Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Tattletale - 14 - "Bring It On, Big Guy"

"Bel, apa yang kau pikirkan?"

Satu pertanyaan itu menariknya dari bayangan yang membuat sekujur kulitnya sepeeri dilumuri bara api. Abel harus mengedipkan matanya berkali-kali untuk menghilangkan kabut gairah yang menyelubungi netranya.

Ia menelusuri sekelilingnya, menyadari kalau alam bawah sadarnya telah terlalu lama dibiarkan menguasainya dan membiarkan Abel berada di satu ruangan yang sama dengan Serghei terlalu lama. Uh-oh, ini buruk.

"Kau tadi bilang sesuatu?" tanyanya kikuk. Tertangkap basah tengah melamun adalah suatu hal yang buruk, terutama dengan objek lamunan yang berdiri di depan matanya. Bisa-bisa pria itu besar kepala hinga kembali meledakkan kastil ini.

"Aku bilang ada baiknya kita memisahkan apa yang terjadi di waktu lampau dengan sekarang."

Abel menyeringai, memperlihatkan kedua taringnya. "Karena sesuatu yang kau miliki dicuri oleh perempuan? Itu mengusik egomu?"

Namun, bukan Serghei namanya kalau balasan dari pria itu tidak berengsek. "Itu sebelum atau sesudah kau meneriakkan namaku berkali-kali?" Satu tangan Serghei yang berada di dadanya menekan satu titik di sisi kiri dan kanan bagian depan tubuhnya untuk menunjukkan waktu yang dikatakannya, "Tidak mungkin di antaranya kan? Karena kau terlalu sibuk untuk menyamakan skor."

Abel mendengkus, "Jangan memuji dirimu terlalu tinggi. Masih banyak yang--"

Bunyi kayu yang patah memotong apa yang mau meluncur keluar dari mulutnya. Matanya langsung fokus pada kursi yang diduduki oleh Serghei, kini bagian lengannya sudah patah karena remasan pria itu. Dengan otot yang menyembul keluar dari lengan berukuran besar itu, seluruh syaraf Abel untuk bertahan hidup muncul ke permukaan. Membuatnya siaga jika harus kabur dari serangan tiba-tiba Serghei.

Aura yang mengelilingi pria itu terlalu menyeramkan dan berat baginya. Tubuhnya sudah bersiap melontar ke sisi jendela di ruang kerja Codru yang selalu terbuka.

"Don't cross over that bridge, Abel. Kau tidak mau tahu apa yang dapat aku lakukan." Suara serak dengan geraman itu membuat rasa kesalnya timbul.

Abel tidak suka diancam, apalagi oleh makhluk yang ada di hadapannya ini. Apa haknya mengatur apa yang bisa dan tidak bisa dibicarakan oleh dirinya?

Abel mengangkat dagunya tinggi, "Kau dan aku punya kehidupan masing-masing, Serghei. Don't go gaga over me when you already have a mate of your own."

Rahang pria itu mengetat dengan urat-urat lehernya yang hampir menyaingi otot lengannya. Wajahnya memerah untuk menahan emosi yang Abel sendiri tidak tahu alasannya apa. Tatapan mereka berada dalam satu garis lurus, tidak ada yang berniat untuk memutuskan pandangan. Abel tidak suka kalah, terutama kalah dari para anjing yang sudah menjadi musuh bebuyutan kaumnya selama ratusan tahun.

Pada satu titik pria itu tampak mulai tenang, seluruh ototnya yang menonjol mulai hilang dan wajahnya sudah tidak lagi seperti banteng yang siap menyeruduknya. Meskipun tidak setenang sebelumnya, tapi tidak membuat Abel harus merasa terancam berada di satu ruangan yang sama dengan pria itu.

"Kau harus berhenti bersikap bermusuhan dengan orang yang menolongmu. Ada wibawa yang aku harus jaga di dapan kawananku dan aku tidak mau mereka menganggap aku membiarkanmu menginjak-injakku."

Abel terdiam, matanya masih tidak lepas dari netra yang kini sudah kembali berwarna cokelat, dengan sedikit sisa-sisa warna emas di sekelilingnya. Menandakan kalau Serghei berhasil mengendalikan emosinya lagi. Berbeda dengan kaumnya, kawanan Serghei masih lekat dengan insting hewannya, membuat tatanan rank sangat penting di lingkungan mereka. Ia tidak dapat bersikap seperti ini terus jika tidak ingin Serghei turut serta membawa kawanannya pulang. Dari desas-desus yang didengarnya, beberapa keliarga mundur untuk menyerang Codru karena tahu ada kawanan serigala di sini. Apalagi saat tahu bahwa Serghei, si iblis yang membawakan kematian pada kaumnya, turut serta membantu.

Namun, Abel tidak mengerti kenapa Serghei harus repot-repot memperingatkannya, mereka sudah sejak lama tidak menganggap satu sama lain ada dan Abel berencana membuatnya hingga akhirnya ia menjadi abu. Menempatkan seluruh jarak di bumi ini di antara mereka kalau bisa.

"Kalau kau tidak suka, kita bisa bertarung di arena. Itu dapat menjadi contoh juga untuk para anak baru itu latihan." Abel mengangkat bahunya santai.

Warna emas kini benar-benar hilang dari mata pria itu, bersamaan dengan emosinya yang sudah berganti dengan tatapan mengejek. "You not going to last long, sweet cheeks."

Abel mendekati pria itu, menggerakkan pinggulnya dengan seduktif sementara matanya tidak lepas dari serghei yang masih duduk dengan tatapan mengejek. Abel menundukkan kepalanya sehingga hanya berjarak sejengkal dari telinga Serghei sedangkan kedua tangannya memenjarakan pria itu.

"Bring it on, big guy," bisiknya, paham betul efek yang dimilikinya pada Serghei karena kini pria itu berhenti bernapas. Abel lalu menegakkan tubuhnya, "Kalau tidak ada lagi yang mau kau bicarakan, aku akan kembali ke kamarku." Sambungnya seakan tidak melakukan apa pun tadi, meninggalkan pria yang wajahnya kini kembali menegang dengan alasan yang berbeda.

18/11/21

Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw.Thank you :) 🌟

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro