Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bagian 15

"Sudah limaratus yang booking tiket, kawan!" sergah Kuntarto.

"Wow! Luar biasa. Bagaimana pengaturan waktu pertunjukannya?" Tanya Bambang.

"Sepertinya kita buat dua hari sekali. Bagaimana kalian setuju?"

"Mampu enggak kita mengelolanya?" tanya Lukito.

"Aku rasa mampu." kata Bambang.

"Kita bisa meraup banyak keuntungan, dan multiple effect nya akan banyak dirasakan masyarakat," sela Pambudi.

"Wah kalau untung rugi, Pambudi langsung nyaut," kelakar Ishom.

"Haha.." semua tertawa penuh optimisme dan ambisi.

Para iblis yang menguping pembicaraan mereka ikut bersorak sorai. Iblis penghuni pohon beringin tua di samping balai desa itu bergoyang menari, tanda kemenangan.

"Anak-anak muda yang hebat! Kreatif! Visioner! Revolusioner!" kata iblis senior.

"Sekutu kita memang hebat-hebat boss!" sahut iblis lain.

Para iblis terus menari tanpa busana. Laki-laki dan wanita menjadi satu tanpa batas muhrim, halal-haram, sah-tidak sah. Tarian erotis mereka selalu diakhiri dengan persenggamaan liar dimanapun tempatnya.

Lima pemuda progresif itu masih terus mematangkan rencana pergelaran "Tarian Dari Surga" itu. Sampai detail sekali, semua celah yang mengakibatkan acara itu menjadi gagal dibahas tuntas.

"Aparat keamanan kita libatkan semua. Dari hansip sampai tentara," kata Kuntarto.

"Harus, Kun. Kalau tidak bisa diobrak-abrik kita."

"Bagaimana dengan para preman kampung?" tanya Lukito.

"Mereka kita libatkan di pengamanan parkir kendaraan, pengawalan wisatawan, dan mengintimidasi warga yang menolak pergelaran ini."

"Cerdas kau, Kun," tukas Pambudi.

Sebuah panggung sudah berdiri di tengah pesawahan. Panggung berukuran enambelas meter persegi. Panggung sederhana yang terbuat dari bilah-bilah papan yang diapit sedemikian rapi. Lalu diletakkan pada drum-drum minyak yang difungsikan sebagai kaki penyangga. Panggung itu tak beratap, tetapi dikelilingi kain putih transparan yang berkibar-kibar. Nampak artistik sekali.

Tempat duduk penonton melingkari panggung juga hanya berupa bilah papan yang diberikan kaki - kaki. Ini pertama kali pertunjukan tari striptise yang digelar outdoor dan bernuansa naturalis. Dan pertama juga penarinya adalah orang gila karena kehilangan kelamin suaminya. Meski gila Markenes luwes sekali menari bugil dan mengacak-acak perasaan penontonnya. Dulu sebelum terpasung, ia selalu membuat penikmatnya tergila-gila.

Para wisatawan sudah mulai berdatangan ke Desa Sindang Sari. Hampir semua blonde, londo berhidung mancung, bermata biru, dan berambut pirang seperti rambut jagung. Mereka menginap dan membaur dengan masyarakat desa. Semua objek yang menarik perhatian mereka, menjadi bidikan kamera. Orang yang mengerek timba di sumur. Orang yang menuntun sapi. Perempuan yang menggendong rinjing dan menggandeng anaknya. Anak-anak yang bereneng di kolam kedukan batu bata.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro