendatangi arena latihan. Dari jauh, bau busuk para anjing itu sudah lebih dulu menyapa lubang hidungnya, membuat alisnya mengernyit. God, dari seluruh indra yang disisakan The Deity pada kaumnya, kenapa harus penciuman sih? Kesahnya sebelum otaknya memberikan tatapan sinis dan nyinyiran betapa tololnya ia akan pemikirannya itu. Jelas ia perlu indra penciuman jika ingin mencari makanan di hutan. Meskipun tidak setajam jenis lainnya, tapi hidungnya ini cukup berguna.
Arena latihan itu dikelilingi pohon-pohon berukuran besar, sengaja Codru tebang bagian dalamnya, membentuk lingkaran agar ada lahan kosong untuk berlatih. Lahan yang mereka miliki cukup terpencil sehingga tidak ada ketakutan akan kedatangan manusia ke sini.
Semakin dekat, telinganya menangkap geraman dan juga teriakan kesakitan yang membuat bahunya semakin melorot. Kalau dalam tahap ini, berapa lama waktu yang harus dihabiskan mereka untuk berlatih? Kalau dengan empat serigala saja kawanan anak baru itu sudah kewalahan.
Abel berdiri di perbatasan antara arena dan pepohonan. Diam di antara bayangan pohon-pohon rindang yang menahan cahaya matahari menerobos masuk. Mengamati sekitar arena itu, tiga serigala dengan puluhan vampir.
"Lawan yang seimbang." Sinisnya. "Seharusnya memang mereka ditinggalkan saja di tengah hutan dibanding bikin repot."
Hidungnya kini menangkap aroma busuk itu lagi, bedanya lebih dekat sehingga tubuhnya berubah kaku. Telinganya fokus untuk mencari apalah ada suara sesuatu di sekitarnya. Bahkan hanya suara angin yang bertiup di antara daun membuatnya menoleh.
"Shit." Desisnya. Hanya tiga serigala di arena dan itu berbulu hitam serta cokelat, ia tidak melihat serigala milik Serghei yang berwarna abu-abu di sana. Yang lebih buruk dari latihan bersama mereka adalah berada di satu tempat berdua saja dengan pria itu.
Buru-buru ia berlari memasuki arena, mendapatkan pada omeganya Serghei yang tidak ia tahu namanya. Dengan alasan sederhana, pria di hadapannya ini berada di bawah tingkatan Serghei, tetapi berada di atas dua lainnya. Pria itu juga yang bertugas untuk berjaga di perimeternya. Dan juga, ia terlihat bersalah setelah membuatnya luka kemarin.
"Apa inti dari latihan ini pembantaian? Mereka hanya berusaha untuk mengalahkan kawananmu tanpa ada strategi."
"Aku perlu tau seburuk apa mereka."
"And the verdict?"
"Jauh lebih buruk dari bayanganku."
Abel meringis, memang ini buruk. Tapi diucapkan oleh orang lain membuatnya berkali-kali lipat lebih parah. Kedua tangan Abel memasuki kantung jaketnya, ia tidak punya pilihan lain selain bekerja sama. Toh ini untuk kepentingannya sendiri.
"Apa kau punya rencana untuk latihan mereka?"
"Aku berencana untuk mengadakan one-on-one, membuat pasangan agar tidak main keroyok seperti sekarang."
"Main keroyok pun mereka masih gak ketolong." Bisiknya sebal yang dibalas tawa oleh pria di sebelahnya itu.
Tiba-tiba saja ada tangan yang menjulur ke arahnya, "Aku Adam. Kita sering melihat satu sama lain, tapi tidak pernah tegur sapa."
Ia memandangi tangan pria itu cukup lama sebelum menjabatnya dan memberikan senyuman simpul, "Abel. Itu karena aku memang tidak tertarik untuk mengenal kalian, ini pun kalau bukan Codru yang meminta aku ogah berada di sini." Ucapnya lalu melepaskan tangan pria itu, mengelap tangannya di dalam jaket.
Adam tertawa terbahak-bahak mendengar kejujurannya. Sedangkan ia bingung karena kejujurannya itu bertujuan untuk menyindir bosnya ketimbang beramah-tamah padanya.
"Adam, kau kembali ke sana dan latih mereka ketimbang mengobrol." Kecam suara serak dari belakangnya dengan nada datar, hampir membuat Abel mencelat dan melompat ke dahan pohon.
"Bukannya kau bilang tadi aku mengawasi saja sambil menentukan harus membuat latihan seperti apa?" protes Adam.
"Perubahan rencana. Kau kembali ke sana dan aku yang akan membuat rencana latihan."
"Tapi, kau akan kembali sore ini--"
Bibir Serghei berkedut karena mendengar setiap ucapannya yang dibantah oleh omeganya. Omong-omong, apa memang jenis mereka diberkahi dengan tubuh yang berukuran besar? Karena keempat anjing yang berada di sini memiliki ukuran yang tidak jauh berbeda. Meskipun memang, Serghei yang memiliki tubuh paling besar di antara yang lainnya.
Abel dapat mendengar geraman dari tenggorokan Serghei yang membuat Adam menundukkan kepalanya dan pergi untuk mematuhi perintah.
Yak, ini juga pertandanya untuk pergi dari sana. Baru ia memutar tubuh dan hendak melangkah pergi, hoodie jaketnya ditarik hingga membuatnya tercekik.
"Kau tidak perlu rencana untuk latihannya?"
"Tidak, Adam sudah menjelaskannya."
8/11/21
Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw.
Thank you :) 🌟
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro