Bagian 18
Markenes kembali ditandu menuju panggung di tengah sawah yang sudah dipersiapkan. Semua wisatawan menjadi pengiring dari arak-arakan kelamin itu. semua turis bergunjing tentang kemolekan Markenes yang natural. Sayup-sayup musik dangdut koplo kesukaan Markenes terdengar.
Mendengar suara musik itu Markenes berdiri di atas tandu dan bergoyang. Bule-bule itu heboh, segera mencari enggel yang tepat untuk membidik Markenes dengan lensanya. Markenes tidak mempeduliakn kilatan blistz yang bersahut-sahutan. Ia tertap bergoyang dengan erotis, sensual, dan membuat semua kontol ngilu.
Pambudi yang bertugas sebagai pembawa acara membuka acara itu dengan suara yang manggaung, menggelegar, meruntuhkan dogma, etika, dan norma. Inilah perhelatan akbar "Tarian Dari Surga!" pekiknya. Dangdut koplo yang dinamis menghenyak gendang telinga, Markenes melompat dari tandu dan segera anik ke panggung yang berbalut kain putih menerawang itu. Ia pun segera menari dengan sangat gemulai, erotis, sensual, dan ini lah puncak keindahan Markenes.
Tak sekejap pun lenggak-lenggok indahnya lepas dari jepretan kamera. Tubuhnya yang bugil itu meliuk-liuk seperti ular kadut. Kadang-kadang bokongnya berputar bak gasing, dan puncaknya adalah hentakan bokong ke depan "Joss! Joss! Joss!" sambil tangannya membeliakkan kelaminnya. Penontonpun semua memuncratkan lendir dari kontolnya masing-masing. Selangkangan mereka semua becek.
Bule-bule gaek yang memaksa melaminnya muntah lendir terjungkal tak berdaya. Sedangkan yang masih perkasa masih terus menikmati "Tarian Dari Surga" sambil terus memainkan kelaminnya. Ketika puncak dari goyangan Markenes dengan memutar bokongnya dan menghentakkannya ke depan "Joss! Joss! Joss!" sambil tangannya membeliakkan kelaminnya bule perkasa itu muncrat lagi. Kali ini mereka kalah dengan Markenes.
Panitia menawarkan satu orang penonton untuk menari dengan Markenes dengan membayar $5000. Satu turis dari Prancis naik ke panggung dengan bugil pula. Kelaminnya besar dan panjang dan masih tegak berdiri menantang etika, dogma, dan norma positif. Kini keduanya bergoyang mengikuti rampak musik dangdut koplo yang dinamis.
Markenes menari sambil memainkan kontol bule prancis itu. kadang menempelkannya ke kelaminnya seseKali ia selipkan di belahan bokongnya yang membukit. Tangannya pun lincah gemulai meramu kelamin Prancis itu dengan tarian tangan paling cabul. Sampailah di puncak goyangan Markenes dengan memutar bokongnya dan menghentakkannya ke depan "Joss! Joss! Joss!" sambil tangannya membeliakkan kelaminnya bule Prancis itu muncrat juga. Ia terkulai bertekuk lutut menyembah Markenes.
Acara ditutup tepat saat Matahari memecahkan selangkangan horizon Timur dengan pendar-pendar cahaya cahaya merah keemasan. Semua penonton memberikan standing applause kepada Marekenes. Pambudi menutup acara dengan mengahturkan terima kasih kepada penonton dan semua pihak yang mensukseskan acara ini.
Lima pemuda progresif itu berhasil menghelat acara "Tarian Dari Surga" dengan menjungkirbalikkan norma, etika, dan dogma yang agung. Mereka berhasil membuat semua orang memuja kelamin dan kemolekan Markenes. Mereka sukses menguangkan, mengkapitalisasi, menjual Markenes. Mereka sukses membuat orang-orang makin memuja berhala "uang."
.............. Lanjutan ceritanya "CAHAYA DARI TIMUR"
Galela, 21 Nopember 2016
Oleh : S.S. Van Beuteles
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro