Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Tattletale - 1 - Rencana Si Sinting

Angin yang berembus tidak terasa dingin di kulitnya. Tidak peduli seberapa rendah suhunya sekarang, perempuan berambut pendek itu tampak tidak terusik. Tidak mengeratkan jaket berwarna hitam yang selalu dikenakannya, atau pun memasukkan tangan ke saku jaket agar lebih hangat. Ia masih duduk di bagian teratas kastil, matanya awas melihat sekitarnya. Setiap ada bunyi sekecil apa pun yang tertangkap telinganya, kepalanya akan otomatis menoleh ke sana. Memicingkan mata untuk menajamkan penglihatannya, memastikan tidak ada siapa pun yang memasuki teritori.

Ia mengesah saat tidak ada apa pun dan ia masih harus duduk dengan kaki terjuntai dari menara pengintai yang berdiri tegak, jauh dari tanah. "Bosan, bosan, bosan." Ulangnya berkali-kali dengan nada yang semakin naik dan akhirnya ia berteriak kesal.

"Berisik, Bel. Suaramu sumbang." Ketus Marius dari bawah sana. Kedua tangan pria itu berada di pinggang dan kepala menengadah, melihat ke arahnya dengan setengah tirai matanya yang tertutup.

Abel menjatuhkan dirinya ke bawah, menikmati saat-saat tubuhnya terlontar seperti peluru akibat gravitasi bumi yang menariknya ke bawah. Beberapa detik sebelum tubuhnya menyentuh tanah yang basah setelah hujan, tubuhnya memutar hingga telapaknya yang lebih dulu mendarat alih-alih punggungnya.

"Dan kau yang kini harus gantian menjaga di atas. Aku mau melihat latihan para anak baru." Ketusnya, menepuk bokong untuk menghilangkan debu-debu.

"Eits, tidak semudah itu. Codru mencarimu."

Abel mengerang kesal ketika rencananya untuk menendang bokong anak baru, yang mengira dapat dengan mudah mengalahkannya, sirna dalam sekejap.

"Apa lagi, sih? Memangnya tidak bisa menunggu besok?"

"Kau tahu kalau Codru anti menunda pekerjaan." Setelah mengatakannya pria otu sudah melompat tinggi ke setiap sisi kastil dan tiba di menara pengawas kurang dari sepuluh detik.

Kembali Abel berdecak, kecepatan dan kekuayan Marius memang jauh di atasnya, ia masih memerlukan 15 detik agar tiba di tempat pria itu duduk sekarang. Dengan langkah diseret, ia memasuki sayap kastil dan langsung menuju ruang kerja Codru, The Ruller.

Codru berada di belakang tumpukan buku yang ditulis oleh anak manusia. Pria itu bertekad untuk membuat jenis mereka dapat berbaur dengan sekitar agar dapat terus berkembang. Menurut teorinya, karena manusia terlalu cepat bertambah, sehingga mau tidak mau mereka harus mengikuti perkembangan zaman agar tidak ditelan peradaban.

Ia mendengkus, kalau memang jumlah manusia terlalu banyak, seharusnya The Deity meminta mereka untuk menguranginya, akan dengan senang hati dilakukannya.

"Ada apa?"

Codru berhenti membalik halaman buku yang dibacanya, "Bel, kau harus pergi ke salah satu tempat dan minjam sesuatu dari sana."

"Okay, apa yang harus aku curi?"

Codru menutup buku dan melihat ke arahnya dengan alis yang hampir bertaut. "Meminjam, Bel, bukan mencuri."

Abel memutar bola mata, "Kau tidak pernah mengembalikan apa pun yang kau pinjam, Codru. Itu sama saja dengan mencuri."

"Saat aku kembalikan mereka tidak membutuhkannya lagi, jadi aku harus bagaimana?"

Abel melihat Codru dengan tidak percaya. Alasan yang pria itu gunakan sangat buruk. Selama ini pria itu 'meminjam' sesuatu dan menghancurkan klan itu setelahnya. Bagaimana bisa dikembalikan coba?

"Aku mau kau mengambil blue print dari pack house Serghei." Ucap pria itu tenang dan ia yakin betul kalau Codru sudah sinting mendadak.

Ralat, pria itu memang sinting dari dulu, tapi kadarnya sekarang jauh lebih parah.

2/11/21

Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw.Thank you :) 🌟

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro