Tattletale - 13 - Pertemuan Pertama
Mature content
Serghei menolak idenya, "Kenapa banyak sekali sih ikatan di sini?" gerutu pria itu, namun berhasil melancarkan misinya untuk membuat pakaian Abel jatuh ke lantai kayu.
Tubuh Abel masih sama kakunya dengan tangan yang terjuntai di kedua sisi tubuh. Serghei sendiri menikmati waktunya dengan menempatkan wajahnya pada ceruk leher Abel. Menarik napas dalam-dalam untuk mengisi paru-parunya, "Aromamu sangat enak, " bisik pria itu parau dengan godaan yang membuat Abel melupakan mencari cara untuk kabur dari sana.
Otaknya mulai membisikkan kalau menikmati hal ini tidak buruk juga, toh ia sudah lama tidak melakukannya karena sibuk meladeni ocehan Codru dan juga Marius. Belum lagi ada sesuatu yang menariknya pada Serghei ketika tatapan mereka berjumpa di kota tadi.
Serghei sedikit menundukkan tubuhnya dan meletakkan kedua tangan pada bokong Abel untuk mengangkatnya sehingga kedua kaki tidak lagi menginjak bumi. Kedua kaki dan tangannya secara otomatis melingkari Serghei yang berjalan ke arah bak mandi, menjaga agar tubuhnya tidak jatuh.
Mata Serghei tidak pernah lepas menatapnya, seakan memujanya dan memberikan ilusi kalau memang pria itu memiliki ketertarikan terlepas dari ramuan yang diberikan oleh Sorina.
Serghei menurunkannya pelan di atas bak yang berisikan air lalu menyusul masuk dan berada di belakangnya, tidak membiarkan Abel menjauh. Mengurungnya di antara kedua paha dan tangannya yang berada di atas bak. Mengeluarkan lenguhan puas begitu tubuhnya berada sepenuhnya di dalam air.
"Aku meminta mereka memberikan minyak ke dalam air, entah apa, tapi semoga kau suka." Serghei menarik tubuhnya yang kaku agar punggungnya menempel pada dada pria itu. Satu tangannya meninggalkan pinggiran bak dan kini bersemayam di atas perutnya dengan ibu jari yang terus memberikan gerak memutar. Mengalirkan listrik pada permukaan kulitnya.
Abel tidak tahu bagaimana pria di belakangnya ini dapat rileks dengan posisi mereka sekarang sedangkan ia kaku bagai kayu. Mau bergerak tapi salah-salah akan membangunkan macan tidur yang berada di dekat bokongnya.
"Aku akan menggosokmu, " ucap pria itu tiba-tiba dengan mengambil kain yang berada di pinggir bak. Tidak memberikannya kesempatan untuk menolak karena kini tangannya sudah menggosok mulai dari lengannya hingga ke leher serta dada dan seluruh bagian tubuh lainnya. Gerakannya tidak sensual, benar-benar hanya membersihkan tubuhnya dan melewatkan daerah-daerah berbahaya. Tapi tetap saja membuatnya panas dingin dan menggigit bibirnya kencang agar tidka mengeluarkan suara-suara aneh yang sudah tersangkut di tenggorokannya.
Serghei menepati janjinya dengan tidak melakukan apa pun ketika mereka mandi. Ia sendiri tidak menawarkan diri untuk balik menggosok pria itu dan memilih keluar dari sana.
"Ada pakaian di atas ranjang, kau bisa memakainya," kata Serghei ya g masih menggosok tubuhnya sendiri.
Abel mendekati ranjang dan mengenakan shift* yang ada di sana. Rambut dan tubuhnya yang masih basah membuat kain itu menempel di tubuhnya dan justru membuat siluet yang jauh lebih berbahaya di pantulan cermin yang sedang ditatapnya. Ini sama memalukannya dengan menggunakan bathing suit, keluhnya.
Suara air yang keluar dari bak membuatnya menoleh, Serghei keluar dari sana dan berjalan ke arah ranjang. Mengambil celana dan mengikat pinggangnya. Rambut panjangnya yang basah menempel di kulitnya secara berantakan.
"Kau tidak tidur?" pertanyaan Serghei membuatny tergagap, pria itu berbeda dengan apa yang ada di dalam kepalanya. Ia membayangkan seseorang yang keji dan kejam yang dengan mudahnya membantai kaumnya. Memaksakan diri kepadanya dan berlaku seenaknya. Kenapa pria ini sangat berbeda dengan apa yang orang-orang bicarakan?
"Tidur, " jawab Abel akhirnya. Ia mendekati ranjang dengan pilar yang hampir menyentuh langit-langit kamar ini di masing-masing sisinya. Drapes menjuntai di kedua sisi kanan dan kiri tempat tidur, diikat oleh kain yang membuat mereka tidak bergerak.
Serghei sudah berada di dalam selimut tebal berwarna merah marun, menariknya hingga ia terjatuh di atas tubuh Serghei, telinganya menempel pada dada pria itu. Mendengarkan detak jantung Serghei yang mengalun dengan pelan seperti musik di telinganya. Membuat Abel iri karena ia tidak akan pernah lagi akan merasakan debaran sampai kapan pun. Atau pun rasa hangat atau warna-warna yang muncul di kulitnya yang pucat. Suara napas Serghei pun membuatnya iri. Selama ini mereka terbiasa berpura-pura untuk mengatur gerakan di dada dan bahu agar menyerupai manusia karena kaumnya tidak memerlukan nafas untuk hidup. Membuatnya penasaran apa rasanya melakukan hubungan intim dengan pria ini? Saat masih menjadi manusia dulu, ia tidak pernah melakukan seks dan pengalamannya hanya dengan kaumnya. Toh, ia juga perlu membuat pria ini kelelahan.
"Kenapa kau diam?" tanya pria itu tiba-tiba.
Abel meletakkan kedua tangannya di atas dada telanjang Serghei untuk menyanggah dagunya. "Kenapa kau belum tidur?" tanyanya balik.
"Karena kau masih bangun." Serghei menjawab dengan matanya yang tertutup.
Abel memberikan senyum termanisnya, kedua kaki dan tangannya kini berada di sisi tubuh Serghei, balik memenjarakan tubuh pria itu dengan tubuhnya. "Kalau begitu, kita bisa melakukan hal lain yang dapat membuat kita berdua tidur nyenyak." Jari telunjuk tangan kananya menjalar dari leher Serghei menuju dada dan berakhir di perut, tepat di atas ikatan celana yang pria itu gunakan.
"Oh, ya? Seperti apa?" seberkas senyuman menghiasi bibir pria itu meskipun kedua tirai matanya masih tertutup.
Abel gemas karena pertahanan diri pria itu terlalu bagus untuknya yang sudah kelewat sabar ketika tangan Serghei bergulir di kulit basahnya tadi. Ia menutup jarak mereka dengan mendaratkan ciuman di bibir hangat Serghei, berbanding terbalik dengan miliknya yang selalu dingin.
Tidak ada kata lembut di ciuman itu. Nafsu menguasai seluruh gerakannya dengan tangan Serghei yang berada di pinggangnya yang juga tidak berhenti bergerak, mencari cara untuk menggaruk rasa gatal yang muncul di kulitnya yang tidak bersentuhan dengan Serghei.
Ciuman itu memang dirinya yang memulai, tetapi ketika Serghei juga berpartisipasi sama aktifnya, membuat api gairahnya terbakar semakin hebat. Abel tidak peduli apakah setelah ini ia akan terjun bebas ke mimpi buruk dan penyesalan karena justru tidur dengan pria yang mengincar kaumnya, tapi apa yang terjadi sekarang terasa benar. Setiap ciuman mereka membuatnya melupakan hal apa pun yang terjadi di luar tembok kamar ini. Yang diperlukannya hanyalah bibir Serghei berada di kulitnya dan tangan pria itu memuaskan dahaganya. Atau lidahnya atau dengan apa pun yang kini sudah menusuk bokongnya.
Kedua jemarinya membuka ikatan celan pria itu, menyingkirkan rasa malu ke belakang pikirannya karena ada yang lebih penting untuk dilakukannya sekarang, yaitu menarik satu-satunya kain yang menghalanginya.
Serghei terkekeh ringan tapi mengangkat bokongnya dari atas ranjang, membiarkan Abel menarik celananya lalu merangkak naik ke atas tubuhnya dan menyatukan bibir mereka lagi. Serghei membalas apa yang dilakukannya dengan merobek pakaiannya, membuat kulit mereka bersentuhan dan lenguhan yang sedari tadi tertahan di tenggorokannya keluar dari mulut. Satu lenguhan itu tampaknya membuat kesabaran Serghei menghilang karena kini meremas pinggangnya sedikit lebih kencang dan kembali mendominasi ciuman mereka. Sedikit lebih kasar dari yang biasa disukainya tetapi geraman dari dada Serghei bergetar semakin memantik gairahnya. Pria itu menelan seluruh lenguhan yang keluar dari mulutnya dengan rakus.
Abel mengabaikan alaram di kepalanya yamg berdering keras. Terutama ketika lenguhan yang keluar dari mulutnya mengalahkan suara itu ketika Serghei mulai menghujamnya. Pertama lembut lalu semakin kencang dengan tempo yang samgat cepat, menghantarnya pada ledakan bintang di balik bola matanya, disusul dengan gelombang gairah yang membuat seluruh tubuhnya dipenuhi euforia yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya.
13/11/21
*Shift: pakaian perempuan abad 18 berupa kain linen.
Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw.Thank you :) 🌟
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro