Tattletale - 7 - Berengsek Betul
Abel membuka lalu menutup mulutnya berkali-kali, tidak ada stau pun kalimat yang terucap karena kerongkonganmya seperti tersumpal bongkahan batu berukuran besar.
"Aku mau bilang breathe, tapi kau sudah tidak bernapas." Candaan tidak lucu Codru itu membuatnya menatap sinis. Kalau tatapan dapat membunuh, pria itu sudah menjadi abu dan diterbangkannya dari menara kastil ini dengan tari-tarian penuh kemenangan.
"Aku menolak. Lebih baik bokongku menempel di batu ini ketimbang berada di bawah sana." Ketusnya begitu ia dapat berbicara normal.
"Aku tidak memberikan tempat untukmu menolak, Bel."
Ia mendelik, bibirnya gatal untuk mengajukan protes dengan teriakan, tapi ditahannya. Tidak mau ada banyak orang yang mendengarnya meneriaki Codru, pria di hadapannya ini masih seorang The Ruller dan ia harus menjaga wibawanya. "Kau barusan bilang berbicara dan itu berarti terbuka untuk diskusi!"
Codru melipat tangannya, membuat kemeja yang selalu rapi itu sedikit kusut lalu memberikan gelengan kepala. "Itu artinya aku bicara dan kau mendengarkan lalu melakukannya." Ucap Codru, memperjelas bahwa sama sekali tidak memberikan ruang untuk diskusi sedari awal pria itu mendatanginya.
Abel menutup wajah dengan kedua tangannya. Salahnya yang berpikir terlalu tinggi pada pemimpin tirani seperti Codru. Apa yang pria itu ucapkan adalah perintah yang harus dilakukan olehnya. Rasa frustrasinya sudah mencapai ubun-ubun dan tiap saat siap mengeluarkan lahar panas.
"Apa tidak bisa Marius saja yang melakukannya?"
"Tidak. Serghei secara khusus memintamu yang melakukannya." Terang Codru tanpa menutupi apa pun. Setidaknya, hal ini yang disukainya dari pria itu. Meskipun tetap saja menyebalkan. "Jangan memukul tembok yang baru selesai dibangun, Bel." Sambung pria itu saat satu tangannya sudah terkepal dan hampir saja dilayangkannya. Sedetik kemudian ia tetap saja memukul tembok tidak bersalah itu sambil membayangkan wajah Codru di sana.
Batu-batu di tembok itu berubah menjadi serpihan kecil setelah bunyi debuman menghantam. Rasa kesalnya tidak juga hilang, mungkin baru akan pergi ketika ia mencekik pria di hadapannya ini? Namun, belum sempat ia melakukannya pasti kepalamya sudah terpisah dari tubuhnya.
"Bukan tembok itu yang mau aku pukul, Codru."
"Crystal clear. Tapi tetap saja kau harus melakukannya. Latihan dengan mereka akan merangsang para anak baru itu untuk lebih kuat, Bel. Nature kita itu tidak mau kalah, apalagi dari kawanan serigala. Kita sekarang membutuhkan mereka."
"Dan kau menukarku dengan itu."
Codru berdecak pelan, "Kau mengatakannya seakan-akan aku menjualmu untuk dijadikan budak. I'm simply just want you to train with them."
Ia memandang sengit pada pria itu yang selalu menganggap semua hal adalah perkara sederhana. "Itu sama dengan kau membawa sapi ke tempat sembelih."
"Sapi tidak ada yang sekuat kau." Balasnya ringan yang membuat Abel mendengkus.
Seberapa pun tidak sukanya ia akan ide ini, Codru ada benarnya. Mereka membutuhkan latihan intensif untuk para anak baru dan siapa lagi yang dapat membangunkan jiwa kejam jika bukan para anjing itu? Sejarah kelam jenis mereka selalu memicu bersitegang. Hasrat balas dendam kaumnya harus dikubur dalam-dalam karena perjanjian sialan itu juga. Perjanjian yang membuat Serghei mau tidak mau berhenti membakar dan menjadikan mereka abu.
Tapi, seingatnya, bukankah Serghei masih terus melakukannya secara diam-diam bahkan setelah perjanjian itu disetujui bersama? Cerita-cerita mengenai bagaimana Serghei menyiksa adalah mimpi buruk bagi kaumnya. Siang menjadi waktu yang menyeramkan, sedangkan bulan penuh itu seperti hukuman mati bagi mereka.
Ia mendorong mimpi buruk itu di sudut kepalanya dan fokus pada apa yang berada di hadapannya sekarang.
"Berhenti memuji, Codru. Kau tidak akan mendapatkanku yang akan dengan senang hati melakukan perintahmu."
Codru mengangkat bahunya sekali, "Aku tidak perlu kau melakukannya dengan senang hati." Kata Codru yang membuatnya semakin dongkol.
Memang berengsek betul.
"Kapan akan mulai?" tanyanya, ia perlu mempersiapkan diri serta mentalnya jika memang harus berhadapan dengan para anjing itu. Setidaknya emosinya harus terjaga agar tidak memancing keributan di antara mereka. Yang mana itu sulit mengingat kadar emosinya yang meletup-letup akhir-akhir ini.
"Besok."
Jawaban singkat Codru kembali membuatnya bengong sebelum emosinya yang tadi sempat reda kembali bergejolak.
"Apa kau sinting?!"
"Serghei sangat bersemangat melatih mereka, Bel. Aku bisa apa?" cengiran mengejek Codru muncul selama ia berbicara. Tahu apa yang sedang berkeliaran di pikirannya yang kini sudah dibanjiri makian dari berbagai macam bahasa.
"You are dismissed. Kau bisa mempersiapkan diri untuk berlatih besok. A little advice, wear something less revealing." Codru menatap pada tubuhnya dengan mata yang memicing lalu melesat keluar dari sana sebelum satu bongkah batu melayang ke wajah pria itu karena ucapannya yang memicu memori buruk.
BERENGSEK!
7/11/21
Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw.Thank you :) 🌟
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro