Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Tattletale - 15 - Serangan Dadakan

Abel tidak banyak mengikuti latihan, ia lebih banyak berbicara dengan Adam meskipun sudah berkali-kali Serghei menegaskan kalau ia yang bertanggung jawab mengenai latihan ini. Dan kini ia dapat bernapas lega lantaran Serghei tidak juga kembali ke tempat ini meskipun dua minggu sudah berlalu semenjak pria itu pergi.

Arena latihan serta sisi barat kastil Codru kini dipenuhi dengan kawanan serigala dengan tubuh besar. Beberapa dari mereka memberikan sikap ramah sedangkan yang lainnya memandang rendah mereka. Hal yang membuat Abel dengan senang hati meladeni mereka di arena. Meskipun harus mendapatkan luka di akhir hari, ia puas dengan hasil pertarungan mereka. Setidaknya puas melihat wajah mereka yang tidak percaya dikalahkan oleh perempuan satu-satunya di sana. Ia bergantian dengan Marius yang entah bagaimana mengendus sesuatu yang salah dari pengaturan latihan ini.

"Yang aku bingungkan, kenapa Serghei yang notabene tidak pernah menyukai kita rela membuang waktunya untuk merencanakan latihan ini sendiri?" tanya Marius pada suatu waktu setelah ia menolak permintaannya untuk bertukar posisi selama beberapa jam.

"Mana aku tahu, kau tanya saja pada Codru."  Abel memalingkan wajahnya. Menyibukkan diri dengan berpura-pura melihat latihan lalu meneriaki seseorang atas kesalahan kecil yang dibuat. Apa pun untuk mengalihkan perhatian Marius darinya.

"Kalau kau tipe-tipe dengan dada dan bokong besar lalu memakai pakaian seksi aku dapat memaklumi jika ia tertarik denganmu." Marius meletakkan kedua tangannya di depan dada seakan tengah menangkup sesuatu. "Tapi, kau...seperti papan." bibir Marius berdecak sebelum menyambung ucapannya. Memerhatikan Abel dari atas hingga ke bawah untuk menemukan apa yang dilihat oleh Serghei darinya.

"Berani kau melihatku seperti itu dan mengatakan sesuatu yang seksis akan aku colok matamu." Desisnya galak. Ia sudah hidup terlalu lama untuk mendengarkan hal-hal seksis dari para pria, terutama anak manusia. Padahal Abel jauh lebih kuat dibandingkan mereka.

"Galak pula," bisik Marius pada dirinya sendiri. "Apa ada sesuatu yang aku tidak ketahui di antara kalian?"

Abel kembali meneriaki salah satu anak baru dan mengabaikan pertanyaan Marius. Biasanya memang Codru tidak selalu memberitahu misi yang diberikan peia itu pada masing-masing di antara mereka. Jika bukan si penerima misi itu yang berbagi, maka kemungkinan besar satu sama lain di antara mereka tidak ada yang tahu.

"Aku mencium sesuatu yang kalian sembunyikan, apa pun itu aku akan tahu suatu saat nanti." Oh, itu adalah ancaman Marius secara halus. Abel merasakan ngeri seketika.

"Kau berisik sekali. Aku akan pergi tidur. Kau bisa melakukan apa pun di sini."
Marius mengeluarkannya seringai licik andalannya, "Jaga dari menara, Bel. Tidak ada yang berjaga dari sana."

Kalimat terakhir Marius itu menjadi akhir perbincangan mereka selama dua minggu ini. Atau lebih tepatnya ianyang kabur ke menara jika Marius sudah muncul di arena. Mending ia ngacir dari sana sebelum Marius mengungkit sesuatu atau membicarakan penemuannya. Abel seperti main kucing-kucingan dengan Marius sekarang.

Kembali dari jauh ia menangkap daun-daun yang bergerak membentuk garis lurus menuju kastil. Dari kecepatan dan aroma yang diciumnya, ia yakin itu adalah salah satu dari kawanan Serghei.
Abel mengendus lebih dalam lagi, ada aroma yang sedikir berbeda dari kawanan yang datang sekarang. Ada sedikit aroma tengik  menguar di udara yang menyadarkannya akan sesuatu.
Tangannya mencari ponsel yang seharusnya berada di saku dan mengerang saat tidak menemukan benda itu, "Sial, ketinggalan di kamar kayaknya." Gerutunya. "Kawanan ini tidka mungkin lebih hebat dari milik Serghei kan?"

Tanpa pikir panjang Abel melompat dari menara dan mendarat di tanah kemudian melesat menuju hutan sebelum siapa pun tamu yang tidak diundang itu mendekati kastil.

Kakinya menjejak ke tanah hutan secara tiba-tiba ketika matanya menangkap empat serigala yang mondar-mandir di lahan kosong tempat dulu mereka mendirikan arena sebelum dipindahkan ke bagian belakang kastil, agar lebih tersembunyi.

"Kalian tidak punya urusan di sini." Abel berdiri tegak, sama sekali tidak gentar meskipun kalah dalam jumlah. Matanya tidak henti fokus pada empat serigala yang masih bergerak di sekitarnya. Geraman dan rauman mereka mengisi suara di hutan, membuat hewan-hewan berukuran kecil kembali ke tempat persembunyiannya.

Mereka sempat diam selama beberapa detik hingga salah satu serigala berwarna cokelat yang berada di sisi kirinya mulai bergerak cepat ke arahnya dengan moncong yang lamgsung mengincar leher Abel. Ia melontarkan tubuhnya ke pohon berdahan besar dan tinggi sebelum lehernya menancap di taring serigala itu.

Abel tidak sempat mencerna apa pun lagi ketika tubuhnya terdorong ke depan hingga ia kembali berada di tanah dan kini dikelilingi oleh serigala. Ia merintih karena tubuhnya yang tiba-tiba saja menghantam tanah dan membuat debu-debu berterbangan. Ia lengah karena terlalu kaget dengan serangan dadakan hingga tidak memikirkan kemungkinan akan adanya serigala lainnya yang bersembunyi di suatu tempat.

Amarah menguasainya dan ia balik menyerang, menendang serigala yang pertama menyerangnya hingga terpelanting ke tembok besar yang masih tersisa dari tempat pelatihan mereka dulu. Baru selesai ia menendang, serigala lain langsung menggigit lengan dan yang lainnya menggigit pahanya, mengoyak daging yang menempel di tulangnya hingga ia berteriak nyaring dan kedua dengkulnya membentur tanah dengan hingga menimbulkan bunyi debuman kencang.

Empat serigala mengelilinginya dengan geraman yang tidak henti bergaung di telinga. Oh, kalau saja ia mendengarkan ucapan Codru menggenai betapa pentingnya ponsel, ia tidak akan berakhir seperti ini, gerutunya pada diri sendiri.

Ia memicingkan mata, menyadari kalau mudah saja bagi empat makhluk jahanam ini untuk mengakhiri nasibnya di sekarang juga, tapi kenapa mereka justru hanya mondar-mandir?

19/11/21

Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw.Thank you :) 🌟

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro